Share

203. Memanfaatkan Momen

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-03 12:45:23

Aroma kopi yang sudah mendingin masih tertinggal di udara, samar namun tajam, menggenapi atmosfer serius ruang kerja Bara yang terasa dingin seperti pemiliknya.

Di tengah ruangan itu, Baby duduk di ujung sofa kulit berwarna gelap, kakinya bersilang anggun, tubuhnya condong ke arah Bara yang duduk di sebelahnya.

“Aku paham, Mas Bara lagi sibuk banget…” suara Baby keluar pelan, lembut, dan manja. “Apex butuh perhatian besar darimu sekarang ini. Mungkin… lebih besar daripada perhatian buat siapa pun.”

Baby diam sejenak, membiarkan kata-katanya meresap ke telinga Bara yang masih belum merespons. Lalu wanita itu menggeser duduknya lebih dekat.

“Tapi Mas... Aku cuma nggak mau kamu menyesal. Kalau Mbak Milen keburu pergi dan kamu... belum sempat mengucapkan apa yang harus kamu sampaikan ke dia. Seperti yang dulu terjadi sama Sabira.”

Nama itu. Sabira. Meluncur dari bibir Baby dengan ketepatan seperti anak panah yang melesat ke dalam pikirannya.

Bara mengerjapkan mata pelan, seolah ditarik p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
haaaaaahh.. ni si bebi mulutnya pen dikasih sambel kyknya
goodnovel comment avatar
Indah sabiq Sabiq indah
Cheryl harus tau dong THOOORRR... di belakang Cheryl,, Bara ga jujur...!!!! masih Nerima baby, bahkan jenguk Milena ga ada izin ke Cheryl...!!!! udah pergi aja THOOORRR Cheryl...!!!!
goodnovel comment avatar
Aishwa Maira
makin lama kok malah rnak ya jadi baby gak ketulung pedenya masak bara gak peka sih..... keras dikit napa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   255. Sejauh Apa Aku Boleh

    Di ruang operasi utama Bintang Hospital, lampu bedah menyala terang menyinari tubuh pasien di meja operasi—seorang pria korban kecelakaan lalu lintas dengan multiple fracture dan trauma hebat di bagian toraks dan femur. Alat-alat monitor berdentang cepat, menunjukkan tekanan darah yang sempat drop drastis beberapa menit lalu. Tim medis bergerak dengan presisi, namun semuanya menunggu satu komando: dari pria yang berdiri paling tenang di ruangan itu: Dr. Joshua Valen.Ia berdiri di sisi kiri meja operasi, mengenakan gaun hijau steril dan sarung tangan bedah, masker menutupi wajahnya, menyisakan hanya mata—sepasang mata yang tajam, terfokus, dan tidak menunjukkan satu pun keraguan.“Retractor,” ujarnya tenang.Seorang perawat segera menyerahkan alat itu. Valen menyelipkannya dengan cekatan, membuka bagian yang dibutuhkan untuk menjangkau tulang paha yang patah parah. Patahannya kompleks—multifragmented dan dekat dengan pembuluh darah utama.“BPM-nya stabil, Dok,” kata asisten anestesi

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   254. Kerusakan yang Tak Bisa Dirakit Lagi

    Bara masih berdiri mematung. Napasnya memburu, namun suaranya tetap dingin saat akhirnya ia membuka mulut."Tuan Wishnu, bagaimana rasanya menjadi seperti istrimu dulu? Hidup di atas kursi roda dan tak pernah lepas dari rumah sakit." Tatapannya lalu beralih pada Rini. "Sementara itu, suaminya malah main serong dengan pegawai rumah tangganya sendiri," ketusnya tajam.Rini hanya tersenyum tipis. Ia sudah kebal dengan segala bentuk caci maki dan hinaan dari putra tirinya itu. “Ya, papamu akhirnya sakit keras, seperti yang kau harapkan. Puas?” Bara tersenyum miring. Matanya menatap Rini seperti hendak menelanjangi lapisan topeng yang selama ini dikenakan perempuan itu.“Kau tanya apakah aku puas?” ulang Bara dengan nada sinis, “Seharusnya aku yang tanya: apa kau puas, Rini? Karena kau berhasil menghancurkan kedamaian sebuah keluarga.”Rini terdiam.Wajah Bara mengeras. “Ibuku tidak mati karena penyakit, Rini. Ia mati perlahan… digerogoti penghinaan yang kalian sebut cinta,” ketusnya, se

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   253. Bukan yang Kucari

    Bara mendorong kursi roda Baby perlahan menyusuri koridor menuju area drop-off rumah sakit. Suasana malam terasa sejuk, lampu-lampu taman menyala lembut, menyisakan bayangan tenang di sepanjang jalan. Di belakang mereka, Sofyan berjalan dengan jarak terjaga, seperti bayangan setia yang tak pernah absen mendampingi.“Mas,” suara Baby terdengar ringan seperti biasanya, “kalau aku tiba-tiba kabur ke luar negeri, Mas bakal nyusul atau malah lega?”Bara melirik sebentar ke arah gadis itu, bibirnya membentuk garis tipis. “Tergantung kamu kaburnya ke mana.”“Ke ujung dunia.”“Ya udah. Sekalian aja aku kirimin kamu peta, jaga-jaga kalau google map nggak aktif di sana.”Baby tertawa pelan, matanya berbinar meskipun wajahnya agak pucat. “Gitu doang? Nggak drama dikit gitu, ‘jangan pergi, Baby… aku nggak bisa hidup tanpamu!’”“Kalau kamu nunggu kalimat kayak gitu dari aku,” Bara tertawa kecil, “kamu bisa tua duluan.”Baby ikut tertawa. “Iya juga sih. Kamu tuh emang nggak pernah berubah, Mas. Se

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   252. Ternyata Dia Baik-Baik Saja

    Perut Cheryl tiba-tiba keroncongan, memecah keheningan ruangan mewah yang sempat membuatnya tertegun. Langit-langit tinggi, sofa empuk, dan pencahayaan hangat tak lagi menenangkan ketika rasa lapar mulai mencubit perutnya.Ia langsung melirik ke meja kecil di samping sofa, di mana sebuah panel interkom tertanam rapi di permukaan kayu mengilapnya. Lalu, ditekannya tombol interkom seperti yang Reno jelaskan sebelumnya.Klik. Tapi, tak ada suara balasan di sana. Hanya bunyi sistem menyala… lalu sunyi. Ia menekan lagi. Tetap tak ada jawaban.Cheryl menghela napas. “Ya udah deh, cari sendiri aja. Mas Reno pasti lagi sibuk ngurusin hal lain yang lebih penting. Lebih baik jangan diganggu,” gumamnya lirih, lalu bangkit dan mengambil tas kecilnya.Ia membuka pintu dan melangkah keluar dari Executive Suite, berjalan menyusuri lorong tenang yang terasa mewah sekaligus steril. Dinding-dinding bernuansa krem hangat dilapisi panel kayu elegan, sementara lantainya dari marmer putih mengilap, mema

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   251. Bukan Dokter Biasa

    Begitu mobil mereka berhenti di pelataran rumah sakit, Valen langsung keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Cheryl. Meski suasana darurat menggantung di udara, gerak-geriknya tetap tenang dan terkontrol. Cheryl turun dengan cepat, menenteng tas kecilnya, sementara pandangannya menelusuri gedung tinggi berlapis kaca itu.Pintu lobi otomatis terbuka, dan di dalam, seorang pria berjas hitam sudah berdiri menunggu. Sosok itu adalah asisten pribadi sang dokter, ia segera menghampiri mereka begitu melihat Valen.“Dokter Joshua,” sapa Reno cepat sambil sedikit membungkuk hormat.“Reno.” Valen mengangguk singkat. Matanya bergerak cepat, menghitung waktu. “Bawa Cheryl ke ruanganku. Biar dia bisa istirahat di sana.”Reno segera menoleh ke Cheryl dan tersenyum sopan, memberi isyarat agar ia ikut dengannya nanti.Valen berbalik ke arah Cheryl. Suaranya menurun satu oktaf, lembut tapi tetap lugas, “Kamu bisa minta tolong Reno buat beli makan kalau lapar. Atau kalau kamu butuh apa-apa,

  • CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku   250. Obat Penenang Biologis

    Suara dentuman audio dan layar raksasa menampilkan gambar-gambar gelap dengan musik mencekam. Lampu ruangan meredup. Cahaya dari layar memantul ke wajah-wajah penonton di dalam studio premium dengan kursi empuk berlapis kulit.Cheryl duduk di kursinya, bersandar ringan ke sandaran empuk. Menikmati film yang mulai berlangsung. Awalnya, Cheryl tampak santai. Ia menyandarkan punggungnya dengan nyaman ke kursi empuk yang bisa dimiringkan, kaki diselonjorkan sedikit, mata fokus pada layar. Setiap kali ada dialog lucu atau adegan ringan di awal film, bibirnya tersenyum, sesekali mengunyah popcorn.Tapi atmosfer mulai berubah perlahan. Warna di layar menjadi lebih gelap, musik latar terdengar rendah dan mendesis, seperti suara napas seseorang di dalam lorong. Adegan berganti cepat—kamera mengikuti langkah kaki si tokoh utama yang menyusuri rumah tua dalam kegelapan. Suara pintu berderit perlahan, cahaya dari senter gemetar, dan suara desahan samar terdengar dari kejauhan.Cheryl menggigit

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status