Share

46. Tak Dapat Mengelak

Dua netra Ardi membelalak, sementara di hadapannya Seruni menelan ludah. Ada debar tak biasa dalam dada wanita itu, dua belas tahun tak bertemu, Ardi di matanya semakin menawan. Andai, dia punya satu sosok seperti Ardi untuk berkeluh segala beban pikiran, tentu kondisinya sekarang tak seperti ini.

Masih pantaskah dia meminta tolong Ardi untuk mencari putranya? Sedang ia sudah bertaubat dari masa lalu buruk yang pernah dilakukan?

Seruni menarik napas dalam.

Tidak sampai kapanpun, aku tidak boleh mengulang kesalahan yang sama.

"Mau mainan yang mana, Dek?" tanyanya dengan sebisa mungkin menjaga nada suara.

"Yang robot itu, Bu."

Seruni mengabaikan Ardi, seolah tak pernah kenal. Meski jantung bertabuh layaknya genderang.

"Ini Dek mainan yang kamu mau."

"Makasih ya, Bu."

"Sama-sama."

"Berapa harganya?" tanya Ardi dengan memandang wajah Seruni.

"Tiga puluh ribu."

Ardi mengeluarkan uang lembaran lima puluh ribu.

"Tidak ada uang pas saja, Mas. Dagangan saya baru laku ini, jadi saya tidak punya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status