Sentuhan Panas Suami Cacat

Sentuhan Panas Suami Cacat

last updateLast Updated : 2025-12-25
By:  UmiPutriUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
10views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Amara dijual sama bapaknya demi hutang keluarga pada seorang rentenir, bapaknya terpaksa melakukan semua itu, untuk menyelamatkan rumahnya yang akan disita rentenir. hingga suatu hari bapaknya Amara bertemu dengan seorang pria kaya raya. dan mereka membuat perjanjian. sampai-sampai bapaknya berbohong di depan Amara, bahwa Amara akan bekerja di tempat orang kaya raya. tapi ternyata.... kenyataannya tidak sesuai apa yang ada dalam pikiran Amara.. ikuti cerita novel ini, yang banyak menguras air mata.

View More

Chapter 1

Ban 1

“Mau tidak mau harus menikah dengan saya, orang tua kamu sudah menjualmu pada saya.” Suara bariton menggema di sebuah ruang tamu bercat putih bersih. Seorang pria berusia matang duduk di sebuah sofa dengan tatapan setajam elang.

Seorang gadis berjilbab berusia sembilan belas tahun awal mendadak memucat. “ Apa maksud perkataan Tuan? Saya dikirim orang tua saya ke sini untuk bekerja bukan untuk—” Tawa lelaki itu terdengar membuat kalimat si gadis mendadak terhenti. Bahkan tubuh yang duduk di sofa berhadapan dengan si lelaki sangat gemetar.

“Apa perkataan saya kurang jelas?” Wajah si pria mengeras, tatapan tidak pernah melunak.

“Tuan, itu ….” Kembali si gadis menjadi gagu padahal biasanya dia lancar bicara.

“Amara.”

Lelaki itu memanggil namanya hingga sang gadis menegang tiba-tiba semakin takut dihadapkan dengan sosok tegas dan berkuasa.

“Bapak kamu sudah banyak berhutang pada saya dan kamu adalah pelunas hutang!

Dada Amira kembang kempis menahan banyak perasaan campur aduk. Tangan kurus meremas gamis kumal yang dikenakan. Gadis tersebut mulai memberanikan membuka mulut “Saya tidak tahu menahu masalah hutang Bapak saya. Tetapi bapak hanya mengatakan kalau saya akan bekerja di rumah Tuan.”

Si pria itu tersenyum sinis sambil menatap gadis yang ada di depannya. “Tapi kenyataannya kamu dijual sama bapak kamu untuk menikah dengan saya. Dan semuanya sudah tertera dalam surat perjanjian.”

Kepala Amara menggeleng, bak disambar petir pada kenyataan di mana orang tua yang dipercaya bagaimana mungkin menjualnya untuk dijadikan istri seseorang yang sama sekali tidak dikenal? Amara kembali berbicara dengan menahan tubuh yang gemetaran. “Tidak! Saya tidak mau menikah dengan Tuan.”

Si pria menaikkan satu alis dengan tatapan mengejek, gadis kecil yang terlihat akan remuk jika tangan berototnya mencengkram tubuh itu. “Kamu berani menolak keinginan saya? Silahkan kamu perg, tetapi kembalikan dulu uang yang sudah saya berikan sama bapak kamu!” Suara pria itu meninggi.

“Berapa uang yang Tuan berikan sama bapak saya? Saya akan menggantinya segera!” Balas sang gadis mencoba bernegosiasi.

Si pria itu kembali tertawa terbahak-bahak, karena tidak mungkin gadis itu mengembalikan uang yang sudah diberikan sama bapaknya. “150 juta.”

Mata Gadis itu hampir saja melompat dari cangkangnya. Saat mendengar uang yang diberikan pria itu.

“ 150 juta,” gumam gadis itu membeo.

“Saya kasih waktu satu hari! Karena bapak kamu juga mengambil uang dari saya satu hari.”

“Bagaimana kamu sanggup?” tanya pria itu lagi.

Lolos juga air mata Si Gadis itu, kesedihan yang mendalam dia rasakan saat ini. Dirinya dijebak oleh keluarga sendiri. Kedua orang tuanya tega menjual seorang anak perempuan demi melunasi hutang-hutang mereka.

Beberapa jam sebelum Amara datang ke sebuah bangunan yang sudah ditentukan sebelumnya. Masih terngiang jelas dalam ingatan Amara saat sang ibu menyuruh Amara ikut dengan sang bapak. Mereka hanya beralasan Amara akan bekerja di kediaman seseorang yang berpengaruh di kota untuk membantu meringankan beban keuangan keluarga. Wanita yang Amara hormati dan sayangi itu bahkan menangis tersedu-sedu sambil memeluk Amara. Sampai hati Amara tak kuasa berpisah dengan keluarga yang dicintai. Namun, apa yang terjadi? Kenyataannya lain, dirinya malah dijual sama sebagai pelunas hutang, belum lagi nominalnya sangat fantastis.

‘Sebenarnya untuk apa uang sebanyak itu?’ Amara merengek di dalam hati. Tangan mencengkeram gamis di bagian dada.

“Bagaimana?” Pria kaya raya itu kembali bertanya sama Amara, tatapannya sangat tajam. Tanpa simpati meski melihat Amara sudah menangis sesegukan. “Jangan membuat waktu saya terbuang percuma! Masih banyak pekerjaan yang lebih penting daripada kamu!” Suara pria itu menggelegar memenuhi ruang kerjanya.

Amara menegakkan kepala, matanya menatap kosong ke arah si pria itu. Tatapan penuh kekalahan dan kepasrahan tanpa bisa melawan. Siapa Amara sampai bisa melawan sosok di hadapannya? Dalam mimpi pun tidak akan berani.

“Baik, saya setuju,” jawab Amara lirih, tetapi cukup terdengar.

Laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan.” Bagus, jadilah anak yang patuh! Sopir akan membawamu pergi! Jangan coba-coba melarikan diri!”

Amara membisu, melawan pun percuma, posisinya tidak menguntungkan untuk berdebat. Pria yang membeli Amara bernama Alex Wiranata Kusuma. Seorang pimpinan dari beberapa perusahaan cukup ternama. Alex berusia 30 tahun, dia menggantikan posisi ayahnya yang sudah pensiun. Dalam keadaan terguncang, Amara bahkan tidak ingat bagaimana dirinya menyeret kaki untuk keluar ruangan menuju teras dengan tangan menenteng tas.

“Bawa gadis ini ke rumah yang sudah saya siapkan, tolong jangan kasih tahu dulu nyonya, biar nanti saya sendiri yang berbicara sama Nyonya.” Alex berbicara dengan seorang sopir lelaki.

Ketika Alexe menoleh kembali ke arah Amara, lelaki itu menatap jijik pada tas dan barang bawaan ditenteng Amara. “Buang semua barang itu! Kau hanya membawa badan. Semuanya sudah tersedia.”

Miris, baju Amara dianggap sampah oleh orang kaya. Hati Amara perih bukan main. Dia memejamkan mata sambil menahan rasa semakin menyayat hati.

“Tuan, tapi ini—” Kalimat Amara terhenti, tubuhnya membeku. Melihat sorot mata tajam Alex seakan menguliti. “Baik Tuan.”

Jawaban keluar dari mulut yang tidak sesuai dengan kata hati. Gadis itu terlalu takut untuk melawan. Bahkan tidak punya hak untuk diri sendiri. Amara benar-benar menjadi boneka yang kini menjadi milik Tuan Alex, gadis patuh yang langsung masuk ke dalam mobil dan duduk tanpa berkomentar ketika sang Tuan memberikan titah. Pikiran terlalu sibuk sendiri sampai tidak tahu harus marah atau menangis. Perasaan campur aduk itu mendadak hendak melompat keluar.

Suara decit ban terdengar nyaring mobil yang dinaiki Amara mengerem mendadak membuat gadis itu terkantuk ke arah depan dan seketika lamunan buyar. “Ada apa ini?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status