Share

Bab 22. Luka Telah Menyapa

“Eh, Mas Aryo dan Neng Ira apa kabar. Sudah lama enggak ketemu. Ke mana saja kalian sampai udah lama enggak pernah ke sini lagi. Pasti sekarang kalian sudah menikah, ‘kan? Sampai pangling bapak.” Ucapan bapak penjual nasi goreng tersebut membuat Indira menoleh dan merasa aneh. Alisnya bertaut lalu memandang Aryo meminta penjelasan.

Aryo menghindari tatapan mata Indira. Itu adalah jalan satu-satunya saat ini.

“Ehmm ... kami belum nikah, Mang. Hanya masih calon.” Aryo mengusap tengkuknya merasa bingung harus menjawab apa. Sikap salah tingkah Aryo membuat Indira semakin mengerutkan dahinya.

‘Kenapa aku merasa Mas Aryo sedang menyembunyikan sesuatu? Apa maksud mamang pedagang nasi goreng itu, ya? Seolah-olah dia kenal aku dan Aryo lama,' batin Indira.

Dia mencoba mengingat-ingat, tetapi sama sekali tak ada di memori otaknya.

“Mang, dua piring nasi goreng, ya. Yang satu enggak pakai acar,” ucap Aryo.

“Lho si neng masih enggak suka sama acar?” Lagi-lagi ucapan pedagang nasi goreng itu mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status