Terlihat di setiap ruangan dirumah Anissa kala itu sudah di rias sedemikian rupanya. Davian dan Ayahnya sudah melangkah kan kakinya masuk kerumah Anissa, Disana sudah banyak tamu yang datang termasuk ada penghulu yang sudah terduduk di tempatnya.
Perasaan campur aduk beradu menjadi satu, grogi, gemetar itulah yang di rasakan Davian sekarang. Handoko dan Lidya kemudian berjalan menghampiri Davian dan Ayahnya. "Wahh wahh ini calon besan udah gagah aja" ucap Handoko memberi senyum bahagia nya.
Yudha Ayahnya Davian tersenyum mendengar ucapan Handoko "Bukan calon tapi memang besan toh" ucap Yudha sembari menepuk pelan lengan Handoko kemudian setelahnya mereka tertawa bersama.
"Ahh iyah aku sampe lupa, tinggal menghitung menit dan putramu akan menjadi putraku juga" ucap Handoko
Percakapan di antara dua besan itu tampak asik, namun tidak untuk Davian. Waktu semakin cepat berlalu setiap detik rasanya jantungnya mau copot karna memikirkan ia harus mengucapkan akad untuk menikahi Anissa.
Handoko lalu mengajak Davian untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan untuk proses akadnya nanti, sesuai anjuran Islam mempelai wanita akan tetap di kamar sampe akad selesai setelahnya barulah keluarganya akan menjemputnya menuju sang suami.
Waktu yang di nantikan pun tiba Handoko sudah siap mejadi wali nikah putri bungsunya itu, sang penghulu meminta agar Davian memegang tangan Ayah mertuanya "Davian kenzo muhtar aku nikahkan engkau dengan putri bungsuku Anissa puspita sari binti Handoko dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uang 200 juta di bayar tunai" ucap Handoko saat menjabat tangan calon menantunya itu.
"Saya terima nikah dan kawinnya Anisa puspita sari binti Handoko dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uanng 200 juta di bayar tunai" ucap Davian dengan lantang dan tegas, kemudian semua undangan yang ada pun men SAH kan dengan kerasnya.
"SAHH" teriak semua undangan yang datang.
Sontak semua yang ada disitu pun seraya mengucap syukur atas pernikah Davian dan Anissa yang berjalan lancar.
***
Anissa tengah menunggu dengan cemas proses akad nikah hingga suara lantang Handoko kian membuat hatinya riuh bergemuruh jantungnya bahkan kini berdetak dengan kencang tak terkendali.
Davian kenzo muhtar aku nikahkan engkau dengan putri bungsuku Anissa puspita sari binti Handoko dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uang 200 juta di bayar tunai" ucap Handoko saat menjabat tangan menantunya itu
"Saya terima nikah dan kawinnya Anisa puspita sari binti Handoko dengan mas kawin seperangkat alat solat dan uang 200 juta di bayar tunai" ucap Davian dengan lantang dan tegas, kemudian semua undangan yang ada pun men SAH kan dengan kerasnya.
Jadi sekarang aku bukan lagi gadis lajang yang bebas bermain kemana saja? Kenapa Tuhan memberiku hidup yang seperti ini? Bahkan untuk menikah dengan pria yang kuncintai saja aku tak bisa!! Aku malah terjebak dengan pria yang jelas jelas aku tak cintai jangan mencintai kenalpun aku tidak!!
Aku tidak perduli masalah umur, yang ku fikirkan aku tak yakin pernikahanku dengan pria itu akan berjalan lancar. Kenapa pria itu bodoh sekali. Padahal dia sudah melihatku berciuman dengan si brengsek Galang tapi dengan bodohnya dia memilihku untuk di jadikan istrinya!! Kenapa dia tak memilih Kak Clara aja sih dasar cowo bego, apa jika dia melihatku berhubungan badan dengan orang lain dia juga akan tetap menerimaku huhh dasar pria aneh.
Aishh memikirkan berhubungan badan aku jadi takut sendiri bagaimana jika dia meminta haknya? Jujur saja aku belum siap memberikannya, lalu bagaimana jika dia memaksaku ahhh aku tak bisa membayangkan nya.
Ahh kenapa aku harus menikah dengan pria itu sih bikin deg degan aja
Clek
Tampak seseorang membuka pintu ia masuk dengan tatapannya yang begitu sulit di definisikan, ia berjalan menghampiri Anisa yang tengah terduduk di dekat meja rias.
Deg
Kenapa pria itu masuk kesini? Mau apa dia? Bukan kah yang akan datang menjemput ku Bunda!! Kenapa harus dia, tak tahu apa sedari tadi jantung ku berdetak dengan sangat kencang.
Davian berjalan dan berhenti tepat di depan Anisa "Aku tak pernah menyangka bahwa Aisyahku secantik ini" puji Davian pada wanita yang baru saja ia nikahi itu
Merah .. seketika itu pipi Anissa berubah menjadi merah merona, Anisa enggan untuk menatap wajah suaminya itu karna jika ia menatap wajah suaminya itu Davian pasti akan langsung tau bahwa pipinya sekarang sudah memerah.
"Apa kamu akan tetap menenggelam kan wajahmu disana dan tak mau melihat wajah tampan suamimu ini?" goda Davian
"Apa kamu sedang menggodaku huh? Itu tak akan mempan!!" ucap Anissa yang memainkan bola matanya.
Melihat sikap Anissa yang terlihat memainkan bola matanya itu Davian terkekeh "Aish ternyata Aisyahku ini sangat pemarah yah, baiklah Aisyahku aku tak akan membuatmu kesal lagi, tapi apakah kamu mau mencium punggung tangan suamimu ini?" tanya Davian dengan senyum merekahnya.
Anissa tampak menyipitkan kedua matanya dan menatap Davian penuh arti
"Ppfftt kenapa ekspresi mu begitu Aisyah? Bukankah aku baru saja menjadi suamimu? Dan sudah seharusnya kamu mencium tangan imam mu ini, tapi jika kamu tak bersedia baiklah aku tak akan memaksamu" ucap Davian lagi
Lalu tanpa di komando Anissa mengambil tangan suaminya itu mengecupnya singkat "Sudah" ucap Anissa singkat
Davian lalu terkekeh lagi melihat ekspresi malu malu Anissa.
Cup
Tanpa mengatakan apapun Davian mengecup singkat kening Anissa, dan sontak hal itu membuat Anissa kaget dan seketika itu juga wajah nya berubah menjadi merah merona.
Anissa tampak terdiam kaku dan tak mengatakan sepatah kata pun, kecupan Davian di kening nya berhasil membuat nya diam tak berkutik.
"Jangan melamun, kita sudah di tunggu banyak tamu yang datang untuk memberi selamat pada kita" ucap Davian membuyarkan lamunan Anissa.
Davian lalu menggenggam tangan Anissa dan menuntunnya menuju pelaminan, Dimana orang orang sudah menunggu untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
Tap
Tap
Tap
Davian masih memegang tangan Anissa hingga sampai di tempat pelaminan Davian menyuruh Anissa untuk duduk dulu karna sebentar lagi dia pasti tidak akan bisa duduk lama karna tamu undangan pun sangat banyak. Anisa tak menyangka bahwa tamu undangannya sangat banyak sekali mungkin acara salam salaman ini akan berakhir hingga sore hari.
Para tamu kini mulai membuat baris panjang satu satu diantara mereka memberikan selamat pada Davian dan Anissa. Sebenarnya Anissa tak begitu kenal dengan orang orang ini, entah siapa mereka mungkin rekan bisnis dan keluarga Davian juga
Ahh ini sungguh melelah kan di tambah highhills ini ahh sungguh merepotkan sekali, lalu entah rok entah apa motifnya batik batik dan melipat kepinggangku ini sungguh tak nyaman, saking tak nyaman nya aku melonggarkan lipatan yang terlilit di pinggangku namun bodohnya entah bagaimana mungkin karna aku menariknya terlalu kencang hingga rok batik ini sebentar lagi akan melotot kebawah.
Sontak aku kaget dan berusaha melilitkan nya lagi ke pinggang namun sial, orang orang ini seperti tidak ada hentinya memberiku ucapan selamat. tak bisa kah mereka berhenti memberiku selamat rok ini sebentar lagi akan melotot kebawah. Aku segera melipatkan kedua tanganku di samping dan menahan agar entah rok atau samping aku juga tak tahu namanya intinya aku berusaha menahan agar tak merosok kebawah. Sial jika ini melotot bisa malu setengah mati aku.
Apalagi jika melorotnya di hadapan Davian!! Arrgghh Tidak!! Tidak ini tak bisa terjadi, oh Tuhan bagaimana ini. Di saat kepanikan ku menguasai diriku tiba tiba ada sepasang suami istri yang datang untuk memberiku selamat. Ahh Tidak!! Tidak jangan menyalamiku atau samping ini akan benar benar jatuh kebawah.
Aku melihat wajah Davian ia juga ikut melihat wajahku dan memperhatikan tanganku yang sedari tadi rampat dan tak bergerak sedikitpun, aku tak tahu apa yang di fikirkan Davian tapi tolong lah kini kedua pasangan itu sudah berada di depanku dan tangan nya kini mulai berayun dan meminta agar aku merangkul tangan itu. Tapi jika tanganku bergerak aku akan sangat malu sekali jika tiba tiba samping ini melotot begitu saja.
Masalahnya aku hanya mengenakan celana polos pink pendek yang hanya sepaha saja, kebayangkan jika ini melorot.
Aku terperanjat kaget saat ada tangan yang merayap di punggung dan pria itu adalah Davian, tangannya menyentuh punggungku lalu membuatku terduduk di atas kursi. Lalu kedua pasangan tadi tampak memberi selamat padaku dan Davian. Lalu berlalu meninggalkan kami, oh Tuhan apa Davian tahu jika sedari tadi aku tak nyaman karna kain yang ku pakai akan melorot. Argghh sungguh memalukan
Masih banyak tamu yang datang untuk memberi selamat ku lihat sedari tadi Anissa tampak tak nyaman dengan pakaiannya, sebenarnya tadi ku lihat dia sedikit menarik samping yang ia kenakan, apa jangan jangan dia menariknya terlalu kencang hingga ku lihat beberapa kali tangan nya mencoba mempererat ikatannya.Ckck ternyata dia sangat lucu sekali, kini ku lihat ada sepasang suami istri yang datang untuk memberi selamat, aku melirik wajah Anissa yang mulai tak karuan wajahnya tampak gelisah, apalagi saat tamu ikut kini semakin mendekat, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan namun akhirnya aku menekan tubuh Anissa agar duduk di kursi, ku lihat wajahnya melihatku dengan heran.Akhirnya tamu tadi memberi selamat dan pergi menjauh dari kamu, aku mulai terduduk lagi di samping Anissa, aku tak berani bertanya padanya. Namun ku lihat wajahnya terlihat aneh, matanya menjauh agar tak bisa terlihat olehku, apa samping yang ia kenakan masih belum nyaman? "Anissa" ucapku me
Aku menyipitkan mataku kala mendengar ucapan nya, kata nya dia takkan menjamahku jika aku tak mengizin kan nya Aish pria itu seperti bisa membaca fikiranku saja. Kamu memang tampan terlebih senyum mu juga manis tapi jangan berharap jika aku akan mencintaimu.Aku berjalan masuk menuju kamar mandi ahh rasanya segar sekali, aku basahi seluruh tubuh ku dari atas hingga kebawah rasa dingin menjalar ke seluruh tubuh ku namun selain rasa dingin ada rasa segar yang menyeruak pula.Biasanya aku keluar hanya dengan handuk yang terlilit di dadaku, tapi sekarang pria itu ada di kamarku jadi aku harus apa, apa aku berlari saja menuju walk in closet!! Lagi pula jaraknya hanya 10 langkah dari kamar mandi baiklah aku harus segera bersiap.Huh baiklah Nissa kamu pasti bisa, semangat.ClekSetelah membuka pintu aku berusaha berlari menuju walk ini closet Aish sial terasnya licin.ArrgghhGbrugggAih kepalaku sakit hiks hi
Aku mendengar suara pintu di buka dan yakin itu pasti Davian, jadi dia memutuskan untuk kembali? Huh jangan harap aku akan memberikannya padamu. Aku segera membaringkan tubuhku dan menutupnya dengan selimut hingga ke leher, aku segera menutup mataku saat ku dengan langkah kaki Davian semakin mendekat.ClekAku membuka mataku sedikit dan kulihat pintu kamar mandi baru saja di tutup."Ciih, dasar pria menyebalkan!! Ganteng sih!! Tapi kalo nyebelin ya buat apa huh" omelkuAku tak mengerti dengan pola fikir nya itu, aku tak yakin dia mencintaiku!! Huh jika dia benar benar mencintaiku dia akan melakukan banyak hal agar aku terkesan padanya.Allahuakbar AllahuakbarAzan magrib sudah berkumandang namun aku masih menutup mataku dan menunggu Davian hingga keluar.ClekPintu kamar mandi tampak terbuka aku segera menutup mataku lagi."Nissa bangun, ayo kita solat magrib dahulu" ucap Davian menggoyahkan tubuhku.A
Wajah Davian kini mulai memerah matanya juga tak bersahabat ia mendekati ku perlahan. Apa dia akan memukulku!! Apa dia yang sebenarnya seperti ini!!Aku memejamkan mataku kala tubuhnya semakin mendekat ke arahku. Hingga pelukannya menghangatkan tubuhku, Davian memelukku dengan sangat erat. Benarkah dia memelukku? Aku mulai membuka mataku perlahan, pria ini benar benar memeluk dengan sangat erat "Jangan marah lagi!! Aisyahku tak boleh jadi wanita pemarah!! Aku akan tidur di samping mu jika itu yang kamu inginkan" ucap Davian lalu meregangkan pelukannya. Ia mulai menarik tubuhku hingga ke ranjang"Ini udah malem, aku juga yakin Aisyahku ini sudah mengantuk jadi kita tidur saja yah" ucapnya lalu mulai merebahkan tubuhnya di ranjang.Seolah aku mulai terbuai oleh kata kata nya dan entah kenapa saat Davian mengatakan jika aku Aisyah nya hatiku mulai berdebar tak menentu. Hei jantung !! Berdetak dengan sewajarnya saja atau kau akan membuatku mati kar
Kamu mau pergi jauh ataupun dekat kamu harus tetep izin sama aku yah Nis, aku itu suami kamu sekarang jadi kalo kamu mau pergi kemanapun aku harus tau dan kamu harus izin dulu sebelum pergi" ucap Davian"Yaelah mau keluar bentar aja ribet amat sih" ucap Anissa, ia kemudian menutup telfon nya secara sepihak.Aku tuh ga ngerti yah emang jadi Istri seseorang itu kaya gini yah? Mending kalo gw cinta sama tuh cowok lah ini kenal aja baru beberapa hari udah so ngatur ngatur gw, nyebelin banget sih.Sepanjang perjalanan Anissa terus menggerutu kesal membicarakan Davian yang menurutnya sangat over protektif terhadapnya."Pak saya turun disini aja yah" ucap Anissa pada sang sopir taksi."Iyah Mbak" ucap sang sopir ia pun segera mengerem kan mobilnya.Setelah memberikan ongkos taksi Anissa segera keluar dari mobil.Anissa tampak berhenti di sebuah tempat makan yang cukup terkenal disana.Dertt"Euhh pasti cowok itu lag
Aku segera beranjak pergi meninggalkan kantor saat tau Anissa sedang berada di luar, wanita itu benar benar tak bisa mematuhi Suaminya.Apakah menikahinya adalah suatu kebodohan yang ku buat sendiri? Bisa bisanya aku meminta segera di nikah kan dengan wanita pemarah dan egois seperti dia.Seharusnya dia mendengarkan aku, bukankah sekarang aku adalah Suaminya.Aku segera beranjak menuju lift dan turun ke bawah, setalah nya aku berjalan ke arah parkiran dan membawa mobilku dengan kecepatan normal.Aku merogoh saku di Jas ku dan mengambil handpone yang ada disana, aku segera mengecek lokasi Anissa dengan melihat GPS, "ahh akhirnya ketemu"."Sedang apa dia restoran? Apa jangan jangan dia bertemu seseorang atau teman teman nya yang biasa mengajaknya ke club malam"."Aku tidak bisa membiarkan Istriku bergaul dengan teman teman nya yang sekarang, aku bukan nya mau mengatur hidupnya, tapi jika sampai harus bergaul dengan hal yang tidak b
Pranggg Anissa melempar foto pernikahan nya dengan Davian ke lantai hingga kaca yang terpasang di foto itu hancur dan berserakan di lantai. "Maksud kamu apa ngelempar foto penikahan kita huh" ucap lelaki itu sembari menujuk ke arah istrinya. "Kenapa?" Tanya wanita itu, ia menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan nya kembali. "Kamu ga suka? Baru tau kan kalo sifat aku kaya gini!! Nyesel?" Tanya wanita itu. Rasanya kepala Davian mau pecah saja saat istri yang ia anggap anggun ternyata bisa se bar bar ini. "Kamu istri saya Anissa!!" Ucap lelaki itu penuh penekanan. Anissa berkali kali membuang nafas nya kasar. Ia berjalan ke arah kasur kemudian duduk di sisi kiri. Tak lama lalaki yang bergelar suaminya itu menghampiri nya dan ikut duduk di samping nya. Ia berusaha mencairkan es yang ada dalam diri istrinya itu. "Niss, aku suami kamu kan?" Tanya laki laki itu, matanya berbinar ada ada
Yang awalnya menyakinkan akan terus bersamapun tetap pergi. Pada akhirnya tidak ada jalan lain selain bertahan atau mengakhirinya.***Davian berjalan dari kamar mandi menuju ranjang dimana istrinya masih tertidur.Sehelai handuk masih menempel di bawah pinggangnya, mempelihatkan dada bidang laki laki itu.Perlahan ia mendekat, duduk di samping gadis itu.FuhhhDavian tampak meniup wajah Anissa hingga beberapa helai rambut panjang gadis itu bergerak.ErrgghhAnissa tampak mengerang saat hembusan nafas laki laki benar benar terasa menerpa wajahnya.Beberapa detik kemudia gadis itu tampak memerjapkan matanya, memperlihatkan wajah Davian yang begitu dekat dengan wajah nya."Astagfirullah .." ucap gadis itu kaget.Davian spontan menjauhkan wajah nya, ia kemudian berdiri tegak di samping istrinya.