Kecerdikan Farah
"Ya sudah Mbak, saya kasih nomor ini coba Mbak tagih ke dia!" ucap kita pada MUA itu.Gita mencoba memberikan nomor Farah untuk dihubungi oleh Cindy."Ini nomor siapa? Kenapa saya harus menagih padanya," tanya Cindy"Itu nomor kakak ipar saya Mbak, dia yang akan membayar semuanya!" jawab Gita."Tidak, saya tidak mau urusan saya dengan kalian bukan dengan dia. Jika memang dia akan membayar kalian saja yang menagih kenapa harus saya..!" ketus Cindy. "Udah Mbak, coba hubungi aja dulu," pinta Gita, berharap Cindy mau agar dia menagih pada Farah saja."Tidak mau, saya tidak ingin menambah masalah dengan orang yang tidak saya kenal. Kalian yang harus bertanggung jawab!" elak Cindy. "Ya sudah gini aja, saya kasih uang 1 juta dan handphone ini beserta KTP saya untuk saya titipkan pada kalian," saran Gita. "Ponsel ini aja dijual 2 juta belum tentu laku!" ucap sang fotografer bernama Angga."Saya janji besok akan saya bayar, jadi saya titip ini dulu ya," Gita memohon. "Mas kamu benar nggak ada uang apa?" tanya Gita pada Pras."Sudah ku bilang kontrakku belum cair, kamu ngeyel banget sih..!" jawab Pras dan membuang muka, dia juga malu. "Mas nya kenapa diam aja? Kenapa nggak ikut bayar, Mas tolong bawa hp-nya kesini sebagai jaminan juga!" ucap Angga."Enggak bisa Mas, enak saja HP saya sebagai jaminan besok juga kita bayar kalian tunggu saja lagian kan KTP sudah dititipkan!" ujar Pras. "Ya sudah ktp-nya Mas ini juga titipkan pada kami!" ucap Cindy."Sudah Mas ayo serahkan!" Angga memaksa Pras untuk menyerahkan KTP nya juga. Dengan terpaksa Pras menyerahkan ktp-nya pada mereka.Akhirnya Gita dan Pras diperbolehkan untuk pulang, tapi mereka besok harus melunasi bayaran itu."Nggak mampu aja pada prewedding segala, foto pakai hape saja!" ujar Cindy namun bisa ucapannya masih bisa didengarkan oleh Gita, ia menoleh kebelakang."Jika kamu tidak bisa melunasi ini, saya akan viralkan dirimu pada sosial media! Agar W.O tidak ada yang mau menerima resepsi pernikahan kalian!" ancam Cindy. Gita yang tadi memasang muka mengancam, kini malah lembek bagaikan kerupuk tersiram air dia tidak berani mengumpat kepada Cindy.***ketika mereka di dalam mobil Cindy dan Pras saling diam apalagi Pras memasang muka marah pada Gita, dia tidak suka jika ktp-nya menjadi jaminan tadi."Aku tidak mau tahu ya, kamu harus bisa membayar uang prewedding kita dan KTP-ku bisa diambil kembali!" ujar Pras."Ya Mas kamu tenang aja uang itu pasti akan aku dapatkan nanti," jawab Gita. "Jika kamu membuatku malu, aku tidak akan memberi pekerjaan pada kakakmu!" ancam Pras. Gita mengangguk, dia tidak mau Pras berubah pikiran dengan gagal menikahinya. Gita tidak mau melepaskan Pras seorang kaya raya. **"Farah...!" Raka mengetuk pintu. Dia baru saja pulang bekerja tapi rumah itu terkunci dari dalam, dan tak ada sahutan Farah sama sekali.Kebetulan Raka pulang jam 8 malam, karena dia lembur di kantor."Kenapa tidak dibuka sih!" gerutu Raka, kemudian Raka menuju jendela kamarnya dan mengetuk mencoba melihat Farah namun tetap saja tak ada jawaban dari Farah. Lampu di dalam rumah juga terang, sepertinya ada orang tapi kenapa Farah tidak menyahut. Raka mencoba menghubungi Farah namun nomornya tidak aktif.Raka terus saja mencoba mengetuk pintu dan menghubungi Farah berkali-kali, namun sama saja pintu tidak kunjung dibuka Farah dan tak kunjung menyahuti nya.Hingga Raka memutuskan untuk datang ke rumah Roni dan bertanya pada Dara istri Roni, dimanakah Farah kini karena mereka berteman dekat.***"Mbak Dara lihat Farah enggak, kenapa enggak ada di rumah ya. Saya udah ketuk pintu berkali-kali tetap tidak dibukakan pintu padahal lampu di dalam rumah juga menyala," tanya Raka. "Nggak tahu juga ya Mas Raka ke mana Mbak Farah, Mungkin dia sudah tidur," jawab Dara. "Tidur seharusnya dia tidak mengunci pintu seperti itu apalagi saya belum pulang kerja," "Ya mungkin dia lelah Mas, apalagi dia tadi habis dilabrak sama Ibu Mas Raka!" terang Dara. "Dilabrak bagaimana?" sahut Raka penasaran.Kemudian Dara menceritakan semua yang terjadi tentang Farah, ia diteriaki pencuri oleh Retno sang Ibu."Mas Raka bilang deh sama ibunya jangan keterlaluan seperti itu, kasihan tahu Mbak Farah masa difitnah seperti itu harusnya Mas Raka bisa tegas lagi bukannya saya ingin ikut campur tapi saya juga geram melihat kelakuan Ibu Mas Raka itu!" "Tega sekali menuduh menantunya mencuri!" ucap Dara kembali, dengan ketus. Ia tak tahan lagi dengan Raka yang hanya bisa diam dan menuruti keluarganya itu."Ya udah deh Mbak saya mau ke rumah Ibu saya aja," ucap Raka tanpa menyahuti lagi dia pergi."Si Raka itu pasti belain ibunya terus!" gumam Dara dan menutup pintu rumahnya.**Raka tiba di rumah Retno dengan wajah yang lesu. Kedatangan nya disambut oleh Retno, karena ia berpikir pasti Raka membawa duit. "Kenapa wajahmu lesu banget? Kamu bawa uangkan?" tanya Retno kepada putranya itu."Gimana mau dapat uang!,Aku mau masuk ke dalam rumah tapi Farah enggak kunjung bukain pintu!" jawab Raka. "Pasti Farah sengaja tidak mengizinkanmu masuk, karena dia ingin menguasai rumah itu sendirian lebih baik kamu gerak cepat Raka, kamu ambil sertifikat itu dan gadaikan.Sebelum Farah yang mengambilnya. Lihat kini kamu saja tidak boleh masuk ke dalam rumah itu!" ucap Retno panjang lebar. "Iya bu tunggu besok pagi ya," pinta Raka, karena ia merasa lelah baru saja pulang lembur dari kantor. Raka bekerja pada sebuah perusahaan dengan gaji yang lumayan 5 juta perbulan. Tapi gaji itu biasanya selalu dikuasai oleh ibunya.Gita diturunkan di depan rumah oleh Pras, dan pria itu langsung berlalu pergi tanpa berpamitan dulu pada Retno."Semua gara-gara Mbak Farah, aku dipermalukan..!" teriak Gita pada ibunya dia membanting tasnya."Ibu kenapa sih seperti ini! Kenapa Ibu tidak bisa mendapatkan uang itu dari Mbak Farah? Bahkan aku harus menggadaikan KTP dan ponselku!" teriak Gita. "Gimana lagi Farah itu pandai berbicara, bahkan tadi saat ibu mencoba meneriakinya pencuri malah ibu yang hujat sama ibu-ibu di sana!" "Jadi benar ibu memfitnah para pencuri?' tanya Raka."Habisnya istrimu Itu menyebalkan, memang dia mencuri uang gajimu bukan!" ketus Retno. "Tapi seharusnya ibu tidak berkata seperti itu juga!" kali Ini Raka tidak setuju karena ibunya memfitnah Farah pencuri, karena Farah tidak seperti itu."Udah deh Bang, Abang nggak usah belain istri Abang yang licik itu! Pokoknya aku nggak mau tahu besok beri aku uang, untuk membayar prewedding itu karena kalau tidak ktp-ku akan diviralkan di sosial media oleh semua dan fotografernya. Bahkan nanti W.O tak akan mau menangnani resepsiku!" ujar Gita cemas. "Calon suamimu kenapa tidak suruh membayari dulu, dia kan pengusaha?" ujar Raka. "Iya tapi mas Pras itu proyeknya belum cair, jadi uangnya belum turun. Jika uangnya sudah turun, milyaran uang yang akan dia dapatkan. Jadi Abang nggak usah di nyepelein calon suamiku!" jawab Gita tak terima. "Iya Raka sebentar lagi Pras itu aku akan cair uang proyeknya, jadi kita bersabar dulu," Retno menimpali. "Tapi Raka udah nggak punya uang lagi Bu!""Ya sudah kamu jual dulu saja motormu, mas pasti laku 15 jutaan!""Tapi Bu, itu kan motor Raka masih bagus dan baru jarang juga dipakai. Bahkan kerja saja Raka tidak menggunakannya masa iya dijual?" Raka menolaknya. Raka mempunyai sebuah motor sport dengan harga kontan nya saja 35 juta, itu pun jarang dia pakai. Dan kini ibunya meminta Raka untuk menjualnya."Tidak Bu, Raka tidak mau itu kan motor kesayangan Raka," "Udah deh bang nurut aja jual aja tuh motor, nanti juga bakal digantikan sama Mas Pras kalau dia udah cair proyeknya!" ujar Gita mendesak Raka.Raka akhirnya pasrah dan menuruti kata sang ibu. Retno dan Gita saling pandang dan tersenyum setelah melihat Raka yang pasrah.**Pagi harinya saat Raka ingin pergi ke rumahnya. Ia melihat ada sepasang sepertinya suami istri baru saja berlalu dan berboncengan dengan motornya. Tmpak Farah di depan pintu melihat kepergian orang itu."Motorku dibawa kemana oleh orang itu?" tanya Raka tergopoh. "Oh itu motor Abang, udah aku jual kebetulan bpkb-nya juga di rumah. Sebetulnya orangnya mau beli kemarin sih tapi hari ini baru diambil!" jawab Farah santai. "Kenapa kamu jual motorku!" teriak Raka tak percaya, dan membelalakkan matanya."Sebelum Ibumu menyuruh Abang menjual motor itu, lebih baik aku jual duluan!" sahut Farah. "Di mana uangnya sekarang, serahkan padaku!" pinta Raka. "Uangnya udah ditransfer ke rekeningku Bang!" ucap Farah "Farah, cepat uang itu berikan padaku!" desak Raka kembali, namun Farah menutup pintu dan menguncinya dari dalam."Far, buka pintunya!" Raka berteriak agar membuka pintu, namun percuma seperti tadi malam tak ada sahutan lagi dari Farah."Keterlaluan kamu menjual motorku!" seketika Raka merasakan tulang badannya melemas. Farah lebih cerdik darinya!Ending Season 2Julian memberikan semua pernyataan dan bukti pada petugas polisi yang akan menangani kasusnya. Dia juga membawa Marco sebagai saksi, walaupun Julian harus mengeluarkan biaya untuk mengurus kasusnya ini. Julian mengirim fotonya saat berada di kantor polisi, pada Indri. Ia tersenyum puas karena wanita itu pasti akan ketakutan. Indri yang sedang berada di dalam kamar melihat pesan dari Julian, dengan cepat dia membuka pesan itu dan ternyata foto di mana Julian sedang berada di kantor polisi, sedang membuat laporan atas dirinya.Indri menggigit bibir bawahnya, benar saja Indri ketakutan dan cemas karena Julian tidak main-main dengan ancamannya."Aku tidak mau masuk penjara dan menyusul, Mas Wahyu. Bagaimana ini?" gumam Indri menggeleng, berharap yang terjadi hanya mimpi.**** Julian menelepon Stella. Dan mengabarkan jika dia sudah melaporkan Indri."Hati-hati, kamu Mas. Takut aja dia nanti dendam denganmu, dan berbuat hal yang diluar batas wajar!" Stella memperingatkan s
Diberi Efek Jera"Mbak, maaf ya kesalahanku dulu. Memang keterlaluan," ucap Gita saat Anggun memoles wajahnya."Iya, maafin aku juga ya. Sudah bicara lancang," ujar Anggun. Tadi dia sangat emosional saat melihat Gita.Kejadian dulu memanglah sangat sulit di lupakan. Tapi Semua uang itu sudah di lunasi Julian. Gita juga sudah mengetahuinya sekarang. Setelah semuanya siapa, mereka pun berfoto keluarga. Kini semua menjadi akur, dan Yasmine semakin sayang pada anak sambung dan menantunya. Keakraban ini yang di inginkan Amanda, anak sambung Yasmine. Dari dulu mereka selalu berseteru tiap kali bertemu. **Julian masuk kantor pagi itu, semua karyawan menatap nya dengan aneh. Bahkan beberapa memandang seakan jijik melihat dirinya. Julian menjadi risih dengan tatapan mereka."Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" batinnya, namun Julian berusaha menghiraukan semua itu. Ia menuju meja kerja. Marco temannya menghampiri dan memanggil Julian. "Emang bener ya, gosip yang sedang beredar saat in
Bertemu Lagi"Karena kemarin telah jahat sama kamu, Umi sudah mendapat balasannya , dan benar-benar menyesal, malu padamu," sesal Yasmine. "Gita sudah memaafkan Umi, jangan bersedih lagi ya," Yasmine menggenggam tangan Gita dan memeluk menantu yang selama ini ia sia-siakan. Retno merasa terharu, dengan yang ia lihat kini. Sama dengannya dulu, bahkan ia lebih parah dari Yasmine. Semua orang bisa berubah karena kejadian dan pelajaran dalam hidup. Seperti yang di rasakan juga oleh Gita. Semua orang menganggap jika dia beruntung, menikah dengan Azmi. Yang kaya, mapan, tampan dan juga pandai. Tapi mereka tida tahu, kepahitan yang Gita rasakan, hidup tidak selalu mudah banyak kerikil yang harus di lalui. Semua pengalaman menjadi pembelajaran agar lebih hati-hati mengambil keputusan di masa mendatang. **Amelia berteriak dan menangis, saat mengetahui kakinya patah. "Kenapa kakiku patah, aku tidak bisa berjalan lagi! Ini semua karena Tante Yasmine membuatku kecelakaan!" rutuknya. Suci
PenyesalanMobil melaju membelah jalan yang sunyi, hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang Yasmine terus terngiang-ngiang dengan keadaan Amelia tadi, membuatnya menjadi cemas. Akhirnya mereka sampai di rumah.Pagar dibuka, mobil melaju masuk ke halaman rumah mewah itu."Bu Yasmine, sudah pulang," ujar security yang melihat Yasmine keluar dari dalam mobil."Semua orang khawatir mencari Ibu," ujarnya kembali."Di mana suami, saya?" tanya Yasmine."Bapak sedang keluar bersama den Azmi," ucap Mukhlis."Kamu bisa menghubungi Bapakkan dan mengabari jika saya sudah pulang. Agar mereka tidak khawatir," pinta Yasmine karena ponselnya sudah dibuang oleh Suci. "Baik, Bu," jawab Mukhlis kemudian ia mengeluarkan ponselnya dengan cepat, menghubungi Hanafi untuk mengabarkan kepulangan Yasmine. "Bu Yasmine, sudah pulang Pak, keadaannya baik-baik saja. Baik Pak," jawab Mukhlis saat berbincang di sambungan telepon bersama Hanafi.Farah dan Stella mengantarkan Yasmine hingga ke dalam rumahnya.
Butuh Juga Kan.Hanafi mulai merasa khawatir dengan Yasmine istrinya. Tidak ada kabar, nomornya tidak aktif. Tidak biasanya Yasmine seperti ini, menghilang tanpa kabar.Karena rasa gundah yang tidak tertahan, Hanafi memerintahkan beberapa bodyguardnya untuk mencari keberadaan Yasmine. Terkahir kali yang dia tahu, istrimu pergi ke sebuah restoran bertemu dengan Amelia dan Suci.Hanafi juga mengirim pesan pada Azmi karena keresahannya. "Abi, ada apa?" Amanda menghampiri Hanafi, dia baru saja tiba karena memang ingin menemui Abinya. "Umi, belum pulang dari tadi siang. Abi sangat khawatir!" jelas Hanafi."Umi kan, emang sering pergi seharian udah biasa. Abi jangan khawatir berlebihan," ucap Amanda yang hafal dengan kebiasaan Yasmine. "Tapi kali ini feeling Abi merasakan firasat yang buruk. Takut terjadi sesuatu hal buruk pada Umi," Hanafi duduk di sofa dan mencoba berpikir positif tapi ia tak bisa.Amanda yang melihat Abi nya menjadi gusar, ikut merasa sedih. Dia berjalan ke dapur meng
TertangkapYasmine merekam semua kejadian yang ia saksikan, ia menyesal? Terlambat sudah, orang yang selama ini dia percaya bahkan ingin ia jodohkan dengan putranya adalah pencuri. Suci dan Amelia dalang di balik perampokan itu. Mereka ternyata sangat cerdik, dan culas. Pantas saja perampok itu sangat tahu seluk beluk rumah Yasmine. Karena ia sudah di latih oleh Suci."Picik..!" gumam Yasmine masih tak habis pikir.Yasmine tak sengaja menyenggol batu dan menimbulkan suara, reflek mereka bertiga menatap kearah Yasmine bersembunyi. "Siapa..!" teriak Suci.Yasmine panik, tak sadar ia bangkit dan mencoba lari. Tempat itu sepi, dan gang nya lumayan sempit. Susah payah Yasmine berlari agar tidak ketahuan oleh mereka."Ma, itu Tante Yasmine!" ujar Amelia panik."Kamu diam saja, cepat kejar dia!" perintah Suci pada pria beralis tebal. "Jika dia lolos, kita semua yang akan masuk penjara!" ujar Suci kembali. Pria itu segera berlari mengejar kemana arah Yasmine tadi. "Kita ketahuan, Ma! Hil