Share

Kabur

Lama menunggu Adrian, Hanna jadi tertidur di kamar. Dia terbangun oleh suara bel yang berbunyi nyaring.

Hanna segera membuka mata dan melihat ke arah jam dinding. Dia merasa panik. "Itu pasti Adrian," gumamnya.

Hanna berlari ke arah pintu, hendak membukanya. Namun, tiba-tiba dia teringat oleh sesuatu dan mengurungkan diri untuk membuka pintu kamar itu.

"Gawat! Wajahku!" Hanna memegangi wajahnya yang masih polos tanpa riasan. Dia menoleh ke arah kaca dan melihat pantulan wajahnya.

"Adrian tidak boleh melihatku seperti ini. Dia bisa mengenaliku sebagai Hanna. Tidak! Aku harus berdandan sebelum dia melihatku seperti ini. Ini baru awal. Penyamaranku tidak boleh ketahuan sekarang." Hanna berlari ke arah kaca rias. Dia bergegas memakai bedak, lipstik, dan segala perlengkapan untuk mempercantik diri.

Suara bel pintu masuk tidak juga berhenti. Bahkan suaranya semakin nyaring dan cepat. Sepertinya sang tamu sudah tidak sabar agar tuan rumah segera membuka pintunya. Dengan terburu-buru, Hann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status