Share

Bab. 55 Keringat dingin

“Indra,” ucapku lirih.

Lelaki itu membungkuk hormat . “Maaf, boleh saya masuk, Pak?’

“Silahkan. Aku memang sudah menunggumu.”

Lelaki itu berlalu melewatiku begitu saja, seakan tak pernah mengenalku sama sekali. Ia duduk di depan Reynan, dan aku berlalu meninggalkan.

Kulirik jam yang melingkari lenganku, waktu telah menunjukkan jam istirahat, dan hari ini aku telah memiliki janji kepada Haikal. Mengajak Lesta jalan-jalan ke taman. Kuraih ponsel di sakuku, dan kudapati pesan masuk dari Haikal.

“Aku sudah di parkiran, Viv.”

Pesan yang masuk 15 menit lalu, seperti itulah ia, tak lagi mengabariku dan memilih menunggu.

Aku mengambil tas kecil di atas meja, lalu berlalu turun menuruni anak tangga, di jam istirahat seperti ini, rasanya tak memungkinkan jika harus mengenakan lift, terlalu malas untuk menunggu, apalagi saat ini ada yang menantiku 15 menit yang lalu. Kupercepat langkahku sambil mengabari Haikal jika aku segera tiba.

Mataku tertuju kepada mobiil sedan hitam milik Haikal, seoran
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Uswatunhasanah
hadeeuuuhhh........
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
no Viv.. kmu harus tegas mnolak Haikal.. apa kmu g kasihan sma Reynan. kmu baru jdian loh..
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status