Share

Bab 8

Author: Nini Manies
last update Huling Na-update: 2025-02-27 20:57:53

Rabu pagi Marisa bekerja sendiri di ruangannya karena Indra ada jadwal fitnes. Marisa merasa ada yang hilang karena selama dua hari ini selalu bersama Indra dalam satu ruangan.

Marisa sibuk menyiapkan berkas dan agenda untuk metting siang ini bersama para kepala bagian di Perdana Enterprise. Pukul 10 siang Marisa sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Marisa merenggangkan kedua tangannya untuk meredakan rasa pegal akibat terlalu lama membungkuk lalu mengusap kedua lengannya yang terasa merinding.

"Kenapa bulu-bulu di lengan ku berdiri semua?! Katanya kalau bulu-bulu lengan berdiri, artinya ada makhluk tak kasat mata di sekitar kita!" Marisa tercekat lalu merasa konyol. "Ah! Mana mungkin! Hawa di ruangan ini memang terasa sangat dingin! Jauh dengan ruangan yang lainnya." batin Marisa.

Marisa bangkit berdiri untuk mengambil air minum di dispenser air. Sambil meneguk air, dia memperhatikan seantero ruangan CEO itu. Benar-benar rapi dan bersih! Apalagi meja kerja Indra Perdana! Benda-benda disana tidak ada yang berserakan ataupun berantakan. Semuanya tersusun rapi pada tempatnya.

Tiba-tiba Marisa teringat akan Pak Indra yang sudah bertunangan. "By the way, katanya Pak Indra udah punya tunangan? Kok gak ada foto berbingkai di meja kerjanya, ya?" pikir Marisa "Kan biasanya di meja kerja itu ada foto orang yang kita sayangi.

"Aku juga kalau boleh pengen majang foto Fero di atas meja kerja ku. Tapi pasti Pak Indra gak bakal ngizinin! Padahal kan enak kalau lagi gabut bisa mandangin foto Fero." batin Marisa.

Marisa lalu berinisiatif untuk melihat Gery di bagian gudang. Seperti apa kiranya pekerjaan Gery sehari-hari. Lagipula sebentar lagi jam makan siang.

Marisa pun keluar dari ruangan dan menuju bagian gudang di belakang gedung lantai dasar. Disana ia melihat bagaimana beratnya pekerjaan Gery. Memindahkan barang-barang berat ke truk kontainer.

Peluh membasahi wajah Gery yang tampak semakin gelap berkilat saat dia menghampiri Marisa. "Halo Mar! Tumben kamu kesini," sapa Gery.

"Iya, aku udah selesai kerja. Kita makan siang yuk?!" ajak Marisa.

"Oke, aku cuci muka dulu, ya?"

"Kasihan kamu, Ger! Kerja kamu berat banget,"

"Namanya juga laki-laki, Mar."

"Sini aku usap dulu keringat kamu," Marisa mengeluarkan satu tisu basah dari tasnya lalu dipakai untuk mengusap wajah Gery. Marisa memekik saat melihat tisu basah di tangannya berubah warna dari putih bersih menjadi kusam. "Ih..! Tuh lihat kotor banget wajah kamu!"

"Iya, hehe!"

Tanpa Marisa ketahui saat itu gerak-geriknya sedang dipantau oleh Herman dan direkam melalui HP. Juga saat Fero menjemputnya sore hari.

Seperti yang diceritakan sebelumnya Herman memang ditugaskan oleh Indra untuk memantau seluruh gerak-gerik Marisa.

*******

Saat keduanya bertemu sore hari, Herman menyerahkan laporannya tentang kegiatan Marisa hari itu pada Indra. "Saya sudah menyelidiki asisten pribadi Bapak seharian ini! Dan ini adalah hasilnya," ujar Herman.

Indra mengambil HP Herman dan melihat sekilas isinya. "Kamu kirim saja ke HP saya! Nanti saya yang akan melihatnya sendiri di rumah!" titah Indra.

"Baik Pak!"

"Pantau terus gerak-gerik Marisa! Kalau ada hal lain yang bisa kamu dapatkan, kamu segera kirim saja ke HP saya!"

"Baik Pak! Tapi kalau boleh saya tahu, apa motif Bapak mengawasi gerak-gerik asisten pribadi Bapak itu?" tanya Herman penuh rasa ingin tahu.

"Bagaimanapun dia adalah anak baru di perusahaan saya. Posisinya saat ini juga bukan main-main! Asisten pribadi! Saya tidak mau ambil resiko kalau ternyata dia bisa merugikan perusahaan saya!"

"Oh, begitu. Baiklah! Saya akan terus pantau gerak-gerik Marisa!" kata Herman, namun hatinya membatin, "Ah, dasar aja Pak Indra kepo karena asisten pribadinya cantik banget kayak model!"

Indra Perdana malam itu coba menyelidiki tentang Marisa lewat I*******m pribadinya. Banyak foto-foto Marisa bersama Fero, bersama Gery, juga saat sedang sendiri.

Indra juga meneliti berkas Marisa yang beberapa hari lalu dia tolak untuk memeriksanya karena menganggap itu hanya buang-buang waktu.

"Kamu cantik, Marisa..." desah Indra sendiri. "Sayang kalau wanita secantik kamu akrab dengan dua cowok yang tidak jelas masa depannya seperti ini!"

Indra melihat juga lewat video yang di kirim Herman melalui WA. Disana jelas terlihat bagaimana keakraban Marisa dengan Gery saat Marisa mengusap wajah Gery dengan tisu, juga saat Marisa pulang kantor di jemput Fero sore harinya.

"Masih kecil, sudah berani bergaul sedekat ini dengan cowok! Dilihat dari berkas lamarannya, Marisa juga berdomisili di Bogor. Itu artinya dia bukan orang Bekasi!

"Lalu dimana dia tinggal? Di kosan? Atau di kontrakan? Atau mungkin bersama cowoknya yang setiap sore menjemputnya?" hati Indra mendadak merasa tidak enak.

"Sepertinya aku harus menyelidiki lebih jauh tentang Marisa sampai ke tempat tinggalnya-bukan hanya di area perkantoran! Kalau memang dia tinggal sendiri di kosan atau di kontrakan, mungkin aku bisa menyuruhnya agar dia pindah ke salah satu apartemenku." pikir Indra.

"Bagaimanapun dia sekarang adalah asisten pribadiku. Aku tidak mau punya seorang asisten pribadi yang tinggal di kosan apalagi kosannya itu mudah di masuki sembarangan laki-laki!"

*******

Keesokan paginya Indra sudah hadir di kantor dan disana sudah ada Marisa yang sibuk dengan pekerjaannya.

Marisa tampak terkejut melihat Indra. "Selamat pagi, Pak Indra!" sapa Marisa.

"Pagi!" jawab Indra singkat.

"Bukannya Bapak hari ini ada jadwal fitnes?" tanya Marisa.

"Saya mau jemput kamu, saya mau kamu menemani saya fitnes hari ini!"

Marisa terbelalak. "Eh-ikut ke tempat fitnes Bapak?"

"Iya, kamu kan asisten pribadi saya!"

"Tapi saya pakai baju kantoran, Pak,"

"Kita mampir dulu ke toko olahraga dan kita beli baju olahraga untuk kamu!"

"Baik Pak." jawab Marisa patuh walau dalam hatinya masih bertanya-tanya. Mau apa dia ikut ke tempat fitnes Indra hari ini?

"Ayo ikut saya! Kita pergi sekarang!" Indra melangkah terlebih dahulu di ikuti Marisa. Sampai diluar ruangan mereka bertemu dengan Bella.

"Bapak mau kemana? Bukannya ada jadwal fitnes hari ini?" tanya Bella.

"Saya memang akan pergi ke tempat fitnes! Tapi saya akan membawa Marisa!" jawab Indra.

"Oh iya, Pak!" kata Bella seraya tersenyum penuh arti ke arah Marisa, tapi Marisa tidak peka.

Di lantai bawah pun banyak orang kantor memperhatikan CEO mereka, Indra Perdana yang berjalan bersama asisten pribadi barunya yang cantik.

Beberapa karyawan mulai berbisik-bisik karena tidak biasanya seorang Indra Perdana muncul pagi hari di hari Kamis karena semua sudah tahu kalau hari itu adalah jadwal pribadinya.

Tapi hari ini Indra Perdana muncul di kantor dan membawa asisten pribadinya yang baru-keluar kantor.

"Bukannya hari ini Pak Indra ada jadwal fitnes, ya?" tanya seorang karyawan wanita namanya Kayla.

"Iya, kan udah jadwal pribadinya." kata yang lainnya, namanya Indah.

"Gak ada metting diluar kantor kan hari ini?"

"Gak ada, lah! Pak Indra anti metting diluar kantor pada hari Rabu dan Kamis!"

"Terus, mau dibawa kemana asisten pribadinya yang baru itu?! Jangan-jangan dibawa ke tempat fitnes dan langsung check in!" Kayla mulai berprasangka buruk.

"Hus! Jangan asal ngomong kamu, Kay!" tukas Indah.

"Terus, kalau bukan karena mau berduaan, ngapain pagi-pagi Pak Indra sampai datang kesini untuk bawa dia keluar kantor?!"

"Bisa jadi sih... Dia kan anak PKL-an. Pasti butuh rekomendasi bagus dari Pak Indra!"

"Dan biasanya cewek kayak gitu mau melakukan apa aja buat dapet apa yang dia mau! Termasuk melelang harga diri!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • CEO Buaya Darat    Bab 103

    Seperti mimpi rasanya saat Marisa makan siang bersama Indra di restoran seafood yang biasanya Marisa datangi bersama Andro. Marisa kini menyadari kalau dia merasa sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan Indra.Sama halnya dengan Indra, dia juga merasa tidak percaya kalau saat ini dia sedang bersama Marisa di restoran seafood yang biasanya Indra datangi bersama Sofie. Indra bahkan mengira kalau dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Marisa."Kamu apa kabar, Marisa?" tanya Indra di sela-sela suapannya."Alhamdulillah baik, Anda sendiri bagaimana?" Marisa balik bertanya."Saya baik-baik saja! Memangnya kamu pikir saya galau karena kepergian kamu?!" Indra jadi sewot!"Lho kok mendadak ketus sih? Saya kan tidak berpikir begitu!" kata Marisa."Mungkin saja kamu berpikir begitu! Saya hanya merasa tidak ada semangat saat-saat ini" Indra malah jaim. Padahal begitu kelimpungan nya dia selama beberapa hari ini karena merasa kehilangan Marisa."Tadi Anda bilang kalau Anda sangat merindukan saya?

  • CEO Buaya Darat    Bab 102

    Marisa tiba di depan ruang metting bertepatan dengan waktu metting tersebut di mulai. Nafas Marisa sampai terengah-engah karena setengah berlari dan terburu-buru agar bisa sampai secepatnya di Perdana Enterprise."Maaf, apakah saya hampir terlambat?" tanya Marisa begitu melihat ada Bella dan Pak Rafi di depan ruang metting."Marisa! Untungnya kamu segera muncul!" seru Pak Rafi."Ya Tuhan! Saya kira kamu gak akan datang, Marisa!" seru Bella."Sekarang bagaimana? Apakah metting nya sudah di mulai? Apakah Pak Indra sudah bisa di hubungi?" tanya Marisa lagi."Pak Indra masih belum ada kabarnya. Kamu segera saja masuk kedalam ruang metting dan memulai metting nya!" kata Pak Rafi."Iya, Marisa! Lakukanlah tugas ini semaksimal mungkin!" seru Bella."Baiklah, saya akan coba" kata Marisa dan memantapkan hatinya untuk memasuki ruang metting. "Bismillah"Marisa pun menggelar metting pertama kalinya tanpa kehadiran Indra. Walaupun ini terasa sangat membebani pikiran Marisa, tapi untungnya semua

  • CEO Buaya Darat    Bab 101

    Baru kali ini selama memegang Perdana Enterprise, Indra tidak datang ke kantor padahal tidak sedang dalam perjalanan dinas keluar. Sudah pukul delapan lebih tiga puluh menit tapi Indra belum terlihat datang ke kantor.Bella sudah beberapa kali memasuki ruangan CEO untuk memastikan keberadaan Indra, tapi Indra belum juga muncul. Bella menjadi bingung karena hari ini ada metting dengan salah satu klien penting yaitu Pak Setiawan yang mettingnya minta di schedule ulang karena pada Senin lalu Indra tidak fokus. Sementara metting di jadwalkan pada pukul sepuluh pagi ini."Aduh! Pak Indra kemana sih?! Aku sudah kirim WA tapi tidak dibaca! Aku telepon tidak di angkat! Ini metting nya mau di cancel apa bagaimana?!" batin Bella.Akhirnya Bella menemui Pak Rafi di ruangannya dan membicarakan masalah metting pagi itu. Bella meminta pendapat Pak Rafi tentang apa yang seharusnya dia lakukan karena Indra tidak bisa di hubungi."Jadi bagaimana, pak? Saya bingung menangani masalah ini" kata Bella p

  • CEO Buaya Darat    Bab 100

    Indra Perdana saat itu sedang berada didalam ruangan kerjanya, masih mengerjakan semua pekerjaannya sendirian karena tidak ada Marisa yang biasanya membantu semua pekerjaannya.Ternyata mengurus semua pekerjaan sendirian itu sangat merepotkan! Indra harus beberapa kali menghubungi Bella karena lupa jadwal metting yang harus dia jalani hari itu. Belum lagi Indra harus mencatat sendiri semua hasil metting dan mengevaluasinya secara mandiri pula!"Sial! Ini semua gara-gara Marisa! Kenapa dia pergi saat pekerjaan kantor benar-benar menumpuk?! Dia pasti sedang enak-enakan rebahan! Sementara saya disini sendiri mengurusi semua pekerjaan ini! Apa saya minta Bella untuk menjadi asisten pribadi saya untuk sementara waktu?! Ah! Tidak bisa! Bella itu kan sekretaris saya! Bella harus tetap berada di kantor. Sementara saya membutuhkan seorang asisten pribadi yang bisa menemani saya metting diluar!" pikir Indra.Semakin lama berpikir, Indra semakin merasa tidak nyaman dan tidak fokus pada pekerjaan

  • CEO Buaya Darat    Bab 99

    Fero menggeleng kemudian berucap. "Aku bukannya main-main sama Mbak Niki. Tapi kan kita harus pikir-pikir dulu sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius. Jadi saat ini aku masih dalam tahap penjajakan. Lagipula kan kalau aku menikah sama dia, aku juga akan langsung punya dua anak yang masih kecil! Aku harus benar-benar mapan dulu! Belum lagi orang tuaku, apakah mereka akan setuju kalau aku menikah dengan seorang janda?!""Itu terserah kamu! Aku gak mau ikut campur urusan kamu sama Mbak Niki. Dan masalah permintaan maaf kamu, aku udah maafin kok. Sekarang kamu lebih baik pindah duduk ke tempat lain! Jangan satu meja sama aku! Aku gak mau kalau sampai nanti ada yang bilang sama Mbak Niki tentang kita makan bersama disini!" kata Marisa."Kamu jangan gitu dong, Mar. Kamu masih marah ya sama aku?! Kalau kamu sudah memaafkan aku, artinya kita bisa bersahabat. Kita bisa dong makan bersama disini. Aku yang traktir! Gimana?!"Marisa menggeleng "Ya gak bisa begitu! Walaupun kita sudah berb

  • CEO Buaya Darat    Bab 98

    Pagi itu Marisa menyempatkan diri untuk beres-beres kos-annya. Sudah lama sekali Marisa tidak pernah beres-beres rumah. Mungkin hanya sesekali Marisa bisa menyapu kos-annya itu selama bekerja di Perdana Enterprise. Sekarang Marisa berkesempatan untuk mengepel, mengelap kaca, dan juga mencuci gorden.Semalam Andro masih rutin menelepon Marisa. Bahkan mereka sampai berjam-jam bertelepon ria. Andro sebenarnya ingin sekali bisa melakukan video call dengan Marisa. Tapi Marisa menolak karena alasan HP nya sudah mau lowbat. Padahal batu HP nya penuh.Entah kenapa selama seminggu lebih Andro pergi ke Turki. Selama itu pula perasaan Marisa semakin mengambang. Marisa tidak pernah merasakan kerinduan seperti yang Andro rasakan. Yang ada justru semalaman tadi Marisa mengingat-ingat Indra!Bagaimana sekarang keadaan Indra? Apakah dia marah dan membenci Marisa? Bisakah Indra memimpin metting tanpa bantuan Marisa? Bagaimana hubungan Indra sekarang dengan Kayla? Dan apakah Indra sudah berbaikan denga

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status