Share

bab.123 obatnya bukan itu

“Rey, aku bertanya serius. Kamu datang kapan? Kenapa gak bangunin aku?”

Lagi-lagi ia hanya menjawabnya dengan senyuman, membuatku kesal.

Kucubit lengannya, hingga ia mengaduh kesakitan.

“Viv, i-itu ... Bisa pelan dikit?”

Aku tak menggubrisnya, masih kesal dengan apa yang ia perbuat, juga dengan mimpi yang baru saja kudapat. Meskipun sebenarnya, aku bersyukur karena semua hanya mimpi. Reynan datang kesini, masih dengan ia yang semula, tanpa predikat seorang Nara pidana.

“Viv, beneran sakit,” ucapnya sambil meringis.

Aku menatap tangan yang baru saja Kucubit, darah segar mengalir. Aku baru menyadari jika Medan keisenganku adalah bekas luka Rey.

“Rey, maaf,” ucapku penuh rasa bersalah.

“Tak apa.”

“Tapi sampai berdarah ni tanganmu.”

Aku masih menatap darah segar yang kini mengalir melewati jarinya.

“Ya sudah, bantu obati, Viv.”

“Aku Carikan perban dan obat merah dulu.”

Baru saja aku bangkit, tangan ini diraih oleh Reynan.

“Obatnya bukan itu, tapi ...”

Lelaki itu berdiri mendekatk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
hayoloh. siapa yg menelpon Rey y?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status