Share

BAB 23

Desir amarah mengalir dengan cepat seiring dengan kecepatan langkah Pandu menuju Dimas. Matanya yang lelah menatap dingin sahabatnya itu bersama dengan tangannya yang terkepal kuat melayang ke arah wajah Dimas.

Seolah pasrah dengan situasi yang mungkin akan dihadapinya, Dimas hanya bergeming dengan raut wajahnya yang tanpa ekspresi. Namun tanpa terduga Pandu malah mendaratkan tangannya pada pundak Dimas.

“Dari mana lo? Gue udah nunggu dari tadi,” ujar Pandu dengan wajah penatnya.

Dimas buru-buru menyingkirkan tangan Pandu dari pundaknya, “Ngapain lo ke sini?” balas Dimas ketus seraya membuka pintu.

“Niat gue ke sini emang mau nyamperin lo, jadi sahabat yang ga tau diri, udah maki-maki lo kemarin hari ini mah nyamperin karena pusing sama masalah hidup.”

Dimas mendengus, tanpa membalas ucapan Pandu lalu menyuruh pria itu untuk masuk.

Sejak dulu Pandu memang selalu begitu setelah bertengkar dengan Dimas, tanpa mengucapkan kata maaf atas kesalahannya ia tiba-tiba selalu datang d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status