“Bunda mau minum? Kakak ambilkan ya,” ucap Sultan lalu turun dari ranjang dan berlari dengan cepat meninggalkan kamar utama.Setelah tahu jika Kirana hamil, Sultan memang segera mengubah panggilan dirinya menjadi kakak. Ia terlihat bertindak lebih dewasa, seakan-akan ingin menunjukan bahwa dirinya memang sudah siap menjadi seorang kakak. Selama hampir delapan bulan ini, Sultan memang selalu berada di sisi Kirana, dan membantu Kirana di segala hal. Entah itu menemani Kirana berjalan-jalan, hingga mengambilkan barang ini itu, seperti saat ini. Sultan tengah mengambilkan air minum yang memang habis di dalam kamar utama.Kaivan yang melihat hal itu tersenyum. Ia menunduk dan mencium perut buncit Kirana sembari berbisik, “Putri cantik, sepertinya kau akan memiliki seorang kakak yang sangat menyayangimu, dan akan menjagamu dengan sangat baik.”Benar, sudah dipastikan jika janin di dalam kandungan Kirana tak lain adalah adik perempuan yang didambakan oleh Sultan. Hal inilah yang membuat Sult
Kirana Putri Gintari, terlihat sangat bersinar ketika dirinya menjelaskan beberapa detail dari desain yang telah ia buat untuk kliennya. Kirana memang baru berusia dua puluh lima tahun, tetapi ia sudah debut menjadi seorang desainer, bahkan sudah menembus kancah New York Fashion Week, dan membuat namanya dengan cepat melambung tinggi. Prestasi yang memukau itu membuat namanya semakin harum di tanah air, hingga butiknya yang bernama Gintari, menjadi butik berkelas yang menjadi tempat di mana para sosialita meminang karya-karya milik Kirana.“Apa aku akan cocok mengenakan kebaya seperti ini? Aku tidak percaya diri,” keluh salah seorang klien yang sudah cukup berumur. Ia terlihat tidak percaya diri harus mengenakan kebaya di usinya yang jelas tidak muda lagi.Hal biasa yang terjadi ketika seseorang memang tidak terbiasa mengenakan kebaya di dalam hidupnya. Beberapa orang memang tidak tersentuh budaya ini, karena hidup dalam lingkungan yang memang tidak mengena
Kirana terlihat fokus merancang beberapa kebaya yang dipesan oleh Kaivan untuk calon istrinya. Hingga saat ini pun, Kirana masih tidak menyangka jika dirinya akan memdapatkan kesempatan untuk merancang kebaya untuk hari berharga seseorang seperti Kaivan dan calon istrinya. Selain karena status Kaivan sebagai seorang pengusaha yang termasuk ke dalam jajaran orang terkaya di Asia, berita mengenai Kaivan selama ini sepertinya sangat jauh dari kabar bahwa ia memiliki hubungan serius dengan seorang wanita.Sepertinya Kaivan benar-benar ingin merahasiakan hubungannya dengan sang kekasih, hingga media pun tidak bisa mengendus hubungan mereka sama sekali. Bukan kali ini saja, sepertinya sejak awal dirinya dikenal sebagai pengusaha muda yang tampan dan digandrungi oleh para wanita, Kaivan sama sekali tidak pernah terdengar memiliki hubungan dengan wanita mana pun. Seakan-akan dirinya memang tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita mana pun. Perjalanan karirnya selama ini bersih da
“Ini kopinya, Bu,” ucap Tya sembari meletakkan mug kopi di atas meja sang bos.Sebagai asisten yang sudah bekerja dengan Kirana selama bertahun-tahun, Tya memag sudah memahami kebiasaan serta semua hal yang Kirana sukai atau tidak sukai. Karena itulah, Tya tahu jika saat ini Kirana memerlukan asupan kafein untuk menemani lemburnya. Sebenarnya, terlalu sering lembur memang tidak baik. Namun, kini mereka semua tengah sibuk. Apalagi pernikahan antara Kaivan dan calon istrinya yang misterius tinggal menghitung hari. Mereka semua harus fokus untuk mengerjakan pesanan.“Terima kasih,” ucap Kirana sembari merenggangkan tubuhnya yang terasa begitu pegal.“Oh, iya, Tya bisa langsung pulang setelah membereskan lantai satu. Pastikan jika kau mengunci pintu dengan benar,” tambah Kirana.Tyan mengangguk. “Terima kasih, Bu,” jawab Tya lalu turun untuk membereskan dan membersihkan lantai satu.Sementara Kirana menye
“Sampai akhir pun masih tetap dirahasiakan rupanya,” gumam Kirana saat melihat undangan yang diberikan padanya.Undangan tersebut tentu saja untuk pernikahan Kaivan dan kekasihnya yang ternyata memiliki inisial yang sama. Kirana pikir jika undangan pernikahan Kaivan pada akhirnya akan menunjukkan identitas sang calon istri, tetapi pada akhirnya Kirana harus menelan kekecewaan. Setelah tidak bisa melakukan fitting baju sama sekali pada mempelai wanita, hingga H-1 pernikahan pun, Kirana bahkan tidak mengetahui siapa klien wanitanya. Memangnya apa yang membuat Kaivan merahasiakan identitas calon istrinya hingga seperti ini? Kirana tidak bisa memahaminya.“Bu, semuanya sudah siap,” ucap Tya melaporkan pada Kirana.Kirana yang mendengar hal itu pun mengangguk. “Kalau begitu ayo. Tya tolong menyetir ya, aku terlalu lelah. Bisa gawat jika aku yang menyetir,” ucap Kirana sembari memberikan kunci mobilnya pada Tya.“Siap,
“Sah!”Tamu undangan berseru dengan kompak, mengesahkan pernikahan yang sangat menarik perhatian khlayak umum tersebut. Pernikahan mana lagi jika bukan pernikahan Kaivan Prayata Mahaswara, seorang pengusaha muda yang tampan, yang telah dinobatkan sebagai salah satu orang muda terkaya di Asia. Selain itu, Kaivan juga dikenal sebagai seorang pewaris tunggal dari keluarga konglomerat yang kabarnya masih memiliki keturunan kebangsawanan. Kaivan sendiri adalah putra dari Rama Gavriel Mahaswara yang berdarah Jawa kental, lalu menikah dengan seorang perempuan berdarah asing, bernama Helga Magd yang sudah mengantongi kewarganegaraan Indonesia.Benar, hal tersebutlah yang membuat sosok Kaivan menjadi lebih menawan. Ia memiliki darah campuran, Jawa dan Jerman yang membuatnya memiliki pesona yang lain daripada yang lain. Tubuh tinggi dan tegap, wajah yang rupawan, hingga pembawaan dingin yang penuh ketenangan, adalah gen yang diturunkan ol
Kirana mengerjap pelan saat dirinya berhasil membuka kedua matanya yang terasa begitu menempel dengan eratnya. Namun begitu dirinya bisa melihat dengan jelas, Kirana tersentak dan menjerit tanpa suara saat melihat seorang pria tampan yang tidur satu ranjang dengannya. Kirana secara refleks tentu saja segera memeriksa pakaiannya, dan terkejut jika saat ini pakaian yang tengah membalut tubuh rampingnya tak lain adalah sebuah gaun tidur yang tidak ia kenali. Itu jelas-jelas bukan pakaian miliknya. Karena Kirana tidak memiliki pakaian seperti itu.Di tengah kepanikan Kirana, ia pun memilih untuk segera turun dari ranjang luas yang rasanya sangat nyaman lebih nyaman daripada ranjang miliknya sendiri di butik. Meskipun merasa tubuhnya lelah bukan main, Kirana pun beranjak turun dari ranjang tersebut. Walau pada dasarnya Kirana tidak tahu di mana dan apa yang sudah terjadi, hal yang paling penting saat ini adalah segera pergi dari tempat tersebut. Namun begitu berdiri dan berniat melangkah,
“Berikan tanda tutup di pintu butik kita, Tya,” ucap Kirana sembari mengurut pelipisnya dengan frustasi.Tya tentu saja segera berlari untuk mengerjakan perintah sang bos. Sementara para pekerja baru, diam-diam masuk ke dalam ruang istirahat yang memang disediakan untuk para pekerja. Sekarang Kirana memang sudah menambah pekerja baru, yang akan membantu dirinya dan Tya mengatur butik dan membantu pengerjaan pesanan yang memang membludak setelah kabar pernikahan Kirana dan Kaivan tersebar. Gintari Butik menjadi butik yang benar-benar menjadi pusat mode kalangan sosialita ibu kota.Namanya menjadi semakin dikenal oleh orang-orang dan menarik begitu banyak klien begitu dibuka setelah Kirana kembali bekerja. Semua orang berebut untuk bertemu dengan Kirana dan mendapatkan karya terbaik dari Kirana. Mereka juga datang tidak dengan tangan kosong. Mereka jelas-jelas ingin menunjukan bahwa mereka ingin menjalin hubungan baik dengan Kirana. Kirana menghela napas. Sayangnya, semua itu merasa tid