"Dimana Sonya, Ace?"
"Aku membawanya kembali ke hotel, Bos."
Allen mengernyit. "Kenapa? Disini, kan ada Rose. Dia bisa menemani Sonya nanti."
"Maaf, Bos. Tapi udara disini agak tidak baik untuk kandungannya. Aku yang meminta dia pulang dulu ke hotel dan bisa kembali kesini kalau dia mau," sahut Ace tidak enak.
Allen berdecak menggelengkan kepala. "Tidak ku sangka kau ternyata bisa lebih protektif dibanding ibu-ibu cerewet di luar sana," ledek Bos Mafia itu.
Ace hanya terdiam menunduk, berjalan di samping atasannya. Semenjak tahu Sonya hamil, dia memang lebih posesif dibanding dulu.
Pria itu hanya ingin menjaga anak dalam kandungan Sonya dan memastikan dua orang yang dia cintai itu, bisa selalu sehat dan aman hingga tanggal kelahiran Sonya tiba.
"Di mana Liam?" tanya Allen mengalihkan pembicaraan mereka.
&nbs
Selamat hari Minggu semua 🤗
"Sonya … kau dimana?" Ace baru saja masuk ke kamar hotel presidential suite yang dia sewa selama berada di Mexico.Pria itu terlihat kesana kemari mencari keberadaan wanita yang tengah mengandung itu.Bunyi gemericik air di dalam kamar mandi membuat pandangan Ace teralihkan, sepertinya Sonya sedang mandi pikirnya.Membuka seluruh pakaian yang dia pakai, Ace masuk dengan santai mengikuti Sonya di dalam sana.Tubuh polos wanita itu menyambutnya, Ace ikut masuk ke dalam kamar shower di mana Sonya sedang berdiri memakai sabun ke tubuhnya."Honey," bisik Ace di telinga Sonya."Ace?!" kagetnya berbalik menatap pria yang sama-sama polos di depannya."Kau sudah pulang?" tanya Sonya malu-malu, mengalihkan pandangannya dari sesuatu yang menggantung indah dibawah sana."Ini sudah malam, tidak baik wanita hamil sepertimu m
"Kita mau ke mana, Al?""Kita akan bertemu dengan seseorang," sahut Allen singkat."Siapa?""Kau akan tahu saat kita tiba nanti Baby…."Rose berdecak duduk dengan gelisah di dalam mobil mewah prianya. Wanita itu sudah lama tidak jalan-jalan di kota ini.Kenangan masa kecilnya bersama keluarganya menari indah di pikiran Rose. Ternyata sudah selama ini dia tidak pernah datang lagi kesini, pikirnya."Aku ingin mengunjungi makam ibuku, Al…," ujar Rose tiba-tiba."Tentu saja, kita akan kesana saat kita bertemu dengan orang ini nanti." Allen mengambil tangan Rose menggenggamnya dengan lembut."Aku jadi penasaran dengan siapa orang yang ingin kau temui ini…."Allen tersenyum, semakin menekan pedal gas agar mereka bisa secepatnya tiba di lokasi persembunyian Eduardo
"Ja-jadi kau cucuku?" sambung Eduardo tidak percaya.Ya, pria tua itu adalah Eduardo, ayah dari ibunya Rose yang selama ini mencari keberadaan keluarga anaknya.Semenjak tahu anak perempuannya meninggal, Eduardo terus berusaha mencari keberadaan cucu perempuannya, Rose.Anaknya memang sengaja menghilang karena tidak mau Eduardo menemukannya bersama Alex yang lari, dari kejarannya."Cucu?" gumam Rose berbisik di samping Allen."Baby, tuan ini adalah kakekmu. Ayah dari ibumu…." tunjuk Allen pada Eduardo."A-apa? Kakek?" kaget Rose."Iya, Baby. Alasan aku mengikuti pertandingan tinju waktu itu karena ingin mencari tuan ini. Beliau sudah lama mencari keberadaan kau dan daddy Alex," sahut Allen menjelaskan yang sebenarnya pada Rose."A-aku tidak percaya ini." Rose menutup mulut, menatap pria tua dengan kepala
"Kalian istirahat saja disini, aku akan meminta maid-ku menyiapkan kamar untuk kalian.""Bagaimana denganku Paman?" sela Edward duduk di samping Ace.Eduardo mengernyit. "Kenapa denganmu?""Aku juga ingin tidur disini, sudah lama aku tidak berkumpul bersama kalian…," sahut Edward memelas."Kau bisa tidur disini, tapi tanganmu akan tetap terikat seperti itu!""Apa? Kenapa Paman begitu tidak adil padaku?" kesal Edward tidak terima."Kau jangan lupa dengan utang kesalahanmu padaku Edward! Bersyukurlah karena kau masih bisa masuk ke rumah ini!"Edward hanya bisa mendengus, pasrah dengan pengaturan yang diberikan pamannya. Kesalahan dia juga karena membuat pria tua itu marah padanya hingga sekarang.Pengiriman besar-besaran benda terlarang yang pernah dilakukan Eduardo beberapa tahun yang sil
"Di mana Rose, Ace?""Dia menunggumu di rumah Tuan."Alex mengernyit. "Rumah?""Iya, aku hanya diminta bosku untuk menjemput Tuan."Alex mengangguk, tidak berani bertanya lagi. Asisten kepercayaan calon menantunya ini bahkan terlihat lebih menyeramkan dibanding pertama kali dia bertemu dengan Allen.Ace hanya berbicara sekedar padanya, dan terkesan lebih dingin. Entahlah, Alex juga bingung mendeskripsikan bagaimana pribadi Ace yang sebenarnya.Alex baru saja tiba di Negara penuh memori bersama istri dan anaknya. Setelah mendapatkan telepon dari Rose kemarin untuk memintanya datang. Pria paruh baya itu cepat-cepat memesan tiket keberangkatan di pagi hari.Tidak tahu apa alasan Rose memintanya kesini, tapi Alex merasa ada sesuatu yang penting yang sedang terjadi pada anak perempuannya.Memasuki sebuah
"Kau di mana Ace?" tanya Sonya dari ujung teleponnya."Aku masih di jalan, tidak lama lagi aku akan sampai.""Tunggu, aku ingin kau membelikan tacos untukku."Ace mengernyit. "Kau bisa meminta penjaga untuk membelikannya Honey.""Tidak, aku tidak mau. Aku ingin kau yang membelinya Ace," rengek Sonya."Tapi aku sudah dekat dengan hotel Honey.""Kalau begitu berhenti dan putar balik lagi. Aku ingin tacos double cheese dengan mayonaise di atasnya. Hati-hati Ace, bye…." Sonya memutuskan panggilan itu tanpa mendengar jawaban Ace di ujung sana.Pria itu hanya bisa membuang nafas panjang, melempar ponselnya ke kursi sebelah. Ternyata wanita hamil lebih ribet dari bosnya, pikir Ace.Berhenti di sebuah restoran yang menjual berbagai macam tacos, Ace memesan cukup banyak pesanan yang diminta Sonya padan
"Kau disini Ace?" Sonya kaget mendapati pria itu sudah lebih dulu berada di rumah orang tuanya.Wanita berlesung pipit itu dijemput oleh anggota Blue Fire di hotel sebelumnya atas perintah Ace."Duduk, Sonya!" perintah ibunya menatap tajam anak perempuan mereka."I-iya, Mom." Takut-takut wanita itu duduk di samping Ace yang tersenyum tenang menatapnya."Apa benar pria ini adalah calon suamimu?" tanya ibu Sonya tanpa basa basi.Sonya tertunduk tidak berani menatap kedua orang tuanya. "Iya, Mom … Dad.""Lalu benar kalau dia sudah menghamilimu?" tanya wanita paruh baya itu lagi.Sonya mengangguk, tidak berani bersuara. Ace tengah menggenggam tangannya dengan hangat, seakan memberikan ketenangan di hati wanitanya.Dua pasangan suami istri itu saling menatap satu sama lain, dan kompak menghembuskan nafas panja
"Daddy…." panggil Rose mendekati Alex. "Kemarilah, duduk disini dengan Daddy." Pria paruh baya itu menepuk kursi bangku disampingnya. ""Kau sedang apa sendirian disini, Dad?" tanya Rose ikut duduk bersama ayahnya. "Menikmati pemandangan sore hari Rose. Biasanya Daddy dan mommy selalu duduk disini setiap jam begini." Rose mengernyit tidak mengerti. "Disini?" "Iya, Nak. Rumah kakekmu ini dulunya adalah tempat tinggal pertama kami setelah menikah," terang Alex mengingat kenangannya bersama ibu Rose. "Benarkah? Kenapa Daddy tidak pernah mengatakannya padaku kalau kita punya rumah lain lagi, selain rumah kita yang dulu?" tanya Rose tidak percaya. "Itu karena rumah ini terpaksa Daddy jual untuk biaya persalinan ibumu, Nak. Kami sangat susah dulu, bahkan untuk membelikan ibumu makanan yang dia suka saja Daddy tida