"Saudari Renata Ningrum, Anda mendapat hukuman 15 tahun penjara atas pembunuhan yang Anda lakukan pada saudara Indra, Rendra dan Burhan. Juga telah mencelakai saudara Parman hingga ia depresi. Lalu untuk Ibu Sukma Saodah dan Dedi Sudrajat, kalian juga ditahan beberapa bulan karena telah melindungi dan menyembunyikan saudari Renata Ningrum." Ucapan hakim terdengar menggema, sambil mengetuk palu di pengadilan.Saat aku kecil, Kang Dedi pernah berjanji untuk selalu menjagaku sampai kapanpun. Bagiku ia adalah Kakak sekaligus Ayah untukku. Karena Ayah kami meninggal sejak kami masih kecil. Sejak Ayah meninggal, Kang Dedi berjuang untukku juga Ibu. Menjadi Tukang bangunan, lalu pulang bekerja ia masih membantu Ibu membuat keripik singkong, dan paginya sebelum berangkat bekerja, ia mengantar keripik singkong itu ke warung-warung.Kata orang-orang, aku adalah Kembang Desa. Semua mata langsung menoleh kearahku jika aku tengah berjalan melewati mereka. Banyak lelaki yang datang untuk melamar, p
Setelah menghilangkan barang pusaka lelaki yang tinggal di depan rumah Kang Deni, aku bersembunyi di sebuah ruang rahasia. Rasanya menyenangkan membuat mereka kebingungan mencari keberadaanku.Untuk sementara aku harus tinggal di ruang rahasia ini, walaupun ruangan ini bau busuk dan bau anyir, bahkan waktu itu aku pernah menemukan tulang belulang bahkan pernah melihat sosok perempuan yang sering muncul di malam hari.Wanita itu sering menangis di hadapanku, bahkan selalu muncul dengan tiba-tiba hingga membuatku terkejut. Selain hantu wanita misterius itu, ada juga hantu Teh Euis yang terkadang menampakan diri. Rumah ini dipenuhi banyak hantu wanita yang menyebalkan.Masa bodoh, aku tidak takut dengan hantu atau apapun. Yang ada dalam pikiranku hanyalah menuntut balas pada orang-orang yang telah menghancurkan masa depanku.Keesokan malamnya aku melihat pedagang sate lewat. Aroma sate yang begitu menggugah selera membuatku lupa bahwa aku tengah bersembunyi di rumah ini. Apalagi penjual s
Setelah Renata atau yang akrab disapa Rere itu mendapatkan hukuman atas perbuatannya, rumah itu kembali kosong karena Dedi juga Bu Sukma Saodah harus mendekam dalam penjara walau hanya beberapa bulan karena telah membantu Renata melakukan aksinya.Mirna bisa bernapas lega. Wanita berusia 32 tahun itu kini tak segemuk dulu. Entah karena banyak pikiran terkait rentetan kejadian yang terjadi silih berganti. Wanita itu kini bisa hidup tenang di rumahnya karena wanita yang ia kira Kuntilanak itu ternyata hanyalah gadis yang ingin balas dendam pada para pria hidung belang.Malam itu ia dan anak-anaknya menonton televisi sambil bercanda tawa setelah menyantap makanan yang begitu banyak. Tadi sore ia masak begitu banyak sebagai bentuk rasa syukur karena kini ia bisa hidup tenang tanpa rasa takut akan wanita misterius yang selama ini mengganggu pikirannya.Malam itu ia mendengar suara-suara aneh dari rumah kosong itu. Terdengar suara pintu yang dibanting, perabotan yang dilempar lalu tidak lam
Sepuluh tahun berlalu, Mirna telah bahagia bersama suami barunya, Roby, seorang lelaki yang sangat menyayangi keempat anaknya dengan penuh kasih sayang.Mereka kini telah pindah ke Jakarta, dan hidup berkecukupan. Yudha yang kini telah berusia 22 tahun mengikuti jejak ayah sambungnya yang telah lama berkecimpung dalam bisnis properti. Yudha yang kini tumbuh menjadi lelaki berparas tampan itu menjadi idola kaum hawa. Banyak wanita yang mengantri untuk dekat dengannya, tetapi tampaknya ia masih ingin menikmati masa mudanya untuk meniti karir dan menggapai cita-citanya untuk membanggakan wanita yang telah melahirkannya.Hari itu Mirna berniat pergi ke supermarket, karena kebetulan Bik Inah, ART di rumahnya tengah minta izin untuk pulang kampung. Mirna langsung memesan taxi online karena suami juga anak sulungnya tengah di tempat kerja, sedangkan Yoga kuliah, lalu Yura dan Yuna yang kini telah beranjak remaja itu tengah bersekolah. Mirna bergegas masuk taxi online yang ia pesan, lalu mel
Hari itu setelah selesai makan siang, Yudha meraih ponselnya lalu berselancar di dunia maya. Tiba-tiba matanya terbelalak saat melihat sebuah video viral yang berlokasi di kampung tempat tinggalnya yang lama. Berita tentang penemuan jenazah lelaki yang ditemukan tanpa alat vital itu sontak membuatnya semakin terkejut. Karena selain berlokasi di kampung lamanya, kejadian tragis itu juga sama persis seperti yang pernah tejadi di kampung itu saat ia masih tinggal disana sepuluh tahun lalu.Tiba-tiba Yudha termenung memikirkan semua itu, hatinya bertanya-tanya mungkinkah wanita psikopat bernama Rere itu telah bebas dari penjara dan kembali berulah?"Yud, kamu bisa gak mendatangi kampung tempat tinggal kita yang lama?" tanya ayah sambungnya yang tiba-tiba muncul di hadapannya hingga membuatnya terkejut.Sebenarnya Roby sudah beberapa kali mengetuk pintu ruangan putranya itu, tetapi karena Yudha yang tengah merenung, jadi ia mengabaikan ketukan Roby."Iya, Pah, ada apa?" tanya Yudha."Kamu
Saat Yura tengah terkulai lemas dan tak sadarkan diri, Angga langsung mengirim pesan pada seseorang yang terlibat dengan rencananya itu. Tiba-tiba seorang lelaki paruh baya datang menghampiri Angga dan teman-temannya. Ia tampak sumringah saat melihat paras cantik Yura yang masih sangat polos."Masih bersegel, Bos," ucap Angga hingga pria hidung belang itu semakin bersemangat untuk segera membawa gadis itu. Setelah memberikan sejumlah uang sesuai kesepakatan, Yura langsung dibawa ke sebuah hotel oleh lelaki itu. Disanalah sebuah tragedi yang merengut kesuciannya terjadi.Keesokan paginya Yura tersadar, ia langsung berteriak saat melihat keadaan tubuhnya yang tanpa busana. Dilayangkan pandangannya ke seluruh ruangan, hingga ia baru menyadari kalau dirinya tengah berada di sebuah hotel. Tangisnya pecah saat melihat bercak darah di seprai berwarna putih. Saat itu yang bisa ia lakukan hanya menangis histeris menangisi kebodohannya. Ia mencoba menelpon Angga, tetapi ternyata nomornya tak a
Roby, Yudha maupun Yoga tampak tercengang melihat video viral yang ditunjukan Yura. Pasalnya bukan mereka yang telah melakukan semua itu, jangankan untuk membalas dendam, bahkan untuk menemukannya saja mereka cukup kesulitan."Jadi bukan kalian yang melakukannya?" tanya Yura saat melihat ekspresi wajah Papa juga kedua kakaknya yang tampak kebingungan."Siapapun yang melakukannya, aku sangat berterima kasih pada orang itu," ucap Yura dengan senyum yang lebar.Mirna merasa bahagia melihat anaknya kini kembali tersenyum, selain itu ia juga sedikit lega karena lelaki yang menyebabkan anaknya menderita kini mendapat ganjaran atas perbuatannya. Namun, tiba-tiba Mirna terkejut saat melihat ekspresi berlebihan dari putrinya itu."Para penjahat seksual memang harus dihilangkan alat vitalnya, termasuk Angga yang telah menjualku pada lelaki hidung belang," ucapnya sambil tertawa lebar.Ucapan putrinya itu membuatnya bergidik sekaligus cemas. Ia sangat khawatir jika anaknya memiliki sisi psikopat
Hari itu Yura bilang mau kembali sekolah, awalnya Mirna masih mengkhawatirkan putrinya itu, tapi karena Yura terus mendesaknya, akhirnya ia mengizinkan. Mirna meminta Yoga untuk mengantar jemput adiknya, permintaan ibunya langsung disanggupi oleh pemuda berusia 19 tahun itu.Di sekolah, semua teman-temannya tampak senang dengan kembalinya Yura ke sekolah, karena tak ada satupun yang tahu tragedi naas yang menimpanya malam itu. Mereka hanya tahu bahwa Yura sakit makanya ia tak masuk sekolah selama berhari-hari.Di kelas, Yura terus menatap tempat duduk Wina. Sejak kejadian malam itu ia belum pernah berkomunikasi apapun dengan sahabatnya. "Wina kemana?" tanya Yura."Lo gak tahu kalau Wina sekarang lagi defresi? Kemungkinan ia tak akan mau balik ke sekolah," ucap Resa, teman satu kelas Yura yang berpenampilan tomboi."Kenapa?" tanya Yura yang tampak kebingungan."Wina mendapatkan pelecehan seksual oleh tukang kebun di rumahnya."Ucapan Resa seketika membuat Yura terkejut. Padahal tukang