Share

237. Garis Dua

Kerinduan Kevan akhirnya terbalaskan. Dia mendekap erat tubuh gadis itu seolah tidak akan melepaskannya lagi. Kevan tidak sadar menjatuhkan air matanya.

Karena terlalu bahagia, Kevan memeluk si gadis sambil berputar. Kevan tidak peduli dengan banyaknya pasang mata yang melihatnya.

"Cia, aku kangen banget sama kamu. Aku cari-cari kamu ke setiap sudut kota Tango. Aku seneng banget bisa nemuin kamu. Tapi, kenapa kamu sendirian? Mami dan Papi mana?"

Gadis itu tidak merespon. Meskipun begitu, Kevan tidak berhenti mengutarakan isi hati.

"Kamu nggak boleh jalan sendirian di jalan raya kayak gini, Cia! Itu bahaya buat kamu."

Kevan mendengar gadis itu terbatuk, tetapi Kevan tetap memeluknya dengan erat.

Ziyad terheran dengan sikap Kevan. Ziyad baru saja turun dari mobil. Dia berjalan menghampiri Kevan.

Ziyad menyipitkan mata. "Tuan Muda, Anda ngapainー" Ziyad memanggil tuannya dan hendak memberitahu. Namun, Kevan mengabaikan.

"Sssstttttt, diem!" Kevan membentak Ziyad. Dia tidak peduli dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status