Share

20

Siang hari yang terik, Jingga berjalan memasuki rumah dengan lunglai. Lagi-lagi resume-nya ditolak semenjak kasusnya dengan Karina waktu itu, nama baiknya hancur berantakan dan tidak satupun tempat yang mau mempekerjakannya. Ia hanya bisa menghela napas panjang meratapi hidup yang tak adil.

“Damn!” umpat Jingga sambil menghempaskan surai ikalnya. “Kalau saja aku nggak memikirkan nama baik orang lain, ingin rasanya menjambak rambut panjang Karina. Demi Tuhan, aku sudah lelah tidak dihargai orang lain.”

“Lain kali jambak saja, Non!” bisik seseorang dari balik punggung Jingga.

“Duh Gusti!” seru Jingga terkejut. “Kalau ngomong jangan dari belakang dong! Jantungku cuma satu, kalau copot nggak ada gantinya!”

“Namaku Dian, Non! Bukan Gusti,” protes sang pelayan sambil memanyunkan bibirnya.

“Ya nggak gitu juga maksudnya, Diaaaaaan! Kamu tuh ngagetin, bisa nggak kalau bicara dari depan, jangan tahu-tahu ngomong di deket telinga orang!” omel Jingga nyerepet panjang.

“Hehehe... maap, Non.
Hanazono Hikari

Halo readers yang masih setia untuk menunggu cerita Hana, mohon maaf membuat kalian menunggu, soalnya seminggu ini Hana nggak bisa update dikarenakan bayiku dirawat. jangan lupa tap love dan likenya ya, makasi

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status