Share

Kemenangan

Penulis: Aquarius
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-27 12:20:43

Lomba cerdas cermat tahun ini, dimenangkan oleh SMA Citra. Tiga tim dari SMA Citra mendapat peringkat pertama, dan satu tim lainnya mendapat peringkat kedua. 

Tim yang mendapat peringkat pertama adalah Yandi dan teman-teman se-timnya sebagai peserta cerdas cermat matematika, kemudian dari tim cerdas cermat biologi oleh Reza, Ino dan Diki, serta satu tim dari cerdas cermat fisika. Sedangkan tim cerdas cermat kimia, mendapatkan peringkat kedua.

Pengumuman peringkat lomba cerdas cermat dilangsungkan setelah semua perlombaan berakhir. Seluruh siswa dan guru pendamping yang hadir saat itu, diminta untuk berkumpul di aula SMA Jaya Karsa, di mana lomba itu dilaksanakan.

Kini ruangan itu telah dipenuhi oleh seluruh siswa dan para guru pendamping dari tiap sekolah. Walaupun hasil dari perlombaan sudah diketahui, namun para siswa tetap antusias saat pengumuman akan dimulai.

“Saya mengucapkan terima kasih untuk adik-adik yang telah berpartisipasi dalam lomba cerdas cermat hari ini. Begitu juga untuk adik-adik yang bersemangat mendukung teman-temannya,” ujar seorang pria berbusana kemeja batik.

“Untuk semua peserta lomba hari ini, saya bangga dengan kalian semua. Di mata saya, kalian semua sangat hebat. Sekalipun kalian tidak memenangkan perlombaan kali ini, kalian tetap hebat.”

“Kalian semua telah bekerja keras hari ini. Jadi jangan menyerah, hanya karena kalian gagal hari ini. Hari ini adalah jalan kalian menuju kesuksesan yang luar biasa. Tetap semangat belajar, dan terus berprestasi.” setelah pria berbusana kemeja batik itu memberikan kata-kata penyemangat pada peserta lomba, ia pun mengumumkan peringkat lomba cerdas cermat.

Pengumuman peringkat, dimulai dari  lomba cerdas cermat matematika, biologi, kimia, dan di akhiri dengan pengumuman hasil lomba cerdas cermat fisika. Setiap peserta lomba yang mendapat peringkat dalam lomba itu, naik ke atas panggung dan menerima piala.

Saat Yandi dan dua orang siswa lainnya naik ke atas panggung, para siswa dari sekolahnya terus mencibirnya. Mereka lupa bahwa ia yang telah membawa kemenangan bagi sekolah mereka. 

“Dasar sok pintar!” ujar Dinda kesal.

“Paling dia lagi beruntung aja, makanya dia menang. Kalau enggak dia pasti udah malu sekarang,” ujar Rian.

“Benar banget,” ujar Rita menyetujui ucapan Rian.

Tak hanya para siswa yang mencibirnya, para guru pun turut melakukan hal itu. “Paling dia cuma beruntung. Soalnya aja yang gampang,” ujar bu Tina tak suka melihat Yandi memegang piala kala itu.

“Benar bu, saya juga gak percaya kalau dia bisa jawab soal-soal kayak gitu. Pasti itu hasil cakar teman-temannya, dia gak mungkin bisa,” ujar bu Dina.

“Mendingan, nanti pas pelajaran matematika, kita minta bu Rika buat ngetes dia. Saya juga ragu kalau dia bisa,” ujar pak Vino.

Saat semua siswa dan guru dari sekolahnya tak bisa menerima kenyataan, para siswa dari sekolah lain justru kagum dengan kemampuan Yandi. Mereka bahkan terus menceritakan kehebatannya, saat pengumuman sedang berlangsung.

“Ya ampun... tuh cowok gila keren banget. Bisa-bisanya dia cakar secepat itu,” ujar seorang siswi berambut pirang sebahu.

“Setuju banget. Apa lagi pas soal terakhir, dia tuh keren banget. Gak butuh waktu lama pas soalnya dibaca, dia langsung jawab. Terus jawabannya benar lagi,” ujar seorang siswi menyetujui perkataan temannya.

Bagi siswa sekolah lain, Yandi memang pantas mendapat peringkat satu bersama teman-temannya. Bahkan mereka sangat mengakui kemampuan Yandi dalam menjawab soal-soal yang diberikan.

Acara penutupan langsung dilakukan, setelah pengumuman hasil beserta pemberian piala dan hadiah berakhir. Acara penutupan hanya berupa kata-kata penyemangat dari kepala sekolah SMA Jaya Karsa, dan satu guru dari setiap sekolah sebagai perwakilan sekolahnya.

Setelah acara penutupan berakhir, semua siswa dan para guru yang hadir saat itu kini tengah bersiap untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing. Kini mereka sedang menunggu bus untuk menjemput mereka.

Hal yang sama juga terjadi pada SMA Citra. Semua siswa dan para guru yang hadir saat itu, sedang menunggu bus mereka. Saat menunggu, para guru mengucapkan selamat kepada setiap siswa yang berpartisipasi dalam lomba hari ini. Namun mereka melewatkan Yandi, seakan ia tak turut berpartisipasi dalam perlombaan itu. Baik guru maupun siswa hanya menatapnya sinis hingga bus datang menjemput mereka.

Ada dua bus kala itu yang datang menjeput mereka. Para siswa dan guru kali ini dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan jalur tempat tinggal mereka. Setelah pembagian selesai, para siswa dan guru segera menaiki bus yang sesuai arah tujuan mereka.

Tempat tujuan Yandi adalah rute terakhir yang akan dilewati bus yang dinaikinya. Ia yang mengetahui hal itu pun segera melekatkan matanya, dan menuju dunia mimpi. Ia  memakai kedua earphone (alat pendengar) berwarna hitam di telinganya, sambil mendengarkan beberapa lagu bergenre pop yang diputar di ponselnya.

Yandi yang sedang bermimpi indah, tak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang sambil tersenyum bahagia. “Selamat ya, Yandi. Kamu emang hebat banget. Aku harap kamu gak dengarin perkataan mereka yang gak suka sama kamu.” Tak ada keberanian dalam diri gadis itu, membuatnya hanya memberikan ucapan  selamat dalam hatinya.

Para siswa yang berada dalam bus itu pun memperhatikan gadis itu, yang sedari tadi terus memperhatikan Yandi. “Jangan bilang lo suka cowok pembuat onar itu?” tanya Dito, teman sekelasnya.

“A... apaan sih? Jangan sembarangan deh!”

“Kalau lo gak suka sama dia, ngapain lo lihatin dia mulu dari tadi?”

“Ya... cuma lihat aja. Lagian gue gak ngelihatin dia, kok.” gadis itu berusaha membohongi temannya. Ia tak ingin ada orang yang mengetahui bahwa dirinya menaruh rasa kagum pada siswa pembuat onar itu.

“Oh... gue tahu. Lo pasti ngerasa dia hebat, kan?” tanya Dito yang tak puas dengan jawaban temannya.

“Apaan sih, Dit?”

“Asal lo tahu. Tuh cowok gak lebih hebat dari cewek gue. Dia itu bisa ikut lomba ini, karena cewek gue sakit. Lagian dia gak sepintar cewek gue, jadi lo gak usah kagum ama dia. Mendingan lo kagum ama si Reza, atau Diki ama Ino,” ujar Dito menceramahi temannya.

“Mereka itu lebih pintar dari dia. Udah gitu, mereka juga murid teladan, sama kayak lo. Lagian ngapain lo kagum ama cowok modelan dia? Kayak gak ada orang lain aja?!”

“Tahu ah! Terserah lo! Gue mau tidur,” ujar gadis itu kesal dengan semua perkataan temannya.

“Awas kelewatan. Entar lo gak bisa pulang lagi,” ujar Dito yang mengetahui kebiasaan temannya. Ia tahu bahwa gadis itu sering tertidur, jika melakukan perjalanan jauh. Gadis itu pun sering kali melewatkan tempat tujuannya, jika ia sudah tertidur.

“Gak bakalan.”

“Terserah, gue udah kasih tahu. Entar kalau lo ketiduran, gue gak bisa tolong lo. Soalnya gue bakal turun duluan,” ujar Dito yang akan tiba di tujuannya beberapa saat lagi. 

“Iya, tenang aja. Gue gak bakalan ketiduran, kok. Gue cuma nutup bentar doang ni mata,” ujar gadis itu sambil menutup kedua matanya.

Kekhawatiran Dito kini terjadi. Sesaat setelah ia turun dari bus itu, gadis itu telah terlelap. Ia terus tertidur hingga melewati tempat tujuannya. Bahkan saat bus itu mencapai rute akhir, ia tak kunjung bangun dari tidurnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Broken   New Life

    Kehidupan adalah suatu anugerah dari Tuhan. Kehidupan juga merupakan rahasia. Dalam kehidupan ini tentunya banyak hal-hal yang terjadi di luar dugaan, yang terkadang menghasilkan tawa tetapi dapat juga menghasilkan air mata.Setiap detik, setiap menit dan setiap jam dalam kehidupan ini selalu dipenuhi rahasia. Sebagai manusia kita pastinya tak akan tahu apa yang bisa terjadi beberapa waktu ke depan. Terkadang apa yang kita duga memang terjadi, tetapi sering juga terjadi hal yang tak pernah kita duga.Setelah menjalani kehidupan tanpa kedua orang tuanya, kini Yandi bersama dua saudaranya tak pernah kehilangan senyum lagi. Mereka pun selalu menikmati waktu berkumpul di meja makan.Yani, Yandi dan Yeri selalu memiliki waktu untuk satu sama lain, meski mereka pun sibuk dengan pekerjaan atau pun pendidikan mereka. Suasana rumah Yandi yang dulunya terasa suram, kini terasa lebih cerah. Selalu ada tawa dan kebahagiaan. Tak hanya ada tangis melulu, atau tekanan melulu. Ketiga bersaudara itu

  • Broken   Start a New Life (2)

    Kehidupan memang selalu diisi oleh berbagai hal. Kadang yang mengisi kehidupan adalah hal-hal yang sudah kita duga. Tapi terkadang juga diisi dengan hal-hal yang tak pernah diduga. Hari-hari Ami dan Vian kini dijalani dengan penuh air mata. Keduanya kini resmi memilih untuk tak berjalan bersama lagi. Ami dan Vian telah sepakat untuk menjalani kehidupan masing-masing. Namun mereka masih tetap mengurus Reina sebagai anak bersama-sama. Hanya saja, baik Vian maupun Ami saling membatasi diri. Setelah berhenti menjadi asisten rumah tangga Yandi dan keluarganya, kini Ami mulai membuka usaha kecil-kecil dari uang yang kerja kerasnya selama ini. Yani sendiri memberikan uang dalam jumlah yang cukup fantastis kepada Ami. Gasia itu memberikan Ami uang sebagai gaji terakhirnya dan juga sebagai ganti rugi atas perbuatan Yena. Uang yang diberikan Yani pada wanita itu adalah uang milik kedua orang tuanya. Ami kini telah membeli sebuah gerobak yang akan digunakannya untuk berjualan. Ia membeli gerob

  • Broken   Start a New Life

    Keputusan Ami untuk membiarkan Reina tetap berhubungan dengan Ayahnya adalah sebuah keputusan besar. Namun ia sadar, bahwa putrinya tak akan pernah bahagia jika ia terus melarangnya. Ia pun sadar bahwa Reina tak akan tinggal diam saja, jika ia terus melarangnya. Sehingga ia merasa apa pun larangan yang ia beri, itu tak akan membuat putrinya berhenti menemui ayahnya.Keputusan Ami untuk tetap membiarkan Vian berhubungan dengan putrinya lagi, membuat Vian merasa senang. Namun, di sisi lain ia pun merasa sedih. Saat memeluk Reina, Vian menyadari bahwa ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari itu. Ia sebenarnya tak hanya ingin membuat Ami menghilangkan larangannya itu. Sebenarnya Vian dan Ami menginginkan hal yang sama. Jauh di dalam lubuk hati mereka, ada suatu keinginan yang tertahan sejak lama dan kini harus dikubur mereka sedalam-dalam.Tak hanya Ami, Vian pun sangat ingin rumah tangga mereka telah hancur dulu, bisa kembali lagi. Namun, itu semua susah tak mungkin lagi. Sejak Vian

  • Broken   Tak Ingin Hancur (2)

    “Reina! Keluar lo, gue belum selesai ngomong!” teriak Rein gigih. Meski Reina sudah meninggalkan, namun ia tak menyerah. Reina pun kembali menemuinya. “Ada apaan lagi?” tanya Reina.“Gue mau tahu, ya. Lo harus jauh-jauh dati papi gue!” ujar Rein sembari menunjuk Reina.Reina memutar bola matanya dan menggeleng pelan kepalanya. “Lo paham kata-kata gue tadi?!” tanya Reina geram. “Gue rasa udah jelas, ya. Jadi gak perlu ulangin lagi.”“Gak! Gue gak terima, gue gak mau dan gak sudi lo ngerrbut semua milik gue!” balas Reina.“Gue gak pernah rebut milik lo, ya! Mau Yandi atau pun papi, lo gue kan udah bilang, gue udah bilang kalau gue gak ngerebut mereka,” jelas Reina. “Lagian om Vian bukan cuma papi lo, doang! Jadi lo gak bisa ngelarang gue!” tegas Reina.“Gue gak mau hidup gue hancur karena lo!” teriak Rein.“Gue gak pernah ngehancurin hidup lo, ya! Harusnya gue yang marah-marah ke lo dan lo, karena mami itu udah hancurin hidup gue!” balas Reina. “Asal lo tahu, gara-gara mami lo, gue jad

  • Broken   Tak Ingin Hancur

    Hidup Rein sebagai anak tunggal dan satu-satunya anak kesayangan Vian hancur begitu saja dalam waktu singkat. Hidupnya terasa begitu gelap semenjak mengetahui semua kebenaran tentang kedua orang tuanya.Sejak saat itu, Rein hanya mengurung dirinya di kamar. Ia bahkan tak makan maupun minum sama sekali. Kondisi tubuhnya pun semakin melemah.Suasana rumah itu pun menjadi sangat gelap. Semenjak semuanya terbongkar, tak ada lagi percakapan yang terjadi, selain pertengkaran Nia dan Vian.Nia terus saja meminta Vian untuk tak kembali kepada Ami. Sesekali ia juga memaksa Vian untuk tak menemui Reina. Namun Vian tetap menolak semua permintaan sang istri.Semua pertengkaran itu selalu saja didengar oleh Rein. Pertengkaran itu membuatnya tak ingin menginjakkan kakinya di tempat lain, selain kamarnya. Ia yang selalu berada di dalam kamarnya pun membuat Vian khawatir. Vian selalu mendatangi kamarnya, namun gadis itu selalu mengusir Vian. Hal yang sama pun terjadi pada Nia. Rein sangat marah besa

  • Broken   Tempat Bercerita (2)

    Suasana yang canggung kini telah pergi dan diganti dengan suasana sedih. Air mata Reina banjir malam itu. Gadis itu hanya bersandar pada Yandi dan terus meneteskan air matanya.Yandi tak tahan melihat Reina terus-terusan meneteskan air matanya. Ia berusaha memikirkan sebuah cara. Namun, ia pun tak bisa menemukan cara yang tepat.Permasalahan dalam keluarga adalah permasalahan yang sering dialaminya. Namun, ia bukanlah orang yang suka mencari jalan keluar. Ia adalah orang yang sering membantah dan melawan. Sehingga sulit baginya untuk membantu Reina menemukan jalan keluar untuk masalahnya.“Eh... sorry, sorry. Gue malah nangis gak jelas lagi,” ucap Reina segera menghapus air matanya. “Gak papa kali. Gak perlu minta. Gue malah senang kalau lo mau cerita,” ucap Yandi lembut.“Eh... tapi kayaknya lo gak bisa di sini lama-lama, deh. Soalnya ini udah mau jam sepuluh,” ucap Yandi merasa tak enak hati. Tanpa sadar mereka menghabiskan cukup banyak waktu dan kini waktu hampir menunjukkan pukul

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status