Share

22. (Bukan) Malam Pertama

**

Sepanjang malam itu, Carissa jadi sulit memejamkan mata. Pikiran tentang Gara yang mengaku kecewa karena Abian tidak datang ke pernikahannya, seperti berlari-lari dalam benak.

Ah, Abian. Sudah lebih dari satu bulan berlalu sejak Rissa diusir pergi dari rumah Arini. Berarti, sudah sekian lama juga ia tidak melihat lelaki itu. Mungkin sekarang perut Aneska sudah membesar? Ah, tentu saja, itu pasti.

Duh, Carissa galau.

Tentu saja Gara sendiri tidak tahu bahwa Rissa galau sampai tak bisa tidur, sebab pestanya masih berlangsung hingga fajar nyaris menyingsing. Gila memang.

Lelaki itu baru membuka pintu kamar ketika Rissa justru bangun untuk memulai hari.

"Mau ke mana?" Gara bertanya dengan tangan menyangga keningnya. Membuat Carissa mengernyit curiga.

"Kakak mabuk?"

"Aku tanya, kamu mau ke mana, Ris? Bukan dijawab malah balik tanya."

Perempuan itu menghela napas. "Ya tentu aja mau bangun, Kak. Ini udah jam enam pagi."

"Mau apa kamu bangun subuh-subuh begini?"

Subuh? Carissa mengerutkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nila Wensi
bagus dan menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status