Share

Bab 9 Menunggumu

Penulis: Liliput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 16:00:45

"Lana..."

Bima dan Lana secara bersamaan menghadap ke arah Mbok Minah.

"Iya Mbok.. Ada apa?" nampak Mbok Minah terlihat tergesa-gesa.

"Tadi Tuan Dipta kemari..."

Deg. Lana tidak percaya dengan apa yang ia dengar baru saja. Benarkah laki-laki itu mendatangi tempatnya di belakang?

"Mungkin Mbok Minah salah lihat.." sahut Bima.

"Tidak, lha wong saya tadi juga menyapa beliau kok.." imbuhnya.

Mendengarnya, tiba-tiba saja jantung Lana berdetak dengan cepat. Nafasnya sedikit tersengal.

"Kenapa Lana?" tanya Bima.

Bima terkejut dengan perubahan wajah Lana yang tiba-tiba nampak kurang sehat,

"Maaf Bima, aku harus masuk ke dalam rumah.."

Beberapa saat kemudian Lana berjalan dengan hati-hati menuju ke dekat pintu masuk rumahnya. Ia merasa pandangannya sedikit berkunang-kunang.

Tangannya sedikit gemetar dan ingin meraih sesuatu agar bisa berpegangan.

Dan tanpa sebab yang pasti, Lana tiba-tiba ambruk ke lan

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 15 Tangis

    "Boleh. Kalau mau cerai, tinggalkan anak ini di sini. Aku akan membayar ganti rugimu mengandung dia selama sembilan bulan dan pertaruhan nyawamu saat melahirkan!"Jawaban Dipta seperti sambaran petir."Maksud Mas Dipta apa?" Nanar mata Lana setelah mendengar suaminya memberikan jawaban asal.Pertanyaan yang sudah dia dapatkan dari hasil mengumpulkan segenap tenaga dan keberanian, dijawabnya seperti anak kecil yang bertanya tentang hal tak penting."Katanya kamu mau pisah, itu artinya kamu berpisah dariku dan anak ini juga, Lana!" Dipta masih dengan nada datarnya menjawab namun di balik itu, terdapat emosi yang bisa meledak kapan saja."Mas, tugasku hanya melahirkan anakmu. Tapi tidak dengan menjadi istrimu." Lana meneteskan air mata.Kekhawatiran menerpanya jika ia berteriak, bayi itu akan terbangun."Iya. Tugasmu memang hanya melahirkan anakku. Dan itu sudah selesai." Dipta dengan hati-hati meletakkan bayi itu ke tempat tidurnya dan kemudian menutup tirainya.Dia mengajak Lana untuk

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 15 Pikatan

    Aroma minyak telon dan bedak bayi membuat tubuh Dipta sedikit tenang. Ajaib.Anaknya sudah dimandikan oleh Mbok Mirah yang terampil. Sedangkan istrinya masih terkulai lemah namun sudah berupaya dibantu oleh pembantu lain untuk juga dibersihkan dari berbagai macam hal yang ikut keluar saat persalinan, termasuk tanpa sengaja dia juga ikut buang air besar."Tuan, selamat ya..." Ucapan itu muncul dari pembantu yang membersamai.Belum ada yang tahu kalau Lana telah melahirkan. Termasuk orang serumah.Kejadiannya memang mendadak dan berlangsung dini hari.Siapa sangka gadis yang masih muda itu akhirnga berhasil mengandung sekaligus melahkrkan seorang bayi ke dunia ini.Yang membuat Dipta masih tak bisa percaya, bayi itu adalah benih dan darah dagingnya sendiri.Menjadi seorang ayah sudah tentu menjadi impiannya sejak dulu."Mau gendong sekarang?" tawar Mbok Minah pada majikannya itu.Awalnya Dipta ragu dan sedikit takut, akan tetapi akhirnya muncul saja keberanian dari dalam dirinya untuk m

  • Bukan Istri Bayaran   BAB 14 Melawan Rasa

    Di dalam ruangan sudah terdengar suara Lana dan Bima yang bercengkerama. Mereka tampak tak peduli bahkan tidak sadar kalau ada Dipta yang sudah berdiri di depan pintu."Mas?" Lana kaget dan seketika menutup mulutnya.Bima tampak merasa tidak nyaman karena belum cukup rasanya berduaan dengan istri sepupunya itu."Lain kali kalau mau menjenguk, izin dulu padaku. Jangan sembarangan masuk!" Dipta meraih kursi dan duduk dengan menumpukan kaki kanannya ke paha kiri.Nampak aura kesombongan itu memenuhi ruangan. Arogan!Itu penggambaran sosok Dipta di mata Lana saat ini.Lelaki itu rupanya terbakar api cemburu. Lana tak pernah menunjukkan sifat manja dan bahagianya seperti ini saat berduaan dengannya."Tadi Lana bilang ke Mbok Minah katanya mau dibelikan jus alpukat. Jadi aku bawakan jus sekalian buahnya juga." Bima masih saja bisa mengelak dan membela diri."Ada aku, kenapa meminta kamu membelikan?" Dipta tak terima.Ini sama dengan merendahkannya."Lha katanya kamu sedang keluar. Aku tidak

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 13 Cinta tak Bersyarat

    "Mas.. Mas Dipta!" tangan kanan Lana memegang lengan Dipta.Sementara Dipta masih terpaku, terdiam dengan permintaan Lana yang diluar prediksinya."Tolong saya mas. Bebaskan saya!" Lana mengiba.Wajah Lana terlihat sendu. Entah apa yang Lana rasakan terhadap Dipta,Apakah Lana merasa tidak bahagia dengan semua fasilitas mewah yang Dipta berikan saat ini?Ataukah Lana meminta sesuatu yang lain? Yang lebih dari itu."Kenapa? Apakah uang dan semua yang aku berikan selama ini kurang?" nada bicara Dipta meninggi.Lana tidak berani memandang wajah Dipta. Ia hanya terdiam."Apa kurangku? Bukankah kamu sudah hidup enak dengan kemilau harta-harta itu..."Dipta terus berbicara panjang lebar mengungkit semua pemberian yang ia berikan dan juga pemberian Juragan Sabri, ayahnya."Bukan begitu mas, Lana hanya ingin..."Jari-jemari Dipta memegang dagu Lana. Ia menghadapkan wajah Lana beradu pandang dengan kedua matanya."Apa? Apa lagi yang kamu inginkan?" Ancam Dipta"Saya ingin menikah dengan orang

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 12 Kehidupan Kedua

    "Dokteerrrr..Dokterrr...." sang perawat yang melihat tangan Lana menjadi histeris.Ia tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Benarkah Lana kembali hidup?"Astaga!" dokter juga tak kalah histeris.Meski sang dokter bisa sedikit menyembunyikan rasa takjubnya pada Lana yang tiba-tiba bisa tersadar dalam kondisi yang kritis."Benar-benar mukjizat!" seru sang dokter.Tak menunggu lama, dokter segera menghubungi Dipta agar kembali ke ruangan Lana."Apakah pasien dan bayinya sama-sama bisa selamat dok?" tanya sang perawat penasaran.Dokter yang terus memantau kesehatan Lana melalui monitor hanya bisa diam dan memberikan kedipan mata.Selama dua puluh tahun ia berpraktek menjadi dokter, baru kali ini ada wanita hamil yang sudah kritis bisa menunjukkan kehidupannya kembali."Suster, terus pantau pasien ini. Sepertinya kita harus lebih serius dalam mengobservasinya..""Baik dok...""Satu jam lagi, saya akan k

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 11 Keajaiban Cinta

    "Lana.." Dipta memegang tangan Lana yang lemah. Tatapannya nanar. Menatap istrinya yang sedang lemah terkulai dengan balutan infus dan selang oksigen. "Semoga kamu baik-baik saja.." Tak henti-hentinya Dipta mengecup tangan kanan Lana yang ia pegang dengan hati-hati. Tentu tak ada yang menyangka jika lelaki sekeras Dipta bisa luluh ketika melihat Lana tersiksa tanpa kata. "Aku akan menunggumu di sini.." Tidak hanya Lana mungkin. Bahkan Dipta pun juga heran dengan dirinya sendiri yang tak bisa ia kendalikan. Entah apa namanya rasa ini. Ia begitu ingin dekat dan selalu bersama dengan Lana. Meski terkadang egonya masih terlalu tinggi. Kebersamaannya bersama Alina nyatanya belum bisa pudar begitu saja. Dipta benar-benar bimbang. Ia dihadapkan dengan permasalahan hati yang cukup rumit. Yang tak mudah terurai dengan waktu. "Permisi Pak. Maaf Anda siapa?" Lamunan Dipta pudar. Kedatangan perawat membuatnya tersadar. "Saya suaminya.." seolah tanpa ragu ia mengakui jika i

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 10 Kejutan Malam

    "Dipta!" Bima sedikit terkejut saat menoleh ke belakang. "Darimana kamu tahu?" lanjut Bima sedikit gugup. "Sudahlah.. Jangan sembunyikan apapun dariku.." Bagaimana bisa Dipta mengetahui jika Bima membawa kabur Lana ke rumah sakit? Apakah Mbok Minah yang memberitahukan semuanya pada Dipta? Batin Bima berkecamuk! Masalahnya bisa jauh lebih rumit lagi jika Dipta sampai tahu apa yang menyebabkan Lana pingsan dan belum sadarkan diri hingga kini. "Jangan melarikan diri.." bentak Dipta. "Aku aku hanya mencari makanan untuk Mbok Minah saja..." Bima tersenyum sambil terkekeh. Meski ia tak berniat kabur atau meninggalkan Mbok Minah

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 9 Menunggumu

    "Lana..."Bima dan Lana secara bersamaan menghadap ke arah Mbok Minah."Iya Mbok.. Ada apa?" nampak Mbok Minah terlihat tergesa-gesa."Tadi Tuan Dipta kemari..."Deg. Lana tidak percaya dengan apa yang ia dengar baru saja. Benarkah laki-laki itu mendatangi tempatnya di belakang?"Mungkin Mbok Minah salah lihat.." sahut Bima."Tidak, lha wong saya tadi juga menyapa beliau kok.." imbuhnya.Mendengarnya, tiba-tiba saja jantung Lana berdetak dengan cepat. Nafasnya sedikit tersengal."Kenapa Lana?" tanya Bima.Bima terkejut dengan perubahan wajah Lana yang tiba-tiba nampak kurang sehat,"Maaf Bima, aku harus masuk ke dalam rumah.."Beberapa saat kemudian Lana berjalan dengan hati-hati menuju ke dekat pintu masuk rumahnya. Ia merasa pandangannya sedikit berkunang-kunang.Tangannya sedikit gemetar dan ingin meraih sesuatu agar bisa berpegangan.Dan tanpa sebab yang pasti, Lana tiba-tiba ambruk ke lan

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 8 Kebahagiaan Semu

    "BENARKAH??" Dipta seakan ikut tidak mempercayai perkataan Lana yang baru saja ia dengar. "Iya Mas Dipta.." jawab Lana dengan menunduk malu. Jawaban dari Lana bak bara api yang disiramkan di atas kepala Alina. Sebagai wanita normal, ia merasa Tuhan sangat tidak adil. Mengapa Lana bisa hamil dengan begitu cepat? Sementara Alina sudah mengupayakan semuanya agar ia bisa mengandung dan meneruskan garis keturunan Juragan Sabri dan ayahnya, "TIDAAKK..!!!" Alina menyangkal pernyataan Lana. Jika hal itu benar, Alina adalah satu-satunya manusia yang menyangkalnya. "Perempuan ini pasti berdusta!" kata Alina dengan mata berkaca-kaca. "Ini bohong!!" kedua tangan Alina mulai mengacak-acak rambutnya yang lurus. Lana memberanikan diri untuk menatap wajah Alina yang penuh dengan amarah dan kebencian. "Alina...tenangkan dirimu!" pelukan Dipta tetap tidak membuat Alina tenang. Kedua matanya tetap menampakkan kebencian yang nyata untuk Lana. "Jangan sekali-kali kamu mempercayai per

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status