Share

16. Pendek

"Viny, kamu Papa antar aja."

Aku dan Kak Viny yang sedang memakai sepatu masing-masing, sontak menoleh ke arah Papa yang sudah berdiri tak jauh dari tempat kami duduk. Papa sudah rapi memakai setelan kerjanya lengkap dengan tas kerja di tangan kanannya.

"Enggak usah, Pa. Viny sama Bi bisa naik bus kayak biasanya," jawab Kak Viny sementara aku melanjutkan memakai sepatuku.

Aku sama sekali tidak berniat ikut ke dalam obrolan mereka, karena aku cukup sadar diri untuk tidak melakukan itu. Apalagi sejak tamparan Papa malam itu, setiap kali bertemu Papa rasa perih dan sakit hatiku muncul seketika tanpa diundang. Kurasa aku butuh waktu untuk tidak lagi bersikap acuh seperti sekarang dan kembali bersikap ramah seperti sebelumnya. Meskipun aku sadar apakah aku acuh atau ramah, sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada sikap Papa padaku. Karena bagi Papa, Bintang Aurora itu tidak ada.

"Tapi bentar lagi kamu UN, Vin. Papa enggak mau kamu kecapekan jalan kaki terus berp

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status