Share

Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!
Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!
Penulis: bunnylovely

01. Ketahuan Pak Dosen

Attention : rate cerita ini adalah 1821+ (harsh words, dirty talks, bullying, kekerasan) yang tidak suka bacaan vulgar mohon tidak ngeyel untuk terus membacanya!

••••• happy reading •••••

Manggala Bimantara membanting ponselnya pada kursi mobil yang kosong di sebelahnya. Pria itu tampak marah setelah mengakhiri sesi panggilan bersama seseorang beberapa menit yang lalu. Rahangnya tampak mengeras, menandakan jika pria itu sedang dalam kondisi kesal yang luar biasa.

Gala keluar dari dalam mobilnya, bersandar pada pintu mobil lantas tangan kirinya merogoh saku pada mantel miliknya. Mengambil sebatang rokok dan sebuah korek api.

Pria berahang tegas itu tampak tenang menghisap benda yang mengandung zat adiktif yang berupa nikotin sembari memasukkan tangan kirinya ke dalam saku mantel. Mencari ketenangan sebelum ia kembali pada pelariannya bersama wanita-wanita penghibur di dalam kelab malam yang ia datangi saat ini.

Namun belum sempat Gala menghabiskan satu barang rokoknya, iris matanya menangkap seseorang yang terlihat begitu familiar. Seorang gadis memakai kemeja serta celana jeans yang sering ia lihat.

'Aleeya Saraswati?' Ujar Gala dalam hatinya ketika melihat salah satu mahasiswinya keluar dari dalam club malam sembari menghitung beberapa lembar uang.

Gala pun segera membuang putung rokoknya. Melangkah dengan sedikit tergesa mendekati mahasiswinya itu. Lalu, mencengkeram tangan kanan mahasiswinya itu tiba-tiba saja dan membalikkan tubuhnya.

Bola mata Gala melebar ketika melihat beberapa bekas kemerahan yang tercetak jelas di sekitar leher mahasiswinya itu.

Jadi rumor itu adalah kebenaran?

Sebuah rumor yang mengatakan jika Aleeya Saraswati bekerja sebagai pelacur?

Manggala Bimantara memang baru dua bulan bekerja sebagai dosen disalah satu universitas yang populer di Jakarta, menggantikan temannya yang cuti pasca kecelakaan.

Awalnya ia tidak percaya dengan rumor yang membicarakan bahwa Aleeya Saraswati adalah seorang pelacur. Karena gadis itu tampak seperti mahasiswinya kebanyakan. Tidak memakai riasan apapun di wajahnya dan bersikap sewajarnya. Bahkan Aleeya termasuk dalam mahasiswi yang pintar. Hanya saja gadis itu lebih pendiam daripada mahasiswi yang kerap kali menggoda dirinya. Tapi, melihatnya malam ini dengan bekas kemerahan yang disebut kissmark itu, Gala menarik pemikiran baiknya tentang gadis ini.

"Jadi, kamu benar-benar menjual diri, Aleeya Saraswati?" ujar Gala dengan nada dinginnya. Malam ini ia sudah kesal, ditambah lagi melihat dengan mata kepalanya sendiri kelakuan dari salah satu mahasiswinya ini. Pria itu tampak geram.

"P–pak Gala," ujar Aleeya sedikit bergetar ketika melihat yang mencengkeramnya adalah dosen baru di universitasnya. Ia tak menduga jika akan bertemu Manggala Bimantara malam ini.

Manggala sedikit menarik Aleeya agar lebih dekat dengannya, terlihat sekali bagaimana sorot mata kecewa pada pria itu.

"Apa rumor itu benar jika kamu adalah seorang pelacur?" ucap Gala terdengar menghina pada sebutan yang ia ucapkan.

Hati Aleeya mencelos mendengar bawa dosennya sendiri menyebutnya sebagai pelacur.

"Itu bukan urusan Anda, Pak Gala. Saya mohon, bisakah anda melepaskan saya sekarang juga?" ujar Aleeya sembari meronta agar Gala melepaskan dirinya.

Melihat Aleeya yang memberontak tanpa sadar pria itu membentaknya, ia kesal.

"Kamu pandai dan masih punya masa depan, Aleeya Saraswati! Bagaimana bisa kamu melacurkan diri seperti ini?" pekik Gala yang tak habis pikir dengan mahasiswinya ini.

Aleeya justru tersenyum remeh mendengar bentakan dosennya ini.

"Uang! Saya butuh uang!" balas Aleeya tak kalah keras. "IPK 4 tidak akan membuat saya kenyang, Pak!" ujar gadis muda itu sekali lagi sembari menatap sinis ke arah Gala.

"Apa?" pekik Gala yang terkejut dengan ucapan Aleeya.

"Sekarang lepaskan saya, Pak. Saya punya urusan," balas Aleeya yang kembali lagi meronta ingin pergi.

Namun bukannya membiarkan Aleeya lepas begitu saja, Gala justru menarik Aleeya ke arah mobilnya. Ia tak menyangka jika mahasiswinya ini rela menjual diri demi uang? Apakah tidak ada pekerjaan lain yang bisa ia pilih? Huh, Gala benar-benar marah.

"Ikut aku!" ujar Gala dengan surat berat, datar, dan dinginnya.

"P–pak! Tunggu! Anda ingin membawaku ke mana?" pekik Aleeya yang hanya pasrah, Gala membawanya kemana.

******

Aleeya meringis ketika Gala menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Pria itu membawanya ke sebuah apartement mewah di kawasan Jakarta Pusat. Tidak ada raut wajah hangat yang biasa dosen itu berikan saat mengajar di kelasnya. Hanya tatapan dingin, tajam dan datar yang ia berikan saat ini.

Jantung Aleeya berdegup kencang dan mulai memundurkan tubuhnya menjauh saat ia melihat jika dosennya itu mulai membuka kancing kemejanya satu per satu.

"P–pak Gala. Anda ingin apa?" ujar Aleeya yang mulai ketakutan, terlebih lagi ketika Gala sudah membuang kemejanya. Memperlihatkan cetakan perut berotot membentuk enam bagian kotak.

Gala tersenyum miring ketika melihat bagaimana mahasiswinya ini bertanya sok polos seperti itu. Pria itu menaikkan kaki kanannya yang masih berbalut celana kainnya ke atas ranjang. Tubuhnya perlahan mendekat pada jalang kecil ini. Jalang kecil? Huh, bukankah itu sebutan yang bagus bagi Aleeya Saraswati.

"Kamu seorang pelacur bukan? Maka sekarang layani aku seperti pekerjaanmu," ucap Gala ketika tepat berada di depan Aleeya yang sudah tidak bisa memundurkan tubuhnya lagi.

Mata Aleeya terbelak mendengarnya. "Apa?"

"Kenapa kamu terkejut seperti itu, Aleeya?" balas Gala dengan seringai di wajah tampannya. Gala tersenyum remeh saat melihat ada beberapa bekas kemerahan yang tercetak jelas di leher putih milik mahasiswinya itu. Dalam hatinya, Gala mengakui jika mahasiswinya ini cantik meskipun tak memakai riasan apapun. Namun sayang sekali jika ternyata Aleeya Saraswati justru mengobral dirinya. Cantik-cantik tapi murahan itulah kesan Gala pada Aleeya saat ini. "Bukankah kamu terbiasa melayani banyak pria?" ujarnya kembali sembari tersenyum miring.

Aleeya menelan ludahnya susah payah. Bohong jika dirinya mengaku ia baik-baik sekarang. Jantungnya bekerja dengan lebih cepat. Rasa-rasanya benda itu hendak meletus saat ini juga akibat debaran yang membuat gila. Bahkan, Aleeya merasa pipinya tengah terbakar saat ini. Bagaimana tidak, jika saat ini Manggala tengah menatapnya seolah ia adalah hidangan utama dalam sebuah perjamuan besar-besaran.

"Kamu mau uang bukan? Maka puaskan aku malam ini dan aku akan memberikanmu banyak uang," desis Gala sebelum melabuhkan bibirnya pada bibir mahasiswinya sendiri. Namun sialnya, tiba-tiba saja ia mendapat dorongan keras di perutnya, sampai ia nyaris terjatuh dari ranjang.

"Kamu menolak ku?" Geramnya. Pria itu tampak marah, wajah mulai menggelap merasa terhina.

"Pak, m–maaf. Saya tidak bermaksud mendorong Anda," ujar Aleeya yang sudah terlihat kacau sekali. Ia takut, tak bisa berpikir jernih selain menendangnya.

Menggeram marah, lantas Gala kembali mendekat ke arah Aleeya, mengukungnya. Aleeya ingin berontak lagi, namun Gala menahan kedua pergelangan tangannya di setiap sisi kepalanya.

"Kamu benar-benar jalang kecil yang luar biasa, Aleeya Saraswati! Kamu suka dipaksa rupanya," ucap Gala begitu menyeramkan saat ini.

Dada Aleeya rasanya sesak sekali. Ya Tuhan, Apa ia akan diperkosa oleh dosennya sendiri malam ini?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status