Share

20. Kacau

Helga dan Rama berlari memasuki kediaman putra mereka yang tiba-tiba terlihat beraura suram. Keduanya terlihat begitu cemas hingga keduanya memasuki aula luas yang biasanya difungsikan untuk tempat diselenggarakannya pesra. Di sana, terlihat Kaivan yang beridiri di hadapan para pelayan dan pengawal yang berbaris dengan kepala tertunduk. Helda dan Rama jelas bisa melihat bahwa jika saat ini Kaivan tengah marah besar. Kemarahan yang belum meluap dan masih menunggu waktu kapan meledak.

Citra, sang kepala pelayan berkata, “Maafkan kami, Tuan.”

Namun, Kaivan tidak menjawab dan hanya melihatnya dengan dingin. Hingga Joan pun menyadari kehadiran kedua orang tua Kaivan dan menyapa keduanya dengan hormat. “Selamat datang Tuan dan Nyonya,” ucap Joan membuat Kaivan sedikit rileks lalu berbalik untuk menatap kedua orang tuanya.

“Ibu kenapa ada di sini?” tanya Kaivan lembut.

Meskipun terkenal sebagai seseorang yang dingin dan terkadang bersikap kejam, tetapi Kaivan adalah seorang putra yang berbak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status