Share

Episode 5

"Iya dong. Aku tuh bosan banget tau gak sih di rumah sakit itu hanya ada bau obat-obatan, aku ennek banget rasanya."

"Emang perawat gak pernah bawa kamu keluar?"tanya Radit sedikit menatap wanita cantik yang duduk di sebelahnya.

"Yah enggak lah."

"Yaudah nanti siang aku akan ke rumah sakit lagi."ucap Radit sembari menenggelamkan kakinya ke bawa air kolam yang sejuk.

"Hah, ngapain?"

"Yah buat marahin perawatannya lah, siapa suruh dia ngurung kamu di kamar pasien mulu. Lihat nih pacar aku jadi bete kan."kata Radit dengan senyum tipis di wajahnya.

"Hahahha ... Kamu apaan sih,"ujar Risa tertawa.

"Woee kalian berdua, ingat kami ada di sini. Kalo udah ketemu aja, dunia berasa milik berdua lah kami ini hanya ngontrak hahahah," kata Shela menengahi obrolan sepasang kekasih itu.

"Hahahhaha enggak kali,"balas Risa tersenyum kepada sahabatnya Shela.

"Udah ah. Eh gue sama Jessy balik yah,"pamit Shela.

"Loh kok cepet sih."

"Gue ada urusan siang ini."

"Lah terus Jessy ngapain balik?"

"Yaelah, dia kan ikut mobil gue,"

"Yaudah deh gak pappa. Kalian hati-hati yah,"ucap Risa pasrah. Iya tidak bisa menahan sahabatnya untuk tinggal dan menemaninya.

"Iya iya. Dit loh gak ikut balik?"tanya Shela pada Radit yang masi duduk santai menikmati sejuknya air kolam yang merendam sepotong kakinya.

"Iya, nih mau balik,"

"Loh, kok cepet sih?"ujar Risa mengerutkan keningnya

"Sayang, aku masi harus ngurusin skripsi baru ku yang kubuat." Tutur Radit sembari membelai kedua pipi tirus risa

"Lah aku gimana?"tanya Risa dengan sedikit manja.

"Loh kan ada mama sama papa kamu."

Risa dengan berat hati memaksakan senyum di wajahnya lalu berkata,

"Iya deh."

"Yaelah pisah sebentar aja gitu amat sih,"ketus Jessy yang masi menyaksikan perpisahan sepasang kekasih itu.

"Hussss diam diam, pasangan Romeo and Juliet emang gitu kalo mau pisah hahahah ...."ledek Shela tertawa.

"Hahaha kalian apaan sih. Yaudah kalian balik aja, aku juga mau ke kamar dulu buat istirahat."

"Yaudah, kami pamit yah,"pungkas Radit lalu beranjak pergi bersama kedua sahabat pacarnya, Shela dan Jessy.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Pak Darwin baru saja tiba di ruang tengah rumahnya. Ruangan itu terlihat sudah sepi karena anak dan istrinya sudah terlelap di kamar masing-masing.

Darwin segera duduk dan merebahkan tubuhnya ke sandaran sofa. hari ini iya lembur sehingga pulang sedikit telat malam ini. 

"Mama pasti sudah tidur, yasudah aku panggil bi maya sajalah," ujarnya

"bi, bi maya, bi."

"Mana sih si bibi,"ucapnya.

"Bi, bi Maya! bi"panggilnya sembari berjalan sedikit ke arah dapur.

Tiba-tiba seorang dari belakang menepuk pundaknya. Pak Darwin segera menoleh ke belakang.

"Bibi, mengagetkanku saja." Ucapnya setelah melihat pembantunya berdiri dengan tegap di belakangnya. Bi Maya dengan wajah sedikit pucat dan tanpa ekspresi hanya diam seperti patung menghadap majikannya. Pak Darwin sedikit merinding melihat pembantunya bersikap aneh seperti itu. Dengan ragu iya berkata.

"Bi, to_long siapkan air hang_at, saya mau mandi,"

Bi Maya langsung pergi, iya melangkahkan kakinya dengan pelan dan lembut. Pak Darwin tampak keheranan melihat tingkah asisten rumah tangganya, tak biasanya wanita setengah tua berlakukan seperti itu. Bi Maya dikenal sebagai seseorang yang ramah dan cekatan. Iya akan menyapa majikannya jika melihatnya. Namun sikap pembantu itu kali ini tampak berbeda.

"Ah sudahlah, mungkin perasaanku saja."ucapnya tak berfikir banyak.

Pagi harinya, Bu Delia sedang sibuk menata meja makan dengan sarapan buatannya. Tak lama kemudian, pak Darwin dan Risa datang dengan pakaian yang sudah rapi untuk ke kantor dan ke kampus. 

Pagi mah,"sapa pak Darwin sembari meletakkan tas kantornya di sampingnya.

"Pagi pah,"balasnya dengan sedikit melirik suaminya yang sudah setua dirinya.

"Risa, tumben kamu pake syal?" Tanya Nya Setelah melihat sehelai kain panjang yang menutupi leher jenjang anak perempuannya.

"Risa masih kurang enakan mah."

"Yasudah, gak usa ke kampus kalo gitu."

"Gak ah. Tugas Risa udah numpuk banget, entar Dosen Risa marah lagi."ucapnya sedikit mengeluh.

"Yah kan kamu lagi sakit."

"Gak kok, ini juga udah baikan,"kata Risa. Iya tidak mau terlalu banyak mengambil cuti di semester akhirnya.

"Loh, ini Mama yang masak? Bi Maya mana?"tanya pak Darwin setelah menyeruput secangkir kopi buatan istriya.

"Oh iya, mama lupa ngasi tahu papa. Bi Maya kemarin izin, anaknya sakit. Yah paling besok baru masuk kerja lagi."jelas Bu Delia.

"Hahhh! Izin, kapan mah?" Tanya pak Darwin terkejut. 

"Kemarin papa. Anaknya sakit, yaudah Mama kasi izin dong,"

"Tapi bukannya tadi malam Bi Maya masi ada di rumah, malah papa sempat nyuru dia untuk siapkan air hangat buat mandi tadi malam."ucapnya heran. Jelas-jelas iya melihat dan menyuruh pembantunya itu untuk menyiapkan air mandinya, berhubung istrinya sudah tertidur lelap di kamar.

"Ah masa sih Pah, orang Mama sendiri kok yang nganterin dia ke rumahnya. Dia kan takut naik taksi, takut diculik katanya." jelas istrinya. 

"Kalo bukan dia, lalu siapa?"pikir pak Darwin sejenak. Iya tiba-tiba teringat dengan raut wajah pembantunya yang terlihat pucat dan dingin.

"Pah, Pah. Papa kenapa sih, kok kaya bingung gitu?" Sela Bu Delia menghentikan lamunan suaminya.

" Ah gak mah, papa cuman teringat miting di kantor pagi ini,"ucapnya seketika. Iya tak berniat menceritakan kejadian aneh yang iya alami tadi malam.

"Oh gitu. Ris kamu diantar papa yah ke kampus,"ucap Bu Delia melihat anaknya yang sedang menikmati sarapan paginya.

"Iya mah."

Sekeluarga itu akhirnya sarapan pagi bersama. Risa dan ayahnya makan dengan lahap. Masakan ibunya juga tak kalah enak dengan masakan pembantunya bi Maya.

***

Suasana kampus Risa yang memiliki sepuluh lantai dan beberapa fasilitas gedung tinggi di sampingnya sudah terlihat ramai pagi ini. Seperti biasanya, Shela dan Jessy akan nongkrong di kantin untuk menikmati sarapan paginya. Shela adalah seorang gadis yatim pintu. Iya memiliki seorang kakak perempuan namun tidak tinggal bersamanya. Sedangkan Jessy, iya adalah seorang anak dari hasil perceraian kedua orangtuanya. Iya memilih untuk tinggal sendiri dari pada ikut salah satu orang tuanya. Itulah sebabnya kenapa kedua sahabat Risa ini lebih memilih sarapan di kantin kampus pagi hari.

"Pagi," sapa Risa kepada kedua sahabatnya yang sedang menikmati bakso panas di hadapannya.

"Risa!"ucap Shela dan Jessy. Mereka terlihat senang melihat sahabatnya kembali masuk ke kampus.

"Loh Masi sakit?"tanya Jessy. Matanya tertuju pada kain syal yang melingkar di leher Risa.

"Gak kok,"

"Terus loh ngapain pake syal gitu?"tanya Jessy penasaran. Risa langsung duduk di kursi lalu berkata.

"Sebenarnya ada sesuatu yang mau gue tunjukin sama kalian."

" Apa? Bikin penasaran aja,"sela Shela

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status