Sebuah api unggun menyala di tengah hutan. Dengan pohon rindang yang berada di belakang punggungnya, Arias menatap langit malam yang kosong. Tidak ada bintang sama sekali.“Arias.”Pilav datang dari arah Arias sebelumnya masuk. Meski sudah empat tahun berlalu, mereka berdua masih mengingat lokasi favorit mereka. Hutan ini berada tidak jauh dari pusat. Biasanya tempat ini digunakan untuk latihan bertarung dan memburu hewan. Pertama kali mereka menemukan tempat ini adalah ketika latihan bertarung bersama temannya yang lain. Di saat yang lainnya pulang, mereka berdua memutuskan untuk menetap dan memasang api unggun.Arias menoleh ke arah si pemanggil. Ia menepuk bangku kayu yang ada di sebelahnya—menyuruh untuk duduk. Mengikuti perintah Arias, perempuan berambut hitam itu pun duduk di sampingnya.Malam itu dingin sekali. Jika tidak ada api unggun, maka mereka berdua bisa membeku.“Sudah lama kita tidak duduk di depan api unggun,” ucap Pilav.“Aku rasa ini waktu yang tepat untuk itu.”“M
Saat matahari belum terbit, Pilav membuka matanya. Ia tidak menyangka bahwa dirinya tertidur di tempat terbuka. Di depannya masih ada api unggun yang terus menyala. Jauh di depannya, ada Arias yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum ke arahnya. Pria itu sedang berjalan mendekatinya. Pilav pun refleks membalas senyumannya.Tiba-tiba, kobaran api yang awalnya terkurung oleh kayu itu mulai menyebar ke tanah—membakar rumput. Pilav terkejut ketika menyadari hal itu. Ia hendak bangun untuk mematikan apinya. Namun, badannya tidak bisa digerakkan sama sekali.Pilav menatap ke arah Arias yang masih berjalan ke arahnya. Pria itu berjalan seperti biasa, seperti tidak melihat ada api yang menyebar. Mata Pilav membulat. Ia ingin meneriaki nama Arias, namun tidak ada suara yang keluar.Lama-kelamaan, situasi semakin kacau. Api itu mulai menjalar ke pepohonan. Pilav masih tidak bisa bergerak. Ia hanya bisa menggerakkan matanya. Di depannya, Arias masih tersenyum menatapnya.“ARIAS!” teriak
“Tyra akan dibebaskan hari ini,” ucap Seth.“Tyra sudah dinyatakan tidak bersalah?” tanya Pilav. Suasana di markas sedikit berbeda. Biasanya, Pilav adalah yang paling jarang bicara. Namun kali ini, hanya dirinya yang bereaksi.Di sana, hanya Pilav yang tidak mengetahui hal itu. Nyridia mengetahuinya karena ia sedang berada di jadwal menjaga kantor pusat sebagai pengawal tambahan. Banyak orang kantor yang membicarakan soal Tyra. Sehingga, Nyridia mendengarnya di mana-mana. Kalau Eugene, ia mengetahuinya dari ayahnya sendiri yang memberi keputusan tersebut.Sudah beberapa hari ini Tim Elite tidak berkumpul. Mereka semua sibuk melakukan kegiatan masing-masing. Ini membuat mereka tidak bisa saling memberi informasi secara langsung.“Tyra memiliki bukti kuat untuk alibinya di saat kejadian ledakan dulu,” jelas Seth. “Dia yang memberikan buktinya kepadaku. Aku juga sudah melaporkannya kepada Tuan Herreros.”“Apa buktinya?” tanya Pilav.“Leon’s Crystal, sebuah perangkat dari Alba yang bisa
Alkisah di sebuah kerajaan megah bernama Alba, terdapat tiga bersaudara: Lovia, Lalia, dan Leon. Mereka bertiga awalnya sangat dekat—sangat menjunjung tinggi persaudaraan. Namun, ketika ayahnya sakit keras, sifat asli mereka terbongkar. Mereka bertiga memperdebatkan siapa yang akan menjadi penerusnya. Lovia sebagai anak sulung, tentu adalah orang yang paling mungkin untuk menjadi penerus kerajaan. Tetapi, di balik itu, ia memanfaatkan senioritas ini dengan menginjak-injak kedua adiknya. Tingkahnya ini tidak membuat sang ayah semakin membaik dari penyakitnya.Lalia adalah anak tengah. Dirinya sering sakit. Sejak lahir, kondisi tubuhnya memang tidak sepenuhnya sehat. Karena itu, ia sering dijumpai di kamarnya dengan berbagai perawat yang mengawasi keadaannya. Dengan situasinya yang tidak mendukung itu, ia tetap ingin duduk di singgasana. Leon, anak bungsu sekaligus satu-satunya anak laki-laki, membanggakan dirinya. Karena secara hukum, seharusnya laki-laki lah yang meneruskan kerajaan
Setelah menulis surat permintaan maaf, Klaus tidak langsung memberinya kepada Edberg. Sambil menggenggam kertas, ia juga melirik pria tua itu.“Apa saya boleh menanyakan sesuatu?” tanya Klaus.“Tergantung pertanyaannya.”“Bagaimana dengan Tyra? Apa dia juga diminta menulis surat ini? Atau dia dibebaskan?” tanya Klaus.“Tyra dipenjara karena pernah kabur dari Soleclar. Jadi, tidak perlu menulis surat permintaan maaf. Untuk kejahatan lainnya, dia sudah dianggap tidak bersalah,” jawab Edberg.Klaus melirik Edberg sebentar lalu kembali melihat tulisannya yang ada di kertas. Meski tulisan tangannya sulit untuk dibaca, namun si penulis masih bisa membacanya. Setelah selesai memeriksa ulang isinya, Klaus menyerahkannya kepada Edberg. Tangannya sedikit bergetar saat mengangkat kertasnya. Ya, pada dasarnya, dia masih ragu.Edberg segera membaca surat milik Klaus. Sesekali ia melirik si penulis surat yang ada di hadapannya. Terdapat ekspresi kecewa pada Edberg karena Klaus terlihat sangat tenan
Klaus memperlihatkan sebuah gambar yang berada di potongan kertas kepada Feather. Kertas itu ia dapatkan dari seorang perempuan di Soleclar, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tyra.Gambar itu seperti coretan asal. Ada bentuk segitiga yang diwarnai hitam penuh. Namun, di tengahnya ada bentuk persegi panjang yang tidak dipenuhi warna hitam. Klaus dan Feather terus menatapnya tanpa mengerti apa maksud dari gambar itu. “Segitiga … dan di dalamnya ada persegi panjang. Apa maksudnya?” tanya Feather.“Aku juga sejak tadi memikirkan itu,” jawab Klaus.Di rumah Feather kini hanya ada dirinya dan Klaus. Temannya itu memang sengaja untuk membicarakan soal gambar ini saat dua lainnya pergi. Felix pergi untuk berlatih bersama Eugene. Ini sudah beberapa kali Felix berguru pada Eugene. Sedangkan Arias pulang ke rumahnya.“Apa maksud Tyra, ya?” tanya Feather pada dirinya sendiri. “Apa dia memberi tahu sebuah tempat?”“Tempat, ya? Apa dia memberi tahu tempat disimpannya suatu barang?” tanya Klau
Menurut Seth, gua yang pernah ia masuki di Escalera ada lima. Dua di antara lima gua yang disebutkan Seth adalah lorong menuju bunker. Dua lainnya adalah tempat evakuasi darurat menuju wilayah perbatasan. Satu laginya adalah tempat persembunyian untuk Tim Elite. Selama tiga tahun menjadi kesatria, hanya itu yang pernah ia telusuri. Seharusnya, ada gua lain selain yang disebutkan Seth. “Andai saja Tyra bisa bicara lebih jelas,” jawab Klaus. “Dia suka sekali membuat kita bingung seperti ini.”“Klaus, aku tidak bermaksud menghina kakekmu. Tapi, seleranya agak aneh,” ucap Feather. Klaus tersenyum simpul. “Sepertinya dia terlalu mendalami perannya.”“Kalau dipikir-pikir, dia mirip Tyra juga. Apa itu alasan mereka saling kenal?”Seth sudah memberi tahu dengan rinci di mana letak gua-gua itu berada. Ia bahkan memberikan peta wilayah Escalera dan menandainya untuk Klaus. Tetapi, tujuan Klaus memintanya untuk ditandai adalah untuk menghindari tempat-tempat itu. Mustahil seorang pemimpin Esca
Tim Eria, Tim Elite, dan Bosley sudah berkumpul sesuai janji. Mereka bersembilan menunggu datangnya satu orang lagi. Tiba-tiba, Arias memecah keheningan di sana.“Pilav!” teriak Arias yang membuat semua orang melihat ke arahnya.“Apa?” tanya Pilav.“Itu … gelangnya! Kamu lepas?” Arias menunjuk ke arah tangan Pilav.Pilav tertawa kecil lalu menurunkan kerah bajunya. Terlihat Lalia’s Pendant yang sudah dimodifikasi olehnya menjadi kalung.“Gelang itu mengganggu saat aku bertarung. Aku mengubahnya menjadi kalung,” jelas Pilav.“Ah, begitu.” Terdengar embusan napas lega dari Arias.“Liontinnya cantik,” puji Nyridia.“Irinya … andai ada yang memberiku perhiasan juga,” gumam Eugene.Nyridia mencubit pinggang Eugene. “Belilah sendiri!”Arias dan Pilav hanya saling lirik. Orang lain mengira bahwa liontin itu merupakan pemberian dari Arias. Padahal, sejak awal, itu merupakan barang milik Pilav.“Paman, aku penasaran. Kenapa Tuan Lou bersedia untuk memberi informasi kepada kita?” tanya Feather