Jodoh Jebakan Dari Opa

Jodoh Jebakan Dari Opa

last updateHuling Na-update : 2025-09-25
By:  Pelangi JelitaIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
8Mga Kabanata
14views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Blurb: Demi melunasi hutang keluarganya, Anaya dipaksa menghadiri jamuan makan malam bersama seorang pria tua kaya raya. Di depan keluarga, lelaki tua itu tampak ramah. Tapi di balik senyumannya, ada tatapan genit yang membuat Anaya merinding ketakutan. Yang tidak Anaya tahu, semua itu hanyalah jebakan licik Sang Opa Gaul yang sengaja pura-pura melamarnya, hanya untuk menekan cucunya sendiri, Si Bujang Tua Raka, agar segera menikah. Raka muak dengan permainan Opa-nya. Melihat Anaya diperlakukan sebagai “calon istri Opa”, ia akhirnya mengambil langkah gila. “Lebih baik kau menikah denganku. Kontrak tiga tahun. Setelah itu, kita bebas.” Anaya tak punya pilihan. Ia lebih rela terikat kontrak dingin dengan cucu tampan itu, daripada jatuh ke pelukan Opa Gaul mesum yang mengerikan. Namun siapa sangka, di balik pernikahan pura-pura itu, ada rahasia dan perasaan yang tak bisa mereka tolak. Apakah kontrak bisa menjaga batas, atau justru membuat mereka terjebak dalam cinta yang nyata?

view more

Kabanata 1

Bab 1 ~ Kesan Pertama

“Pakailah gaun itu. Jangan bikin malu keluarga.”

Suara Mama terdengar tajam dari balik pintu kamar. Anaya memandangi gaun merah marun yang tergantung di depan lemari. Bahannya mengilap. Bahunya terbuka.

"Belahannya… ya ampun, sampai paha. Aku mau makan malam, bukan tampil di red carpet ma,” gumamnya pelan, nyaris seperti mengutuk nasib.

Namun wajah Papa terbayang di benaknya. Wajah lelah yang makin hari makin tirus. Hutang menumpuk. Cicilan rumah macet.

Dan sekarang, Mama menyuruhnya ikut jamuan makan bersama, katanya, seorang pria kaya yang bisa ‘menolong’ mereka.

Tolong? Tidak. Ini bukan pertolongan. Ini perangkap.

“Cantik sekali. Persis seperti yang Opa bayangkan.”

Anaya nyaris mundur selangkah saat pria itu menyambutnya di depan pintu restoran.

Usianya mungkin di atas enam puluh, tapi wajahnya tampan dipulas rapi dengan senyum lebar, rambut disisir licin ke belakang, dan parfum yang aromanya terlalu tajam untuk hidungnya.

“Selamat malam, Anaya.” Pria tua itu meraih tangannya dan menciumnya pelan. Seperti di film-film lama. Tapi alih-alih merasa terhormat, Anaya merasa… jijik.

“Selamat malam… Pak,” balasnya kaku.

“Panggil aku Opa saja,” katanya sambil berkedip nakal.

Anaya ingin lari. Mama mencubit pelan lengannya dari belakang.

"Jangan bikin masalah, bertahanlah sebentar saja."

Meja makan sudah disiapkan di sudut restoran mahal itu. Mewah. Tenang. Tapi Anaya merasa seperti duduk di ranjau yang siap meledak.

Sepanjang makan malam, Sang Opa terus berbicara. Tentang bisnis, keluarganya dan cucu kesayangannya serta rencana hidupnya yang “tidak ingin kesepian di masa tuanya.

Sesekali tatapannya meluncur turun, ke arah dada Anaya. Senyumnya tetap ramah. Anaya merasa ingin muntah.

“Terima kasih sudah mau menemani Opa malam ini. Jarang ada gadis muda sebaik kamu" ucapknya sopan.

Terlihat si Opa memgedarkan pandangannya ke sekeliling restoran.

"sebentar lagi cucu saya yang kurang ajar datang” katanya sambil menyentuh tangan Anaya di atas meja.

Anaya buru-buru menarik tangannya, berusaha tetap sopan.

“Kalau boleh tahu… Bapak eh, Opa, sebenarnya mau apa?”

Pria tua itu tersenyum. Lebar. Terlalu lebar.

“Opa ingin melamarmu.”

Dunia Anaya seakan berhenti.

“Apa?”

“Opa serius. Opa suka kamu. Dan Opa yakin, kamu bisa membuat hari-hari tuaku lebih cerah.”

“Tidak, saya ….saya masih muda, dan…”

“Kalian butuh uang, kan?”

Anaya menggigit bibirnya. Tidak bisa menjawab.

Lalu, dari arah belakang, terdengar suara berat yang membuat semua mata di ruangan menoleh.

“Opa, sugguh keterlaluan.”

Seorang pria tinggi bersetelan hitam berdiri di sana, matanya tajam menatap mereka. Usianya mungkin 30-an.

Wajahnya tegas. Sorot matanya dingin. dari aura tubuhnya, jelas bukan orang sembarangan.

“Sudah kukatakan, jangan main-main dengan gadis muda.”

Anaya memandang pria itu. Napasnya tercekat. Ia bahkan belum tahu siapa dia.

Untuk pertama kalinya malam itu, ia merasa sedikit… aman dan sedikit penasaran.

Anaya tidak tahu harus berdiri atau tetap duduk.

Pria yang baru datang itu, yang tadi memanggil Sang Opa dengan nada setengah menghardik berjalan mendekat, matanya mengunci ke arah laki-laki tua di seberang meja.

“Opa, kau masih saja pakai cara kotor seperti ini?” ucapnya dingin.

Opa hanya tersenyum tenang.

“Raka, jangan ganggu dengan suara berisik kamu itu. Kami sedang menikmati makan malam. Malu tau sama Calon Ibu Mertua”

“Dengan gadis yang bahkan lebih dari setengah umurmu?” Raka memutar mata.

Lalu menoleh pada Anaya. “Kau baik-baik saja?”

Anaya hanya mengangguk pelan. Meski masih bingung siapa pria ini, instingnya berkata, ia berada di pihak yang benar.

Tanpa berkata apa-apa, Raka menarik kursi dan duduk di samping Anaya.

"Kau mengerikan, Opa,” katanya pelan, namun tajam. “Ini sudah kelewatan.”

Sang Opa menyenderkan tubuh di kursinya. Wajahnya masih tersenyum tapi kali ini, ada sinar licik di balik matanya.

"Kau itu selalu anti kalau berhubungan soal pernikahan. Opa mau bahagia. Masa begini aja marah?”

Raka menghela napas. “Opa pikir aku bakal tinggal diam lihat Opa... menggoda gadis seumuran keponakanku?”

“Kalau kamu mau dia lepas dariku, ya nikahi dia. Nggak berani kan”

Anaya membeku.

Raka terdiam sejenak. Lalu matanya kembali menatap Anaya. Tatapannya tajam, seperti sedang menilai.

“Namamu siapa?” tanyanya tiba-tiba.

“A-Anaya…”

“Anaya.” Raka mengulang pelan, lalu mengangguk kecil.

“Oke, dengarkan baik-baik.”

Anaya menelan ludah. Deg-degan. Ia tidak suka nada suara laki-laki ini. Terlalu tenang. Terlalu datar. Terlalu… berbahaya.

“Kau tidak usah menikah dengan Opa,” katanya, “Nikah saja denganku.”

Anaya mematung. Apa baru saja dia bilang... menikah?!

“Apa maksudmu?” tanyanya, nyaris berbisik.

“Kontrak tiga tahun,” lanjut Raka santai.

“Aku butuh status untuk menghentikan Opa. Kamu butuh uang. Win-win.”

Opa tertawa kecil. “Gila. Raka, kau akhirnya juga main kotor, ya?”

“Lebih baik aku main kotor, daripada melihat Opa benar-benar menikahi gadis ini,” balas Raka dingin.

Anaya menggeleng. “Tunggu... Ini keterlaluan. Aku bahkan tidak kenal kalian.”

Raka menyandarkan tubuh, matanya menatap lurus padanya.

“Kau bisa tolak. Tapi setelah ini, Opa nggak akan berhenti. Dia akan kirim bunga ke rumahmu, jemput kamu pakai mobil mewah, merayu keluargamu dengan uang. Kamu mau”

Anaya mencelos. Ia tahu itu mungkin terjadi.

“Kalau kamu jadi istriku, maksudnya istri palsu, tentu saja Opa akan menyerah. Tiga tahun, kita jalanin kontrak, lalu cerai. Nanti aku kasih kompensasi uang di akhir.”

“Tapi…”

“Pilihannya cuma dua.” Raka mencondongkan tubuh ke depan.

Suaranya menurun, nyaris seperti bisikan.

“Jadi istri kakek kakek bau minyak angin atau istri kontrak pria seperti aku, yang nggak akan sentuh kamu tanpa izin.”

Anaya menatapnya. Wajah dingin. Tatapan tajam. Tapi ada satu hal yang bisa ia lihat di mata pria itu, ketulusan yang tidak pura-pura.

Ia tidak percaya dengan laki-laki itu, tapi lebih tidak percaya lagi dengan Opa Gaul.

Dan Anaya yakin keluarganya… tak akan bisa menolak jika pria seperti ini datang membawa ‘solusi’.

Anaya menarik napas panjang.

“Boleh kutanya satu hal?”

“Tanya apa ???.”

“Kenapa aku? Kenapa kau yakin aku bakal setuju?”

Raka tersenyum tipis. Kali ini, senyuman yang membuat jantung Anaya berdebar.

Karena kamu perempuan pertama... yang berhasil bikin Opa serius mau nikah.”

Anaya nyaris tertawa sekaligus nyaris menangis juga.

Karena ini mungkin gila, tapi gila kadang... lebih baik daripada menyerah.

***

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
8 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status