Share

Dua puluh dua

Mbak Sindi mengamati dengan seksama benda besar segi empat ini lalu kembali tersenyum. "Memang, kita harus sedikit berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Ubay beli mesin cuci yang harganya tidak seberapa, tetapi menginginkan sesuatu yang lebih besar. Ibarat memancing yang butuh umpan agar mendapatkan ikan,"

Mas Ubay yang tidak tahu apa-apa hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mancing apa, sih, Mbak. Aku tulus ingin meringankan pekerjaan Ibu lagi pula istriku juga ada di sini. Tuh lihat! Tangannya jadi sedikit agak kasar karena setiap hati harus mencuci manual." Mas Ubay meraih telapak tanganku yang membut aku nyengir, masa iya tanganku dibilang kasar hanya gara-gara mencuci? Ada-ada saja suamiku ini.

Mbak Sindi dan Mbak Vita tertawa bersamaan.

"Tangan Asty kasar itu memang sudah sejak dulu, bahkan mungkin sejak lahir memang seperti itu. Memangnya di kota nggak pernah mencuci apa? Sok-sokan bilang kalau tangan menjadi kasar. Apa kabar denganku yang setiap hat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status