Share

14. Batu Terakhir

Pangeran Sakai berjalan menuju asrama. Langkahnya terhenti saat melihat Dahayu berjalan ke arahnya.

“Dahayu,” panggil Pangeran Sakai padanya.

Langkah Dahayu pun terhenti. Dia diam dan menunduk. Dahayu masih tidak terima atas tuduhannya tadi siang. Dia bukan dari golongan pendekar ilmu hitam. Dia rakyat biasa yang tinggal di perkampungan dan tidak tahu apa-apa.

“Apa benar kamu ke sini dikirim oleh Perguruan Tengkorak untuk dijadikan mata-mata?” tanya Pangeran Sakai sekali lagi padanya.

Dahayu mendongak dengan wajah marah dan tidak terima.

“Aku ke sini memang dibawa angin puting beliung, tapi itu tidak berarti aku berasal dari golongan mereka,” jawab Dahayu dengan tegas.

“Aku tidak percaya, tapi aku bisa memberimu pengecualian. Aku bisa melindungimu dan membersihkan namamu. Aku bisa menjadikanmu terlepas dari perguruan hitam itu jika kamu…” suara Pangeran Sakai terhenti.

“Aku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Norma Yunita
koinnya kemahalan
goodnovel comment avatar
Wira Chaniago
itu krna dia memiliki dendam atas ke matian adik ny yg telah dibunuh klompok sekte hitam yg dahulu ilmu angin adlah bgian klompok sekte hitam, shingga dia dgn mudah prcya rumor org lain menuduh n fitnah an... mka sikap ny berubah drastis kpda bimantara n dahayu yg ditolong angin topan...
goodnovel comment avatar
Cedar Karamy
Ternyata Pangeran Sakai juga nggak benar-benar seorang pangeran yang berbudi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status