Share

DI MANA KITA BERCINTA?

Penulis: Ema Ryosa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 00:21:54

"Karena...." Samantha sedang menimbang bagaimana penyampaian yang tepat, yang bisa meminimalisir kerusakan.

"Karena dia hanya bualanmu saja?"

"Anakmu itu nyata."

"Bagaimana mungkin kita bisa bikin anak kalau kita bertemu di alam maya? Di mana kita bercinta? Market place?"

Samantha mengabaikan ejekan sinis si pria, ia tidak tahu harus mengatakan apa, pria ini salah mengira bahwa Samantha adalah ibu bayi itu, akan tetapi kalau Samantha membantah sekarang sepertinya makin membuat dia mengira ini telepon iseng!

Yah sudah salah dari awal, nanti dia akan memikirkan cara untuk mengklarifikasi seandainya bisa, kalau pria ini menolak tanggung jawab toh mereka hanya hidup bertiga, untuk apa harus repot-repot membenarkan semuanya? Bodo amat dengan pria ini.

Mungkin karena tidak mendengar jawaban atau tanggapan dari pihak Samantha, maka si pria mengulangi pertanyaannya dengan nada lebih mendesak.

"Jawab aku! Dimana kita bercinta?"

"Grand Hyatt Melbourne," jawab Samantha mengutip cerita Tina.

Hening....

"Kapan?"

"Sembilan bulan yang lalu."

Kembali terjadi jeda...waktu berjalan tanpa percakapan.

"Kapan kita bisa bertemu?"

"Untuk apa?"

"Untuk membuktikan bahwa dia bukan anakku! Hanya dengan melihatnya aku akan tahu dia 'navarell' atau bukan."

"TIDAK BISA!"

"Maksudmu?"

"Maksudku kau belum bisa menemuinya."

"Dari tadi kau bersusah payah untuk meyakinkan aku bahwa aku menelantarkan anakku di luar sana, sekarang giliran aku mau melihat dia, kau bilang tidak bisa. KAU MEMBINGUNGKAN! Pernah ada yang bilang itu padamu?"

"Aku sudah menghentikan usahaku yang kau bilang bersusah payah itu, malah kau yang terus meneleponku, Sir. Makanya hentikan sekarang. Stop!"

"Sudah terlanjur! Kita selesaikan sampai tuntas, katakan dimana aku bisa menemukan kalian dan jangan lagi menjawab TIDAK BISA, TIDAK PENTING."

"Memang benar bahwa kau tidak bisa menemui kami sekarang karena_"

"Karena apa?"

"Karena anakmu belum lahir."

Kembali pria itu tertawa lepas.

Setelah selesai dia berkata dengan suara begitu ringan.

"Thank you again."

" Jangan meneleponku lagi, aku akan menghubungimu selesai persalinan."

"Kapan dia lahir?"

"Coming soon."

Lalu Samantha menutup teleponnya.

Di ujung yang lain, Chase Navarell memandang ponselnya masih dengan senyum samar yang tersisa di sudut bibirnya.

Baru saja dia tertawa lepas, benar-benar lepas hingga sekretarisnya melongokkan kepala di pintu.

Chase Navarell yang sekretarisnya tahu adalah Chase si pengusaha Midas yang luar biasa dingin dan tak tersentuh.

Awalnya Chase Navarell sangat terganggu dengan ponselnya yang terus-menerus berdering, akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat nomor asing yang terus muncul di ponsel pribadi yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh keluarga saja, bahkan para teman wanitanya tak satu pun yang memiliki nomor itu, jadi saat ada nomor asing masuk di sana Chase Navarell sangat heran.

Apalagi kemudian dia tahu bahwa itu bukan telepon nyasar, wanita itu memang mencarinya.

Wanita berlidah tajam.

Chase Navarell berusaha mengabaikan bayangan wanita berlidah tajam tapi cerdas itu dan memusatkan perhatian pada setumpuk dokumen yang ada di hadapannya.

Banyak sekali wanita yang datang dan mengklaimnya sebagai ayah dari anak mereka, hanya saja biasanya mereka datang dengan wajah sedih, dengan tampilan sengsara, dengan kalimat menghiba-hiba memohon belas kasihan dari dirinya.

Wanita ini berbeda.

Bukannya memohon dia malah mencaci, bukannya memelas dia malah berteriak dan menyuruh Chase Navarell melupakan!

Chase Navarell menekan nomor sekretarisnya

"Yes, Sir?"

"Tolong kau lihat catatanmu, sembilan bulan yang lalu aku sedang berada dimana, cek sekarang lalu beritahu aku."

"Persis sembilan bulan, Mr Navarell?"

"Satu minggu sebelum dan satu minggu sesudahnya, didalam rentang itu adakah aku melakukan perjalanan ke luar negeri."

"Yes, Sir."

Hanya 2 menit kemudian telepon di meja Chase Navarell sudah kembali berdering.

"Sembilan bulan yang lalu ada jadwal pembukaan cabang perusahaan support tambang di Melbourne, Mr Navarell."

"Jadi memang aku ada di Melbourne?" Chase seperti bergumam sendiri, karena kenapa tidak ada dalam memorinya?

"Tidak Sir, rencananya memang Anda yang meresmikannya hanya saja Anda batal menghadirinya, Mr Navarell!"

"Siapa yang kita utus berangkat? Orang kita dari kantor pusat Brisbane?"

"Sepertinya tidak, karena di kantor pusat sendiri ada acara gathering, Mr Navarell. Jadi kemungkinan besar kirim orang dari Indonesia! Lalu, karena tidak ada dalam catatan saya maka saya berpikir ini pasti pihak keluarga, Sir. Kalau karyawan dan bukan keluarga, pasti saya catat untuk keperluan klaim biaya pesawat ."

"Baiklah!"

Chase bersandar di kursi, dengan tangan di dagu. Pihak keluarga? Jadi bisa jadi yang berangkat salah seorang dari adik-adiknya atau bisa siapa saja kan(?)

"Ada lagi yang bisa saya bantu, Sir?"

"Panggil Salim ke sini!"

"Baik, Sir."

Chase menerawang, fokus dan rutinitasnya yang biasa seputar pekerjaan jadi teralihkan, dibanding masalah 'anak' yang di bawa wanita bermulut tajam ada masalah yang jauh lebih mendesak : dia terpaksa harus menikah!

Itu sangat mengganggunya, lebih baik punya anak daripada punya istri!

Tak lama kemudian nampak Salim membuka pintu ruangan Chase.

"Ada apa, Bos?"

"Salim, masuklah. Ceritakan perkembangan penyelidikanmu dan tim legal sudah sampai mana?" Chase ingin tahu sampai di mana upaya mereka menggagalkan klausul tidak masuk akal di akta pendirian perusahaan milik kakeknya.

"Cukup sulit, kami bahkan sudah minta tolong orang-orang dari KEMENKUMHAM akan tetapi mereka bilang klausul itu tidak bisa di ubah."

Chase memandang Salim, sahabat sekaligus wakilnya, dengan pandangan gusar.

"Apa tidak sebaiknya kau menemui kakekmu tersayang? Grandpa favorit?"

"Sudah ku lakukan dan jawabannya, para pendiri perusahaan itu adalah orang-orang yang bahagia hidup berkeluarga, jadi klausula para pengendali haruslah berstatus menikah itu WAJIB dan tidak bisa di ganggu gugat!"

"Jadi opsinya adalah merelakan perusahaan kakekmu atau kau menikah!"

Kalimat Salim membuat Chase termenung.

"Kakek pasti merana jika perusahaan itu jatuh ke tangan orang lain," gumamnya.

"Off course, kalau begitu satu-satunya jalan jika ingin menyelamatkan kerajaan kakekmu, kau harus menikah!"

"Pasti ada jalan lain, aku akan menemui kakekku begitu dia pulang dari perjalanan panjang bulan madunya yang entah ke berapa."

Salim tertawa.

"Aku heran, kau sangat menyayangi kakekmu yang begitu berbahagia hanya dengan satu wanita, tapi kau tidak tertarik mengikuti jejaknya, aneh!"

"Karena lingkungan ku orang-orang kawin cerai seperti domba, salah satunya kau!"

Tawa Salim kembali terdengar.

"Sorry Bro, aku 'turun naik' tapi bukan kawin cerai."

"Oleng kau!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   WANITA DARI ALAM MAYA

    Daun yang berguguran mengiringi langkah Samantha memasuki rumah sakit. Hari ini dia akan membawa pulang Tristan Navarell, dia menamai si baby persis sesuai permintaan terakhir Tina. Karena persalinan yang sulit Tina akhirnya meninggal dunia dan dua bulan lamanya Tristan harus dirawat intensif di rumah sakit. Samantha menghampiri ruang pembayaran dan administrasi."Bu, saya akan membayar biaya perawatan pasien VViP 901." "Bik Bu, silahkan duduk saya cek terlebih dahulu." Samantha hanya mengangguk sambil berharap secepatnya dapat diselesaikan, karena sejak dia kehilangan Tina, Samantha selalu merasa susah bernafas jika sudah masuk area rumah sakit. Dia tahu itu psikis, karena kenangan akan Tina, akan tetapi sesaknya nyata hingga dia harus sering-sering mengirup nafas panjang."Bu, tagihannya sudah nol.""Nggak mungkin, karena Tina tidak punya siapa-siapa." "Ok, saya cek kembali." Sambil menunggu, Samantha mengirim pesan kepada Bianca y

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MENGEJAR SANG PENGUASA

    "Silahkan duduk." Dengan setengah hati wanita itu mempersilahkan Samantha duduk.Melihat penampilan Samantha yang sederhana dan tidak mengikuti mode mungkin dia berpikir Samantha akan kikuk dengan sekeliling yang meneriakkan kemewahan.Samantha tidak pernah gentar dengan kekayaan, semewah apa pun, semegah apa pun, akan tetapi siang hari ini memang dia tidak terlalu percaya diri karena dia tidak sepenuhnya jujur dan itu tidak pernah terjadi dalam hidupnya. Jadi dia gugup dan nervous, akan tetapi jika dia tidak melanjutkan rencananya dia takut Tristan akan diambil darinya.Dia tahu Tristan bukan haknya tapi dia ingin memastikan Tristan mendapat perawatan dan mendapat kasih sayang yang baik sebelum dia melepaskannya. Samantha pun mengambil majalah yang kebetulan memasang wajah Tina, sang super model sebagai covernya. Tampilan Tina di cover itu begitu ceria karena foto itu diambil jauh sebelum Tina masuk rumah sakit. Samantha merasa matanya basah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PLAKKK!

    Chase menunggu di kantornya dengan gelisah, dia tahu begitu melihat bayi yang akan di bawa wanita bermulut tajam itu, dia bisa langsung pastikan itu anaknya atau bukan, itu keturunan Navarell atau bukan!Tak lama pintu terbuka. Chase mengerutkan keningnya. Wanita yang berdiri di pintu segera masuk dan menutup pintu di belakangnya. Mereka saling memandang, kerutan di kening Chase makin dalam. Chase masih belum bersuara hingga suara lembut memecah kesunyian. "Kau memang pria plin plan." Chase terkejut dan seketika mengangkat keningnya. "Kau memang bermulut tajam," balas Chase. "Tadi..kau menyuruhku kembali, tapi sekarang..hanya melihat wajahmu aku tahu bahwa kau menginginkanku pergi, apa namanya kalau bukan tidak berpendirian?" "Aku mengira kau membawa bayimu, untuk apa kau sudah payah menemuiku tanpa membawa bayimu? Aku bermaksud memastikan bahwa itu memang keturunan Navarell, tapi sekarang aku tahu pasti dia bukan anakku." "Dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   GAIRAH TERPENDAM

    Tujuh hari berlalu sejak insiden wanita jelek dan bermulut tajam di kantornya. Sore ini Chase bergegas ke rumah kakeknya yang menyuruh dia datang segera. 'nggak biasanya kakek mempercepat perjalanannya, memangnya apa yang sangat penting? Pasti tentang pengambilalihan perusahaan yang ujung-ujungnya sudah bisa di tebak, aku harus menikah!' Chase bermonolog dalam hati, karena kedekatannya dengan sang kakek, seringkali dia bisa menebak apa yang akan kakek lakukan bahkan sebelum sang kakek bilang. Di teras Chase melompati dua anak tangga sekaligus lalu begitu sampai di ruang tamu langkahnya terhenti. Wanita bermulut tajam itu sedang duduk di samping kakeknya. "Kau? Berani-beraninya kau menemui kakekku? Kau memang parah!""Diam Chase." "Kakek, jangan dengarkan dia." "Duduk, Chase!""Kakek..""Dengarkan kakek, waktumu hanya tinggal 8 bulan, pilihannya kau menikahi Samantha atau semua saham kakek, kakek jual kepada pemilik saham yang lain." "

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE!!

    DELAPAN BULAN KEMUDIAN.Chase baru saja turun dari jet pribadinya, dia sedang berdiri mengamati sekitar mencari kekasih terakhir yang memaksa untuk menjemputnya. Chase selalu lebih merasa nyaman jika sopir yang akan menjemputnya karena mereka lebih tepat waktu dibandingkan orang lain. Seperti saat ini, sudah tiga menit dia mencari belum juga terlihat tanda kehadiran kekasihnya. Tiba-tiba terdengar bunyi suara barang jatuh tidak jauh dari tempatnya berdiri.Chase melihat seorang wanita paruh baya sedang kerepotan dengan seorang anak kecil. "Mana Mommy..mommy." anak kecil itu awalnya merengek lama kelamaan meraung. Saat melewati Chase, si kecil meronta hingga nyaris jatuh dari gendongan kalau saja Chase tidak reflek menangkapnya.Si kecil memandang pria besar di hadapannya lalu dia menangis pelan, tidak lagi meronta-ronta, mungkin dia sudah bisa mengerti bahwa ada orang asing yang akan memarahi jika dia nakal.Ibu itu pun berhenti, duduk di kursi kemudian memberi si kecil minum

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERTEMUAN TAK DISENGAJA

    Samantha-pun kembali mencium anaknya sambil tak hentinya bersyukur dalam hati karena dia tetap memakai penyamarannya. Dia tidak mengira akan kembali bertemu dengan Chase Navarell.Delapan bulan yang lalu Chase mengusirnya dan dia pergi dengan hati lega karena dia sudah berusaha melakukan tugasnya mencari ayah kandung Tristan, kalau Chase menolak berarti tugasnya sudah selesai, dia akan merawat dan membesarkan anak Tina seperti janjinya pada almarhum sahabatnya itu.Walaupun dengan adanya Tristan dia harus mengurangi jadwal show-nya.Tadinya sebelum naik pesawat, dia sempat berpikir hanya memakai kacamata hitam saja, tapi dia mengurungkan niatnya karena saat dalam penyamaran jadi gadis kedodoran yang sederhana dengan wig dan kacamata vintagenya, dia bisa lebih leluasa karena tidak ada fans dan para paparazi yang membuntutinya. Untunglah nalurinya membantu menyelamatkan dirinya dari keadaan yang lebih rumit karena ternyata dia bertemu dengan Chase Navarell, penguasa arogan yang mengh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   KALIAN MEMUAKKAN

    "Ya, dulu kau butuh istri untuk memuluskan rencanamu!" Gumam Samantha. Samantha bisa melihat Chase memahami maksudnya, tapi tidak ada kalimat tanggapan yang keluar dari mulut pria tampan arogan itu.Saat itu mulai terdengar bel dari mobil yang mengantri di belakang mereka. "Naiklah!" Samantha melirik antrian mobil yang makin panjang, dengan terpaksa Samantha masuk diikuti oleh Mrs Barbara. Chase menatap Samantha dan Tristan yang sudah merebahkan kepalanya karena lelah."Aku bisa menggantikanmu menggendongnya." Chase menawarkan diri untuk menggendong Tristan.Samantha terdiam lalu menggeleng.Tiba-tiba Tristan mengangkat kepalanya dan memandang Chase lalu tersenyum.Samantha terkejut melihat Tristan yang biasanya tidak mudah dekat dengan orang baru, selama apa mereka berdua berkomunikasi sebelum Samantha tiba? Tristan memandang Mommy-nya, lalu memandang Chase sambil membuka mulut mungilnya. "Dada..da." Raut wajah Chase berubah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   RUMIT

    Chase sangat heran karena tubuh Samantha begitu ringan, rasanya seperti sedang menggendong Tristan. “Apa saja yang dia lakukan sampai tubuhnya sangat ringan seperti seorang bayi?”batin Chase penuh dengan rasa penasaran.Karena sulit dipahami bagi nalar Chase, tubuh Samantha yang terlihat besar beratnya terlalu ringan. Sambil menggendong, Chase berusaha menekan rasa herannya.Selama dalam perjalanan Samantha masih tetap tertidur, tidak terbangun sama sekali, akan tetapi saat Chase membaringkannya Samantha segera terbangun dan keheranan melihat Chase sedang bersamanya...di dalam kamar tidurnya."Kau belum ... belum pulang?” tanya Samantha sambil mulai menutup mata, dia berusaha menunggu jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan. Sepertinya jawaban paling sederhana pun tidak bisa langsung Samantha cerna, karena begitu payah tubuhnya."Aku akan tinggal." "Tinggal?""Aku tidak akan pulang, aku tetap di sini!" ucap Chase dengan sangat yakin."Kau tidak bisa tinggal ... di sini,”

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SEE YOU SOON...

    Alana Drew! Penyanyi favoritnya!Dokter Dominic berusaha melegakan tenggorokannya sebelum menjawab pertanyaan Samantha. "Benar, ada yang bisa saya bantu Ms Alana Drew?" Samantha tidak terkejut mendengar panggilan itu karena dia tahu wajahnya yang tanpa penyamaran pasti langsung dikenali di manapun dia berada."Aku harap kau merahasiakan keberadaan ku disini," pinta Samantha."Jangan kuatir, apa yang bisa saya bantu?""Anak saya merengek dan gelisah sejak bangun." "Baiklah, saya akan periksa, mungkin bisa dibaringkan dahulu? Siapa namanya?" "Tristan, dokter." Samantha segera membaringkan Tristan yang seketika menangis dengan keras ketika merasa kehilangan pelukan ibunya."Wow, wow...keras sekali anak Mommy menangis, anak hebat...mari kita lihat apa yang salah ya." Dengan lembut dan sambil berbicara dokter Dominic melakukan pemeriksaan menyeluruh dan kondisi Tristan yang menangis tidak menjadi halangan, terlihat bahwa sang dokt

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   HOT BUT SMOOTH 5 : NYARISSSS

    Tidak adanya penolakan dari Samantha membuat gairah Chase naik secepat kilat, 'tubuh' nya membengkak sempurna. Chase makin menekankan tubuhnya, memeluk istrinya erat-erat seakan bisa meredakan gairahnya. "Sayang, masih ada yang ingin kau katakan?" tanya Chase, sejenak melepaskan ciumannya. Samantha menggeleng. "Aku dimaafkan?" Samantha kembali menggeleng. Chase terkejut. "Kita sama-sama salah, Chase. Tidak ada yang perlu dimaafkan." "Kita mulai awal yang baru ya, Sayang. Tanpa perjanjian! Selamanya kau adalah Mrs Navarell!" Kembali Chase melanjutkan cumbu rayu yang sempat terhenti. Chase selalu tahu bahwa istrinya bisa begitu cepat menaikkan gairah dan hasratnya. Akan tetapi hari ini sangat luar biasa hebat. Chase menurunkan tangannya dan meremas bokong Samantha, lalu menekan tubuh Samantha makin rapat dengan gerakan yang begitu sensual, hingga terdengar

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PERJANJIAN BERAKHIR

    Sepanjang hari irama Chase melambat, dia menghitung sisa waktu sampai ke pukul 12 malam, saat perjanjian berakhir."Bos, ada tawaran besar dari klien kita, line satu." "Bereskan." Chase langsung memberikan instruksi lisan kepada wakilnya. "Bro, nggak nanya sebesar apa?" "Bereskan, Lim." "Oke." Kembali Chase melihat dokumen di hadapannya, akan tetapi fokusnya sudah bercabang. Dia merencanakan untuk memberi perhatian dan waktu sepenuhnya bagi Samantha saat mereka telah bertemu dan menemukan kata sepakat nanti. Giliran Chase yang menelepon Salim. "Lim, kemari." Hanya selang sesaat Salim sudah mengetuk pintu ruangan Chase. "Gitu lah, Bro! Top! Apapun yang terjadi bisnis is number one! Aku sambungkan langsung dengan klien kita, ok?" Chase langsung mengangkat wajahnya. "Kau belum bereskan?" Giliran Salim yang bingung."Sudah, tapi nggak tuntas karena dia minta bertemu langsung dengan decision maker." "Kan aku udah kasih kamu wewenang khusus, Lim. Kamu tinggal bilang kan kalau

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SURPRISE

    Chase bersama Salim sedang menghadiri gala dinner dari perusahaan rekanan yang cukup besar yang diselenggarakan di sebuah hotel berbintang lima. Chase mengupayakan datang karena mereka telah mengirim undangan sudah lama sekali. Mereka sedang duduk di meja undangan VVIP ketika sang pembawa acara mulai membuka rangkaian acara."Salim, kenapa acara baru dimulai?" Gumam Chase heran. Salim yang mendengar kalimat Chase hanya diam saja, memang Chase tidak tahu karena undangan Salim yang pegang. "Kau akan terhibur malam ini, duduk santai sajalah, Bos." "Tiga puluh menit lagi aku akan pergi.""Lhaaa, belum juga pegang tangan dengan Mr Ramji." "Kau saja yang tinggal, bilang mendadak aku ada urusan penting." Chase berusaha menahan diri, sebenarnya jangankan tiga puluh menit lagi, sebenarnya tadi Chase enggan untuk datang. Sejak Samantha pergi, hari hari hidupnya hanya dihabiskan dikantor, sendiri dengan dokumen, dikelilingi dinding-dinding kantor yang membisu, menghitung detik demi de

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   MERINDUKANMU...SANGAT!

    Bianca menatap wajah jelita sahabatnya yang sedang memandang dengan tanda tanya besar di matanya. Melihat temannya hanya diam saja, Bianca berinisiatif untuk mengorek isi hati Samantha. "Gimana pendapatmu setelah mendengar ceritaku?" Nampak Samantha menggigit bibirnya."Mungkin apa yang dilakukannya terdorong oleh tanggung jawab yang besar terhadap Tristan." "Wrong answer, pilih jawaban lain." Nampak Samantha sedang berpikir mencari jawaban lain. "Mungkin dia takut kakeknya marah?""Kau yang lebih mengenalnya, menurutmu dia takut?" Samantha menggeleng. "Kalau kau lihat wajahnya kau akan tahu seberapa dalam kesedihannya, itu yang mendorong dia melintasi samudra secepatnya." Samantha tidak menjawab, tapi anehnya kondisinya sudah jauh lebih baik dibanding saat Bianca datang."Kalau kau tanya apa yang memicu kesedihannya, hanya kalian berdua yang bisa jawab? Urusan ranjang terpanas? Gaya terheboh? Atau_""Bi, memangnya besok kamu nggak ada shooting film?" Samantha memotong untuk

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   (BUKAN) PUNGGUK MERINDUKAN BULAN

    "Kenapa? Apa Tristan sakit?" tanya Chase mengingat kebiasaan Samantha yang sangat cemas saat Tristan sakit. "Tristan sehat," jawab Arnold. "Istriku..apakah dia baik-baik saja?" Arnold tidak menjawab, dia memandang Chase dengan tajam."Tadinya tidak, tapi sekarang dia sudah baik-baik saja, aku katakan padanya di bumi ada berjuta-juta pria yang mau mati bagi dia."Chase maju dan langsung mengangkat kerah leher Arnold. "Samantha istriku, selamanya dia istriku!" "Kalau itu yang ada di benakmu, seharusnya yang keluar dari mulutmu bukan hal yang menyakitkan hatinya." Chase menggertakkan giginya menahan rasa marah, bukan kepada Arnold, lebih kepada diri sendiri karena kalimat Arnold seketika mengingatkan dia akan kebodohannya menyuruh Samantha pulang! "Kalian apa-apaan sih?" teriakan Bianca membuyarkan lamunan Chase.Segera Chase melepaskan cengkeramannya lalu berlalu meninggalkan kedua sahabat Samantha, dia berjalan dengan posisi bahu turu

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   SELAMANYA KAU ISTRIKU!

    Dokumen? Chase ngeri mendengar kalimat Bianca. Seketika Chase mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Samantha. Chase memandang layar, dia sangat gelisah. Dia ingin sekali mendengar suara istrinya. 'Pleaseeee Sam! Please angkat, Sam.' Waktu terus berputar.... Detik demi detik terasa sangat lama hingga akhirnya telepon diangkat. Ada yang berdesir di dada Chase saat menunggu suara lembut yang dirindukannya. Chase senang sekaligus sedih, banyak sekali yang ingin dia katakan namun lidahnya kelu. "Chase?" Chase sampai tidak bisa berkata-kata, lehernya tersumbat. Bahkan iya kesulitan untuk menelan salivanya, pikirannya tiba-tiba kosong seolah ada sesuatu yang membuatnya takut, sebuah kata yang tak ingin ia dengar keluar dari bibir Samantha. "Chase?" kembali Samantha bertanya. Chase menarik nafas sebelum menjawab pertanyaan istrinya. "Sayang....kamu di mana?" "Maaf aku sudah jauh, tapi kalau kamu mau mengirim dokumen perc_" "CUKUP, SAM! Tidak akan ada percera

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   COMPLICATED

    "Mom?" "Hai, Sayang." Mereka saling berpelukan, lalu Chase mempersilahkan ibunya masuk, sebaliknya Chase turun dari teras menuju mobil ibunya. Chase membuka pintu..lKosong... Chase terdiam dalam posisi kepala tertunduk sambil memegang pintu dalam waktu yang cukup lama. Lalu dia berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di hadapan ibunya. Sambil menangkupkan kedua tangannya, Chase bertanya. "Samantha yang mengirim Mom ke sini?" Nampak raut keheranan di wajah ibunda Chase. "Mom, Samantha pasti marah karena kejadian kemarin, sampai dia mengirim Mom ke sini." Tidak terdengar jawaban apapun dari ibunya membuat Chase menegakkan badannya dan memandang ibundanya. "Betul kan, Mom?" Ibunda Chase menggelengkan kepala perlahan. Chase mengernyit melihat gelengan ibunya. "Istriku tidak pergi menemui, Mom?" tanya Chase dengan kecemasan yang kental mewarnai suaranya. Siapapun pasti bisa menangkap nada saya

  • Bertanggung Jawablah, Bos Arogan!   PENYESALAN YANG DALAM

    Deg!Samantha kebingungan, nge-blank...'Aku yakin banget kan menuju rumah Mama, tadi aku punya alasan masuk akal, kenapa sekarang jadi nggak ada?' Samantha menarik nafas panjang...lalu ingat. "Oh, kan Samantha baru pulang dari Aussie, Ma." "Oh iya, Mama sampai lupa, ini langsung dari bandara ya, maklum Mama udah tua, Sam." Samantha diam saja, tidak membenarkan kalimat ibu mertuanya. "Maafkan Sam, Ma.' batin Samantha, dia merasa bersalah karena tidak bercerita secara utuh tentang apa yang terjadi. "Ma, Sam jemput Tristan dulu ya." "Yukkk.." Sedang mereka berjalan menuju kamar Tristan, Samantha mendadak teringat sesuatu. "Oh ya Ma, boleh Samantha titip ini, Ma?" Ibu mertuanya berbalik dan menatap apa yang Samantha pegang.Jam tangan! "Ini jam tangan siapa?" "Ini jam tangan ayahnya Tristan, Mam. Sejauh ini kami belum berhasil menemukan siapa pemilik jam tangan ini, jadi boleh titip dulu di Mama, mungkin Mama punya cara lain untuk menemukan siapa pemilik jam tangan ini, Ma."

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status