ログインVera Thorne,wanita ahli strategi yang di palka ke altar oleh musuhnya terbesarnya: Kaelan Sterling. Kaelan tidak menginginkan hartanya,ia hanya ingin Vera berada sisinya dengan kontrolnya. Vera menolak untuk tunduk,dia masuk ke sangkar emas itu dengan tujuan menghancurkan dan mencari kelemahan Kaelan. Dalam permainan kejam ini, mereka terikat ambisi dan gairah. Cinta adalah senjata, menyerah berarti kehancuran.
もっと見るGaun pengantin ini seharusnya menjadi simbol harapan… omong kosong. Bagi Vera Thorne, gaun satin putih itu hanyalah jerat yang dingin, sangkar emas yang dipaksakan. Dia memandang bayangannya di cermin besar. Bukan air mata yang menghiasi matanya, melainkan api dingin amarah dan perhitungan.
Sepuluh menit. Hanya tersisa sepuluh menit di neraka kecil ini sebelum dia harus melangkah keluar dan menggadaikan kebebasannya kepada pria bernama Kaelan Sterling… si iblis berwajah malaikat itu. “Aku menikahinya,ya,tapi bukan sebagai istrinya.” Batinnya tajam. “Aku ini tawanan; ini hanya perjanjian damai yang kupaksakan.” Dia merapikan sarung tangan renda putih yang menyembunyikan memar samar di pergelangan tangannya.... Kenangan-kenangan dari 'negoisasi' paksa Kaelan dua hari lalu. Kaelan tidak menculiknya untuk menuntut uang tebusan. Dia menculiknya untuk menuntut hal yang jauh lebih berharga: legitimasi dan kontrol atas bisnis Thorne. "Menikahlah denganku,Vera. Kau akan menyelamatkan keluargamu, dan aku akan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku. Menolak, dan saksikan kekaisaran Ayahmu runtuh sebelum matahari terbit," ancam Kaelan dengan suara selembut sutra tetapi sekuat baja. Vera, seorang CEO yang otak strategisnya dikenal kejam,tahu dia tidak punya pilihan. Dia memilih menyelamatkan aset keluarganya. Dia memilih untuk menikah dan mengarungi neraka, karena dia tahu satu hal: Tahanan yang cerdas akan menggunakan penjaranya sebagai senjata. Dia menyentuh liontin kecil yang tergantung di lehernya. Di dalamnya, tersembunyi sebuah tracker dan microphone mikro....hadiah dari tim keamanannya yang loyal. Dia tidak pasrah. Dia sedang bersembunyi di balik peran istri yang baru dinikahi. "Kaelan ingin aku tunduk. Dia ingin aku menjadi bonekanya. Tapi aku akan menghancurkannya dari tempat tidurnya sendiri,"janji Vera, tatapannya kini memancarkan tekad. Pintu besar gereja katedral bergaya gotik itu terbuka. Lorong karpet merah terbentang seolah-olah jalan menuju kehancuran yang mewah. Vera tidak berjalan digandeng Ayahnya; di sisi kanannya, berdiri Marco, kepala keamanan Kaelan yang bertubuh raksasa, wajahnya tanpa ekspresi, menekankan bahwa Vera adalah barang curian yang dijaga ketat. Vera berjalan pelan, namun setiap langkahnya memancarkan kekuatan yang kontras dengan gaun lembutnya. Dia mengabaikan bisikan-bisikan tamu undangan...para elit kota yang bingung dengan pernikahan mendadak ini. Lalu, dia melihatnya. Di ujung altar, di bawah cahaya jendela kaca patri yang menawan, Kaelan Sterling berdiri. Tuxedo hitamnya menekankan setiap otot berbahaya di tubuh atletisnya. Dia berdiri di sana,diselimuti aura dingin yang mematikan. Dia bukan hanya pusat perhatian; dia adalah gravitasi yang menarik mangsanya. Kontak mata mereka bertemu. Tidak ada cinta, tidak ada kebahagiaan. Hanya sebuah tantangan yang terang-terangan. Kaelan tersenyum.... senyum yang tidak mencapai matanya, melainkan janji gelap tentang obsesi. Vera merasakan sesuatu yang berdenyut di perutnya, bukan kegembiraan, melainkan pengakuan jujur dari insting survival-nya: Pria ini adalah bahaya yang paling indah dan paling mematikan yang pernah dia hadapi. Ini adalah musuhnya. Musuhnya yang paling menarik. Perasaan "kesemsem" yang singkat ini membuat Vera marah. Dia segera menutup emosi itu. "Fokus, Vera. Dia adalah iblis, tidak peduli seberapa indah bungkusnya," tegurnya pada diri sendiri. Ketika Marco menyerahkan tangannya, Kaelan mengambilnya dengan genggaman yang kuat, dingin, dan sangat posesif. Itu bukan genggaman suami;itu adalah ikatan seorang pemilik. "Kaelan ingin aku tunduk. Dia akan mendapatkan wanita yang menandatangani perjanjian dengan niat untuk melanggarnya. Aku akan masuk sebagai istri, dan keluar sebagai pemenang," janji Vera dalam hati. Mereka berdiri di altar. Kaelan mencondongkan tubuh sedikit, suaranya pelan dan mengancam, hanya untuk di dengar oleh Vera. "Senyum, Sayang. Ini adalah hari pernikahanmu. Jangan biarkan orang-orang berfikir Nyonya Sterlingku tidak bahagia." bisik Kaelan. Vera memaksakan sudut bibirnya terangkat sedikit, senyum yang sama dinginnya dengan batu nisan. "Saya tidak punya alasan untuk bahagia, Tuan Sterling. Saya hanya menjalankan khusus kontrok yang Anda paksa. Jangan khawatir, akting saya selalu memenangkan penghargaan." balas Vera. "Begitu? Kau pikir ini hanya akting? Aku akan membuatmu merasakan bahwa ini lebih dari sekedar kontrak, Vera. Ini adalah kepemilikan. Permanen." Upacara berlanjut. Saat pendeta mulai membacakan sumpah, Kaelan dan Vera melanjutkan dengan perdebatan bisik mereka. Pendeta: ".... hingga maut memisahkan?" "Maut yang akan memisahkan, Kaelan. Dan saya tidak yakin itu menjadi maut saya," Vera berbisik. "Provokasi yang menarik. Tapi jika kau mencobanya, aku akan memastikan kematianmu tidak hanya lambat, tapi juga menyakitkan... setelah aku mematikan bahwa kau adalah milikku seutuhnya," Kaelan membalas dengan seringai. Pendeta: "Apakah Anda bersedia menerima pria atau wanita ini, untuk memiliki dan memegang, dari hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, kaya, miskin..." Vera berbisik tajam, "Anda tidak menerima. Anda mengambil. Anda sudah terbiasa mencuri, Kaelan. Tapi hati-hati, barang curian seringkali membawa racun." "Aku suka tantangan, Sayang. Dan aku benci hal-hal yang mudah. Kau adalah perhiasan paling sulit untuk dibeli, Vera. Itulah mengapa aku mengambilnya dengan paksa. Aku akan mengukir namaku di dirimu." Ritual pernikahan berjalan cepat dan formal. Pendeta mengucapkan janji suci, tetapi di antara Vera dan Kaelan, ada janji yang lebih gelap yang diucapkan tanpa suara. Ketika tiba saatnya mengucapkan "Aku bersedia" Vera mengucapkannya dengan suara yang stabil. Matanya tidak beralih dari Kaelan, seolah berkata: Aku berkata 'ya' pada perjanjian ini, Kaelan, tapi tunggu saja perlawananku. Kaelan membalas dengan tatapan gelap yang sarat makna. Dia tahu dia belum benar-benar menang. "Anda boleh mencium pengantin wanita,"kata pendeta. Kaelan meletakkan tangannya di pinggang Vera, menariknya dengan kekuatan yang tidak meninggalkan ruang untuk bernafas. Vera merasakan aroma maskulinnya yang mahal: tembakau, rempah, dan sebuah janji buruk yang terasa seperti ancaman di tenggorokannya. Ciuman itu bukan ciuman lembut. Itu adalah tuntutan. Bibirnya menekan Vera, dan dia mencicipi kemenangannya. Dia ingin Vera hancur di bawahnya. Tetapi Vera adalah wanita ahli strategi. Dia tidak mendorong menjauh, yang akan menunjukkan kepanikannya. Sebaliknya, dia membalas ciuman itu dengan intensitas yang sama, perlawanan dalam kepasrahan. Kaelan sedikit terkejut, ciuman dominannya melunak sedikit karena terkejut. Pada celah singkat itu, Kaelan berbisik dengan suara rendah dan serak: "Kau milikku sekarang, sayang. Jangan mencoba lari. Aku benci pengejaran yang membosankan." Saat Kaelan menarik diri sedikit, dengan cepat Vera menggunakan kesempatan itu. Dia mengumpulkan semua kekuatan yang dia miliki, mengarahkan tumitnya yang runcing ke sepatu kulit mahal Kaelan, dan menginjaknya dengan sekuat tenaga. Kaelan mengeluarkan desisan tajam yang nyaris tak terdengar di tengah gemuruh tepuk tangan. Dia menahan erangannya, tetapi cengkraman di pinggang Vera mengerat hingga menyakitkan. Kaelan memandang Vera, matanya menyala. Itu bukan marah karena kesakitan... itu adalah kesenangan karena penemuan. Dia tersenyum gelap, menundukkan kepalanya, dan berbisik ditelinga Vera, suaranya dipenuhi janji yang kejam: "Permainan yang bagus, Nyonya Sterling. Malam pertama kita baru saja dimulai."Vera sepenuhnya mengambil alih ruang kerja utama Kaelan. Dia tidak duduk di sofa; dia duduk di kursi Kaelan, dikelilingi oleh tablet dan proyeksi holografik data keuangan Lysander yang ia analisis.Kaelan berdiri di sisi meja. Dia tidak sedang bekerja; dia mengamati Vera, sesekali menyentuh bahunya atau merapikan helai rambut Vera yang jatuh. Dia adalah asisten pribadi yang posesif.Vera,sambil mengetuk-ngetuk layar. "Kau tahu?Arus kas Lysander ini terlalu bersih. Menjijikkan. Dia menyembunyikan uang operasionalnya di tempat yang sangat terenkripsi. Berikan aku akses server lama Ayahmu. Aku butuh keyboard lama."Kaelan membungkuk, wajahnya mendekat ke leher Vera. Dia tidak bergerak untuk mengambil keyboard itu; dia mencium leher Vera terlebih dahulu."Aku tidak bisa menahan diri. Kau terlalu seksi saat berkuasa, Vera. Setiap kali kau memerintahku, aku ingat mengapa aku butuh kau. Ambisimu membuatku gila.""Astaga, Kaelan. Aku sedang menghitung arus kas, bukan berkencan. Ambil keyboard
Vera terbangun di ranjang Kaelan. Keheningan tebal menyelimutinya. Masih ada aroma samar mesiu di udara. Matahari pagi menyentuh tirai beludru. Ia bergerak sedikit, merasakan lengan Kaelan yang posesif melingkari pinggangnya. Semalam, mereka adalah prajurit yang brutal; pagi ini, Kaelan hanyalah seorang pria yang tidur lelap, kelelahan, dan sedikit memar di pelipisnya.Melihat memar itu, naluri keibuannya…atau lebih tepatnya,naluri bawelnya…langsung aktif.Vera dengan hati-hati melepaskan diri dan bangkit. Ia kembali ke kamar dengan nampan sederhana: bubur hangat, teh, dan dua butir vitamin yang ia ambil dari kotak P3K. Kaelan membuka mata, ekspresi bingungnya dengan cepat digantikan oleh senyum posesif.“Kau tidak seharusnya bangun. Seharusnya kau berbaring di sisiku, di sini.” Suara Kaelan serak.Vera meletakkan nampan dengan tegas di meja samping. "Aku tidak seharusnya? Tuan Sterling, aku adalah perawatmu hari ini. Dan perawatmu bilang kau terluka dan kekurangan gizi. Jadi, kau aka
Kaelan dan Vera bergerak dalam keheningan yang brutal, menembus lapisan keamanan markas Reynard. Vila mewah itu ternyata menyimpan gudang bawah tanah milik keluarga Sterling yang terlupakan. Mereka mengenakan pakaian tempur gelap, senjata di balik pinggang. Mereka adalah unit kematian.Mereka menyusup ke ruang penyimpanan yang luas. Di tengah ruangan, di atas alas kaca yang berdebu, tergeletak Ikon Supremasi Keluarga Sterling... artefak yang terlebih kuno dan berharga. Tetapi di sekeliling artefak itu, Reynard telah menyimpan jebakan secara psikologis.Di dinding, pencahayaan sengaja diatur: serangkaian foto Kania yang tersenyum. Dan di tengah ruangan, ada rekaman suara lama yang memutar tawa Kania.Kaelan seketika berhenti, membeku. Aura dominasinya runtuh. Dia melihat masa lalunya menatapnya. Trauma yang disembunyikan selama lima tahun muncul ke permukaan.Vera berbisik, dengan suara tajam. "Kaelan! Jangan biarkan dia masuk ke kepalamu! Tidak sekarang!”Kaelan tidak merespons. Dia h
Kaelan dan Vera kembali ke Manor. Alih-alih merayakan kemenangan atau menyusun strategi, Kaelan membawa Vera langsung ke kamar mandi. Mereka berdua sama-sama kotor dan kelelahan, tetapi ada keheningan yang hadir di antara mereka.Kaelan duduk di tepi bak mandi. Dia mengambil kain basah dan mulai membersihkan bekas darah dan debu di wajah Vera. Gerakannya sangat lembut, sangat berbeda dari pria yang baru saja menembak musuhnya di pesta elit."Damai. Ya Tuhan,damai sekali. Aku seharusnya merasa takut, tetapi sentuhan Kaelan...sentuhan ini membuatku merasa aman. Keamananku bukan karena dia menjatuhkan bahaya, tetapi karena dia menyambut bahaya. Tapi karena dia menyambut bahaya itu bersamaku. Di tangannya, tidak ada lagi pengkhianatan, tidak ada lagi Reynard," batin Vera."Kau seharusnya membiarkan pengawalmu yang melakukan ini. Kau terluka juga." ucap Vera.Kaelan tidak menatap Vera, matanya fokus pada luka Vera. "Mereka tidak punya hak menyentuhmu. Tidak ada. Aku harus memastikan sendi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.