Suara langkah kaki terdengar semakin mendekati tempat dimana Rose bersembunyi.
Allen berada satu meter di samping kirinya, ikut bersembunyi di balik pohon besar dalam hutan.
Mata tajamnya tidak berhenti memandang ke sekitar mereka. Dua telinganya Allen pasang dengan seksama untuk mendengar derap langkah kaki mereka.
Dalam pendengarannya, ada sekitar sepuluh orang yang berjalan mengendap-endap mendekat ke arah dia dan Rose.
Allen harus memastikan keselamatan Rose lebih dulu, wanita itu sedang terluka dan sangat membutuhkan pertolongan saat ini. Dia tidak boleh gegabah dalam bertindak.
Dengan hati-hati Allen mengintip dari balik pohon, untuk memastikan apa perkiraannya benar atau tidak.
Dia kembali bersembunyi dan memberikan kode pada Rose untuk bersiap. Allen pun mulai membidik musuh di depan mereka yang wajahnya tertutupi topeng.
Di
"Hati-hati…."Rose turun dari mobil dibantu Allen bosnya. Wanita itu dibawa ke mansion mewah berlapis emas milik Bos Mafia ini."Kenapa membawaku kesini Al?""Kita tidak bisa kerumah sakit sekarang, terlalu berbahaya. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk itu."Allen membawa Rose naik ke lantai dua dimana sebuah kamar berukuran tiga kali lebih besar dari rumahnya berada.Rose pernah tidur disini beberapa kali waktu Allen mengurungnya di mansion ini."Aku akan membantumu membersihkan badan.""Apa? Jangan gila! Aku bisa melakukannya sendiri. Kau keluarlah." usir Rose tidak mau pria ini melihat tubuhnya."Tanganmu sedang terluka, mana bisa kau melakukannya sendiri.""Aku tidak mau. Panggilkan saja maid-mu untuk membantuku. Aku tidak mau kau yang melakukanny
"Bagaimana keadaanmu Rose?" tanya Sonya dari ujung teleponnya."Aku baik-baik saja So, kau tidak perlu khawatir.""Untunglah…," sahutnya menghembuskan nafas lega. "Lalu sekarang kau ada dimana?" tanyanya lagi."Aku ada di mansionnya Allen. Dia membawaku kesini.""Kenapa tidak membawamu ke rumah sakit? Memangnya di mansionnya lebih lengkap dibanding rumah sakit?""Bukan … bukan begitu, hanya saja…." Rose bingung harus menjelaskan apa pada temannya ini tentang siapa sebenarnya Allen Clarck, sosok yang dikenal Sonya sebagai atasannya di kantor."Halo … apa kau masih disana Rose?""I-iya So. Maaf, tapi aku harus mengikuti pemeriksaan lanjutan hari ini. Nanti aku akan menghubungimu lagi, ok?""Baiklah kalau begitu, hubungi aku kalau ada apa-apa. Jaga dirimu Rose."
"Kau kemana saja Al?""Apa kau menungguku seharian ini, hm?"Rose mengangguk. "Aku bosan di mansionmu sendirian. Aku ingin pulang, Al….""Kau belum sembuh benar Rose. Daddy-mu pasti akan sangat khawatir melihat keadaanmu seperti ini sekarang.""Tapi aku-""Kemarilah," potong Allen menepuk kursi sofa di sampingnya.Rose berdecak namun tetap mengikuti perintah atasannya itu."Tunggu setidaknya sampai gips di tanganmu bisa dilepas baru kau bisa pulang Rose." ujarnya lagi setelah Rose duduk."Itu terlalu lama Al, daddy pasti akan sangat khawatir padaku jika aku terlalu lama tidak pulang.""Kau tenang saja, aku sudah mengurus itu untukmu. Kemarilah, aku ingin berada dekat denganmu." pinta Allen menarik tangan kanan Rose yang bebas gips."Kau kemana saja tadi?"
"Good morning baby…," bisik Allen di telinga Rose.Wanita ituQ masih tidur karena lelah dengan pertempuran mereka semalam.Sebuah kecupan mesra mendarat di dahi Rose, membuat dua mata indahnya perlahan terbuka."Maaf membangunkanmu Nona…," ujar seorang maid yang berdiri tidak jauh dari ranjang."Kau … sedang apa kau disini?""Maaf Nona, aku membawakan sarapanmu kesini. Kata bos, Nona akan makan dikamar," sahut maid itu tertunduk tidak berani menatap Rose.Rose mengedarkan pandangannya mencari sosok pria yang semalam habis bergelut dengannya.Allen tidak ada disana, hanya ada bantal guling yang berada disampingnya menggantikan posisi pria itu sebelumnya."Kemana bosmu?" tanya Rose sadar Allen tidak ada di kamar."Bos tadi pagi-pagi sekali sudah pergi Nona," jawabnya
"Apa kabar Adam?" sapa Allen pada sepupu laki-lakinya."Kabarku baik. Aku dengar kau makin sukses sekarang.""Iya, itu hanya sebagian dari usahaku saja selama ini." sahutnya menyombongkan diri.Sengaja … Allen ingin pelan-pelan memancing sikap sebenarnya Adam padanya."Lalu bagaimana dengan bisnis gelapmu? Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya pria penuh tato itu."Semuanya sangat lancar, aku bahkan berhasil mendapatkan keuntungan yang tiga kali lipat dalam beberapa kali transaksi akhir-akhir ini.""Benarkah? Aku pikir kau sempat diserang dan banyak kehilangan benda berhargamu waktu itu!"Allen tertawa remeh, memutar gelas di tangannya. "Bandit-bandit pengecut itu tidak akan mampu menumbangkan bisnisku begitu saja. Penyerangan mereka bahkan tidak seberapa dengan kekuatan yang aku miliki!" sahutnya menyesap wine di ta
"Bangun pemalas!" sentak Ace membangunkan Sonya.Pria itu sudah mandi dan berganti pakaian untuk bersiap ke kantor. Hari ini pekerjaannya sangat banyak, hingga pagi-pagi sekali dia sudah harus tiba disana.Sonya yang kaget sontak terduduk di atas ranjang hingga selimut yang menutupi tubuh bagian atasnya tersingkap."Kau ingin menggodaku lagi, hm?"Ace duduk di samping Sonya dan memilin puncak dada wanita yang masih setengah sadar itu.Ujung benda kenyalnya langsung menegang mendapatkan sentuhan lembut dari jari-jari tangan Ace yang kasar.Sedikit meremasnya karena gemas, desahan lolos dari mulut Sonya yang sadar kalau lelaki itu lagi-lagi sedang mempermainkannya."Apa kau masih belum puas Sonya? Aku bisa memuaskanmu sekali lagi pagi ini sebelum aku pergi.""Brengsek!" Sonya menepis tangan nakal yang masih menemp
Masih dalam keadaan tubuh yang telanjang, Allen merapatkan tubuhnya menyentuh dua gundukan besar Rose dan menggesekkan miliknya yang menggantung indah.Tangan kekarnya asik meremas bokong padat berisi Rose dan mencium ceruk leher jenjang wanitanya, meninggalkan tanda kepemilikannya disana. Turun ke bawah mencium tulang selangka Rose dan berhenti di gundukan kenyalnya.Allen kemudian mendudukan Rose ke sudut ranjang dan membuka lebar kedua kakinya. Mulai mengendus dan membaui milik Rose, Allen menyesapnya dengan lembut.Mencari sebuah harta karun kecil disana, Allen mulai memanjakan wanita bertubuh seksi itu.Lidah liarnya asik dia mainkan bergantian dengan bibir basahnya memasuki rongga kehangatan milik Rose.Rose mencengkram kuat ujung ranjang diikuti dengan gerakan naik turun yang diberikan Allen melalui mulutnya di bawah sana.Allen terus memberikan kenikm
"Akhirnya kau pulang juga, Nak…." Alex menyambut kedatangan anak perempuannya dengan pelukan hangat."Maaf Dad, aku-""Kami baru saja pulang dari perjalanan bisnis Tuan Alex," potong Allen cepat.Hari ini dia mengantarkan Rose pulang setelah puas menggerayanginya selama seharian penuh kemarin.Rose sampai sulit berjalan karena tingkah pria gila ini, tidak pernah ada kata lelah untuk Allen menggempurnya."Iya, Nak Ace menghubungiku waktu itu dan mengatakan keberangkatan kalian. Apa kalian sudah makan?""Sebenarnya kami dari bandara langsung kemari Tuan," sahut Allen lagi."Baiklah, kalian beristirahatlah dulu. Aku akan menyiapkan makanan untuk kalian berdua.""Biar aku bantu, Dad…." sela Rose mengikuti Alex dari belakang."Tidak perlu," tahan ayahnya. "Kau tunggu dis