Share

Kehilangan

Lidah Ana berubah kelu. Matanya menyorot tepat pada wajah pria berambut cokelat, yang kini telah berdiri tepat di samping meja. Helaan napas terdengar dari Sintya, wanita anggun tersebut kembali menyesap tehnya sebelum bertanya, “Ada sesuatu yang perlu dia jelaskan padamu, Ana. Sebelum itu, aku harus memastikan apa kaubenar-benar mengenalnya?”

Dengan gerakan perlahan Ana mengangguk. Mata Ana masih menatap wajah pria yang merupakan putra dari Nindya itu. “Tentu saja. Sudah lama kita tidak bertemu. Sepertinya, kondisimu jauh dari kata baik-baik saja ya &

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status