LOVE YOU MBAK SANTRI

LOVE YOU MBAK SANTRI

Oleh:  Azizah Azzahra Qolby  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
12Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Selama aku menimba ilmu di pesantren, aku belum pernah menemukan wanita yang mampu membuat aku jatuh hati. Tapi setelah menjenguk Udin di pesantren, ada seorang santri wati yang mampu membuat hati ini bergejolak dengan luar biasa. Di saat aku kasmaran. Ada seseorang yang mefitnah aku dan aku harus bertanggung jawab. Apakah aku bisa mencintai dirinya? sedangkan aku tidak mencintainya! Apakah aku sanggup untuk melupakan dia? Wajah cantik bak bidadari selalu menari-nari di otakku.

Lihat lebih banyak
LOVE YOU MBAK SANTRI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
12 Bab
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 1
Jam tiga sore, aku berangkat menuju ke pesantren di mana Udin, menyelesaikan hapalan Al-Qur'an-nya. Kukendarai motor kesayanganku, menembus ramainya jalan, banyak orang mencari sesuatu untuk menikmati indahnya sore hari.***Setelah memarkirkan motor yang sudah kupastikan tidak roboh. Aku langsung menaiki tangga di mana kamar Udin berada. Sebelum masuk kurapikan pakaianku, juga rambut panjangku sepunggung, tidak lupa songkok yang sudah pudar warnanya dari hitam menjadi coklat, Jaket juga sarung tidak lupa kurapikan. Kamar Udin terletak di atas mushola, khusus anak tahfidz yang berada di sini, jadi sedikit melelahkan. "Assalamualaikum," ucapku di ambang pintu kamar.Krieeetttt. Gesekan kayu dengan lantai sehingga menimbulkan suara."Waalaikumsalam," jawab orang tersebut. Keluarlah seorang lelaki santri memakai pakaian yang lusuh, maklum santri putra."Eh, Kang Jono," sapa Kang Abdul. Berkulit hitam tapi manis, wajahnya yang ke arab-arab
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 2
Setelah melewati pasar sore, kini aku ke pikiran lagi kepada santri wati tadi, yang dipanggil Udin dengan sebutan 'Dek'. Siapa dia? Wajahnya yang cantik juga manis seakan-akan menari-nari di otakku."Ah penyakit pikiran sudah datang." Apakah aku sedang jatuh cinta. Karena aku sudah lama tidak merasakan yang namanya jatuh cinta? Yang terbayang adalah alis tebal, lesung pipitnya dan juga belahan yang ada di dagunya. Ah bikin hati ini meleleh kayak lilin."Oh mbak santri, siapa namamu. Love You mbak santri." Kini aku dimabuk cinta. Karena memikirkan mbak santri tadi, sampai-sampai aku keterusan."Lah kenapa aku sampai di kelurahan," gerutuku. Setelah kupastikan aman, tidak ada kendaraan yang lewat aku langsung memutar motorku balik arah."Aahhh ini gara-gara mbak santri tadi, sampi kelewat jauh aku," gumamku. Sampai di pondok adzan magrib berkumandang, kustandarkan motor di depan kamarku. ***Selesai salat isya', kubunyikan k
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 3
Tiga hari aku tidak main ke pesantren Udin, ada rasa rindu di hati ini. Selalu dan ingin selalu memandang wajah mbak santri tersebut, rindu yang ada di hati tidak bisa lagi kureda."Kok aku rindu dia ya," gumamku, sambil tiduran di karpet tipis."Aku sudah tiga hari tidak ke sana, apa aku ke sana ya nanti."Aku menimbang-nimbangkannya. Daripada aku gelisah lebih baik aku ke sana saja sekarang. Kulihat jam lima sore, aku mengambil jaket levis berjalan mencari Kang Rois."Kang, aku mau jenguk Udin dulu kok aku ke pikiran." Tentu itu hanya alasanku saja. Aku berdiri di ambang pintu kamar Kang Rois."Oh iya Kang, sekalian aku nitip Kang." Dia yang awalnya tengkurap kini berdiri berjalan menghampiriku."Apa?""Tolong belikan gorengan yang ada di perapatan yang ada di pojokkan sana." Ia mengulurkan uang satu lembar pecahan sepuluh ribu."Beli berapa?" Kuambil uangnya dari tangannya""Lima ribu aja.""Nanti pulangnya jam
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 4
Semua santri berbondong-bondong menuju rumah Pak Kyai. Di sana sudah banyak santri wati. Kudekati Gus Ulin. Sebagian dari santri masih kasak kusuk apa yang terjadi. Begitu kerasnya Bu nyai menangis, sehingga menimbulkan tanda tanya. Tidak ada yang berani masuk meski santri putri."Ada apa Gus?" Ada kegelisahan yang terpancar dari wajahnya. Tiba-tiba dia memelukku."Abah, Kang abah," ucapnya terbata-bata."Kenapa Abah?" Kini aku mulai gelisah."Abah wafat." Seketika tangisnya pecah di pelukanku."Innililahiwainnailahirojiun.” Kuelus punggungnya."Yang sabar, Gus." Kulepas pelukannya dan kuarahkan dia duduk di kursi."Minum dulu, Gus." Kusodorkan air putih.Tidak lama keluarlah Gus Fuad dari dalam kamar, memerintah beberapa santri putra untuk menyiapkan segalanya. Juga pengurus tidak lupa mengumumkan perihal wafatnya pak kyai, aku sendiri tidak percaya abah meninggalkan kita semua, umur yang belum terlalu sepuh yaitu empat
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 5
"Assalamualaikum," ucap Kang Rois di depan pintu Bu Nyai."Waalaikumsalam," ucap seseorang dari arah dalam. Seorang perempuan hampir berkepala lima keluar dari kamar masih menggunakan mukena pajang. Sedikit gemuk tapi cantik."Ayo Kang silakan masuk," titah Bu nyai."Inggih."Bu nyai duduk di atas sofa sedangkan kami duduk di atas karpet. Ya itulah salah satu cara santri menghormati gurunya. Seorang santri berjajar dengan Guru merasa tidak pantas dan suul adabnya kurang."Jangan duduk di bawah dingin," ucap beliau.Kami menurut dengan ucapan Bu Nyai dari bawah kini kami duduk di sofa. Berhadapan dengan Bu Nyai. Hanya meja kecil yang menjadi pembatas kami."Kok baru datang jam segini Kang?"Kami memang sengaja datang setelah Shalat isya, agar bisa mengobrol dengan nyaman dan sedikit lama."Iya Bu, tadi saya mencari Kang Rois tidak ketemu-temu," jawabku dengan kepala menunduk."Lho emang tadi ke mana?"
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 6
  Jam lima sore Kang Rois datang sambil mendorong motornya. Berhenti di depanku. "Apes wes apes." Stelah menstandarkan motornya, ia berjalan ke arahku dan merobohkan badannya di sampungku. "Kenapa Kang?” tanyaku heran. "Itu motornya Kang Usman malah mogok." Kang Usman juga salah pengurus tapi. "Kok bisa,” kupandangi motor, di lihat motornya tidak kenapa-napa. "Gak tau!” jawab Kang Rois ngos-ngosan setelah mendorong motor. "Mana lagi dorongnya dari perempatan sana, hadeh capek," cerocosnya. "Kenapa tidak di titipin ke bengkel aja tadi.”  "Mana ada duit aku Kang-kang?" "Kan pinjam sama aku bisa.”  "Emang kamu punya?" tanyanya. "Belum tahu hahaha.”  "Edan samean." "Tadi udah di cek tangki bensinnya?" kudekati motor, dan kugenjot. "Asthofirrulloh egak.e Kang." seketika Kang Rois bangun dari tidurnya dan menepuk jidatnya sendiri. "Man
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 7
Akhir-akhir ini aku dan Kang Rois di sibukkan dengan pekerjaan baru, meskipun lelah tidak apa, asal pesantren mendapatkan keringanan meski, itu listrik tapi sangat membantu kami para santri."Kang aku pinjam motormu." Entah sejak kapan ia berdiri di depan pintu kamar."Mau kemana Kang?" kuserahkan kunci motor ke padanya."Ada deh, aku pinjam dulu ya!" ucapnya sambil berlalu.Sejak jadi penarik listrik Kang Rois orangnya sibuk."Assalmualaikum." Suara seseorang dari aula.Suaranya sangat familiar tapi siapa ya."Waalaikumsalam", jawabku. Tapi aku malas beranjak dari tempat dudukku."Waahhh rajinnya," ucapnya.Seketika aku mendongakkan kepala."Ehh Kamu, sama siapa kesini?" ternyata Udin."Sendiri aja, aku mau ngobrol serius sama kamu," kini dia duduk di samping kananku.Kut
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI 8
Saat mata ini ingin terpejam, terdengar suara langkah kaki yang menaiki tangga.Saat kulihat ternyata Kang Abdul, duduk di samping Udin tanpa permisi Kang Abdul menyeruput kopi Udin."Apa aku tanya aja, dari pada aku suudzon sama dia."Kubuka songkok yang tadi kubuat menutup muka, dan mengubah posisiku menjadi duduk bersila."Kang Abdul!" "Hemm...."Dia menyalakan sebatang rokok kretek, ada kata pepatah setelah makan tidak merokok bagaikan beol tanpa cebok."Sudah berapa tahun menikah?"Mendengar perkataanku, Kang Abdul tersedak asap rokoknya. Sedangkan Udin malah mengrenyitkan dahinya. Merasa bingung dengan pertanyaanku. Mungkin."Menikah?! kamu dengar dari siapa?!" ucap Kang Abdul bingung."Iya, tadi santri perempuan yang makan bareng sama kamu itu, istrimu kan Kang?" tanyaku santai."Hahahahah hahaha hahaha...."Tiba-tiba Udin dan Kang Abdul tertawa terbahak-bahak, sampai aku bingung dan men
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 9
Sebulan alu tidak memikirkan mbak santri, karena aku pikir dia istrinya Kag Abdul ternyata salah.Seketika kesunggingkan senyum yang lebar. Indah orang jatuh cinta tapi kalau sudah kecewa ah jangan di tanya seperti apa sakitnya."Kenepa Kang senyum-senyum sendiri?" tanya Kang Rois."Ah egak kok Kang." Kang Rois membawa kresek hitam mebuat aku penasaran."Apa itu Kang?" tanyaku.Setelah di buka ternyata gorengan."Monggo Kang di makan!" tawarnya."Baru kiriman ya Kang?" tanyaku."Hehe iya." "Tiga bulan macet baru sekarang orang tua punya rejeki." Aku hanya oh ria saja, yang penting makan.*****Sudah dua minggu aku tidak mendengar kabar dari orang yang minta tolong padaku tempo lalu.Triing..Tiba-tiba poselku berbunyi dengan cepat aku buka pesan tersebut. Dari nomor yangbtidk di kenal.[Kang nanti bisa kesini] isi pesan tersebut.Triiing... Ada pesan masuk lagi.[Ini saya orang yang minta tolong sama kamu waktu lalu]Dengan cepat aku balas pesan singkat tersebut.[Insya Alloh] cent
Baca selengkapnya
LOVE YOU MBAK SANTRI bab 10
"Itu dia yang pakek jilbab...""Kang Udin?" teriak Kang Abdul dari bawah."Sebentar ya Kang," ucap udi sambil berlalu."Aaahhhh ada aja halangannya, padahal udah antusias mendengarkannya ujung-ujungnya gatot." rasanya aku ingin makan orang.Aku sangat kesal gimana tidak, ingin tahu seperti apa dia eh ada aja halangannya.Karena di tinggal sendiri, kuputuskan membeli kopi di kantin pesantren siapa tau bisa ketemu dia.Saat aku melewati asrama putra yang ada di sebelah utara. Samar-samar mendengarkan obrolan santri."Tadi aku jumpa dia?""Dimana?" jawab mereka bersamaan. Dengan antusiasnya."Tadi pas aku ke kantin, cantiknya. Tidak salah kalau di jadikan primadona pesantren udah cantik hafalan pula.""Apa lagi Abangnya sebagai tangan kanan Mbah Yai," imbuhnya.Aku yang lewat cuek aja toh juga tidak kenal juga sama primadona pesantren ini."Kopi Mbak satu," pesanku pada penunggu kantin pesantren. Dia adalah alumni sini dan sudah menikah.Setelah menikah dia menetap di sini dan membuka ka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status