CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku

CEO Dingin yang Terpaksa Menikahiku

last updateLast Updated : 2025-06-14
By:  Indy ShintaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.6
58 ratings. 58 reviews
224Chapters
57.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di depan ayahnya yang sekarat, Cheryl harus menikah dengan pria asing yang dipilihkan untuknya. Pria yang dingin. Tatapannya tajam, tanpa sedikit pun kehangatan. Sikapnya pun sangat menyebalkan, membuat Cheryl langsung membencinya sejak pertemuan pertama. Tapi dibalik rasa benci itu, ada satu hal yang tak bisa ia sangkal—ia membutuhkan pria itu. Ketika nasib memaksa mereka terus bersama, Cheryl dihadapkan pada pesonanya yang tak terduga. "Hih. Bisa-bisanya aku menyukainya? Tidak. Jangan! Suatu saat pernikahan ini bisa saja kandas, tapi tidak boleh dengan perasaanku." Akankah Cheryl mampu melindungi perasaannya? Atau, justru menyerah pada daya tarik pria dingin yang terpaksa menikahinya itu?

View More

Chapter 1

1. Permohonan Bapak

“Saudari… Cheryl Anindita. Kami dengan bangga mengumumkan bahwa Anda lulus dengan nilai A plus.”

Cheryl terpaku, hampir tak percaya. Ia mendapatkan nilai A plus dari dosen penguji yang terkenal killer? 

"Terima kasih, Pak...," ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar.

Nilai yang memuaskan ini bukan sekadar penghargaan untuk dirinya sendiri. Ini adalah persembahan terbesar yang bisa ia berikan untuk Bapak, sosok yang telah bekerja keras sepanjang hidupnya sehingga Cheryl bisa mencapai titik ini.

Di titik pencapaiannya ini, Cheryl tak sabar ingin berbagi kebahagiaan dengan Bapak, seseorang yang selama ini menjadi pendorong terbesar bagi setiap langkahnya.

"Bapak pasti senang banget dengar kabar ini," gumam Cheryl seraya menempelkan ponsel ke telinganya, menunggu suara hangat bapak menyapa di ujung sambungan telepon. 

Akan tetapi, hanya nada dering panjang yang ia dapati. Padahal biasanya bapaknya cepat merespons. Apalagi bapaknya tahu hari ini Cheryl sedang menghadapi hari penting. 

"Kok tumben sih Bapak sulit ditelepon?" 

Dengan langkah gontai, Cheryl berjalan keluar dari gedung fakultas. Bibirnya tersenyum saat berpapasan dengan teman-teman yang memberinya selamat. Namun senyum itu lenyap kembali setelah teman-temannya berlalu pergi. Pikirannya terus memikirkan bapak yang mendadak sulit dihubungi.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Cheryl seketika tersenyum melihat nama “Bapakku Pahlawanku” akhirnya terpampang dalam layar, meneleponnya. 

"Pak…! Cheryl udah lulus, Pak… dapat nilai A plus! Cheryl udah jadi Sarjana sekarang!” pekiknya, rasa senang membuncah dalam dadanya. 

“Hmm. Selamat.”

Cheryl tercekat.

Suara itu… bukan bapaknya. Suara itu terlalu asing, dingin, dan kaku. 

Keningnya berkerut, matanya menyipit. “Si-siapa… ini?” 

Mendadak, perasaannya sangat tidak enak. 

“Kamu Cheryl Anindita, putrinya Pak Bondan Purnomo. Benar?” tanya suara asing di ujung telepon.

“I-iya.”

“Pak Bondan kecelakaan dan sekarang sedang kritis. Cepat ke IGD rumah sakit Bintang Hospital yang ada di Karawaci, sekarang.”

Cheryl terhuyung. Jantungnya seolah berhenti sejenak. 

Kecelakaan? Rumah sakit? 

Tubuh Cheryl terasa lemas, dan semua yang tadinya ingin ia sampaikan kepada sang bapak seperti lenyap begitu saja.

"Ta-tapi… bapak saya… baik-baik saja, kan? Dan Anda…, siapa?" suara Cheryl bagai tercekik, hampir tak bisa mengeluarkan kata-kata lagi.

Terdengar helaan napas yang tak sabar di ujung sambungan telepon. “Kamu dengerin saya nggak, sih? Saya bilang tadi kan kritis. Sudah. Jangan banyak tanya, cepat datang saja.”

Dunianya seakan berhenti berputar. Semua rasa lega yang ia rasakan sebelumnya lenyap, digantikan kekhawatiran yang mendalam. 

Tubuhnya mendadak lemah, namun ia tak boleh berlarut-larut dalam kekagetannya. Bapak, yang selalu menjadi pahlawan dalam hidupnya, kini membutuhkan dia.

"B-baik...," suara Cheryl pecah, air matanya langsung mengalir deras, "sa-saya... ke... sana... se-sekarang," ujarnya dengan terisak-isak.

“Dengar… terkadang air mata tidak berguna, hanya akan membuatmu panik dan bodoh. Berhenti menangis… dan cepat bawa dirimu ke sini sekarang juga.” 

Suara bariton itu terdengar datar, bahkan terkesan acuh tak acuh. 

Cheryl mengatupkan rahangnya. 

Suara itu… datar dan dingin. Tidak peduli apapun yang terjadi, suara pria itu tetap terdengar seolah-olah dia sedang berbicara tentang cuaca, bukan tentang kecelakaan yang melibatkan orang yang sangat penting dalam hidup seseorang.

"Apa dia cacat emosi? Makanya miskin simpati begini,” geram Cheryl dalam hati. 

"Aku tahu!" ketusnya kesal.

“Bagus kalau tahu.”

Cheryl ingin mengomel lebih banyak, tapi tiba-tiba sambungan telepon diputus begitu saja.

Ia terdiam. Hanya ada suara hampa dari ponselnya yang kini mati. 

Kecewa dan marah bercampur aduk dalam dadanya. 

"Ugh! Orang ini… betul-betul ya…!" 

***

Cheryl hampir tersandung saat memasuki ruang IGD. Pikirannya penuh dengan kecemasan yang tak bisa dia hilangkan. Dalam sekejap, semua yang direncanakannya tentang hidupnya setelah wisuda menjadi tak penting lagi.

“Sus, saya… keluarga Pak Bondan, korban kecelakaan yang katanya dirawat di sini,” katanya dengan napas sedikit tersengal usai berlari saat menuju ke sini.

Perawat segera membawa Cheryl menemui dokter yang menangani bapaknya. Tubuh Cheryl lemas saat dokter menjelaskan kondisi sang bapak.

“Pasien mengalami cedera serius. Kami sudah melakukan tindakan darurat, tetapi kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk operasi lebih lanjut.” 

Cheryl berusaha menahan tangis yang sudah mendesak keluar. Namun, begitu mendengar kata ‘cedera serius’, ia tak kuasa menahan air matanya lagi. 

“Persetujuan operasi?” Cheryl mengulang dengan suara gemetar. 

Dokter mengangguk. “Operasi ini diperlukan untuk menstabilkan tekanan darah dan menghentikan pendarahan internal. Kami memerlukan persetujuan dari pihak keluarga agar kami bisa segera melanjutkan tindakan,” jelasnya.

Si dokter memandang Cheryl dengan sorot simpati. “Kami akan melakukan yang terbaik. Tim dokter sedang mempersiapkan segala sesuatunya. Jangan memikirkan soal biayanya, sebab sudah ada pihak yang siap bertanggung jawab penuh atas semua biaya perawatan pasien sampai sembuh.” 

‘Tidak perlu memikirkan biayanya, sampai pasien sembuh’. Setidaknya info itu sedikit melegakan.

Setelah berbicara dengan dokter, Cheryl segera menemui Pak Bondan yang terbaring lemah di sebuah ruangan, selang infus dan alat-alat medis tampak menempel di tubuhnya yang dipenuhi luka.

“Pak… tolong bertahan… Cheryl mohon... Cheryl… nggak punya siapa-siapa lagi selain Bapak.”

Ia sudah tidak punya ibu sejak kecil, hanya bapak... satu-satunya orangtua dan keluarga yang ia miliki. 

Cheryl mengumpulkan sisa keberaniannya yang mulai terkikis oleh ketakutan. Gadis itu menggenggam erat-erat tangan sang bapak, berharap ada keajaiban di balik segala ketakutan yang menderanya.

Tangannya tiba-tiba gemetaran, seakan takut bahwa kehangatan tangan bapak yang ia rasakan saat ini bisa menghilang sewaktu-waktu. 

Sementara itu, Pak Bondan hanya memandangi putri semata wayangnya itu dengan sorot yang begitu sendu.  “Che..ryl…,” panggilnya dengan begitu lirih.

“Iya, Pak?” Cheryl mendekatkan dirinya, agar bisa menangkap suara lemah sang bapak di antara bunyi mesin monitor di sekitarnya.

“Mungkin... waktu Bapak... nggak lama lagi....”

“Bapak jangan ngomong gitu….” Cheryl kian terisak-isak.

“Menikahlah, Nak.... Itu saja… yang ingin Bapak lihat… untuk... terakhir kali.”

Cheryl membeku.

Sungguh. Permintaan yang mustahil. Padahal, jelas-jelas bapaknya tahu... dia tak punya kekasih, apalagi calon suami.

Selama 22 tahun hidup, Cheryl menjalaninya dengan serius belajar demi bisa membanggakan sang bapak lewat prestasi akademiknya, hingga dia melewatkan hal-hal semacam berkencan dan pacaran.

“Menikah?” Cheryl menggeleng pelan. “Tapi, Pak… Cheryl menikah dengan siapa? Cheryl kan nggak punya—”

Tiba-tiba, matanya terkunci pada sosok pria tinggi tegap yang berdiri di sana, wajahnya kaku dan dingin, seolah tak peduli dengan apapun di sekitarnya. Tatapan matanya yang tajam dan penuh perhitungan seperti menembus dirinya, tanpa ada sedikit pun kehangatan.

“Denganku. Kamu akan menikah denganku, Cheryl Anindita.”

Cheryl ternganga.

Suara itu…

Itu... suara pria asing yang menyebalkan di telepon tadi!

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
98%(57)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
2%(1)
1
0%(0)
9.6 / 10.0
58 ratings · 58 reviews
Write a review
user avatar
Herlina Oktvn
Top pokoknya lov banyak²...️...️
2025-06-15 00:14:27
0
user avatar
Herlina Oktvn
Smangat untuk autor nya supaya up banyak² udah baca sampai bab akhir ini nunggu bab baru......️...️...️...️
2025-06-15 00:13:43
0
user avatar
Cinta Abadi
smp bab 219 ceritanya masih dan semakin seru.. up yg banyak ya Thor 10 per hari juga boleh.. kami mendukungmu.. luv u sekebon kak Indy
2025-06-12 19:00:23
1
user avatar
Aurora Aurora
BERHENTI DI BAB 213
2025-06-10 16:35:19
0
user avatar
Indah sabiq Sabiq indah
Biar Cheryl tau kebohongan Bara THOOORRR
2025-06-03 14:01:04
1
user avatar
Indah sabiq Sabiq indah
udah sama dokter Joshua Valen aja Cheryl,, nanti pas Cheryl tau semua kebohongan Bara, Cheryl ga kuat KABUR, di tolong sama dokter Joshua Valen, ga taunya Cheryl pas KABUR dia ga sadar lagi hamil anaknya Bara..!!! Dokter Joshua Valen siap yg tanggung jawab buat Cheryl sama anaknya...!!!!
2025-06-03 14:00:44
2
user avatar
Indah sabiq Sabiq indah
Cheryl harus tau kelakuan Bara di belakang Cheryl THOOORRR....!!!! tetep ga sehat gelendotan gitu si Baby di lengan Bara...!!!! coba Cheryl begitu sama cowo LAEN...!!!! Cheryl tau semua kelakuan Bara di belakang Cheryl, ga usah alesan Apex mau bangkrutlah, apa lah...!! udah tau kelakuan Bara, CHERYL
2025-06-03 13:59:05
0
user avatar
Aurora Aurora
TETEP GA ADIL BUAT CHERYL....!!!!! BARA CEO TAPI BEGOOOOO GA BISA LIAT GELAGATNYA BABY BAU2 PELAKORRRRRR....!!!!! SAMA AJA LO KASIH MASUK ULER LIIICCIIKKK BARA....!!!!
2025-06-02 10:06:00
1
user avatar
Aurora Aurora
ga Adil Bara...!!!! bener Cheryl , SE enaknya Bara sendiri..!!! sekalian jauhin tuh si Baby...!!!! BAU2 PELAKORRRRRR nya jelas ketara..!!!! Kalo Milena Ketauan Mantannya Bara..!!
2025-05-27 13:27:09
0
user avatar
Indah sabiq Sabiq indah
INI DOKTER JOSHUA VALEN YG DI SINI LANJUTANNYA CERITA SEBELAH YAH THORRR... PAK PRESIDER ISTRIMU SEDANG BERSAMA TUAN MANTAN... DOKTER JOSHUA VALEN DG KARAKTER YG SAMA, DAPET DUKUNGAN DR KAKEKNYA
2025-05-26 22:07:07
0
user avatar
Retno Dasuki
Minta tlg Vallen jd pembeli saham external yg bs bantu Apex tdk jatuh bangkrut atau jatuh ke tangan pesaing
2025-05-21 22:30:39
0
user avatar
C. Widyawati Kurniawan
asikk... awal aja udah gregetan ...
2025-05-18 17:13:22
0
user avatar
Tip Tip Tip
Baguzz penceritaannya cuma endingnya kok gitew maybe boleh sambungannya showing happy ending yang romantisss bangat
2025-05-07 10:56:26
0
user avatar
Irawati Jie
cerita yang bikin adem panas
2025-05-04 09:39:44
0
user avatar
Indah sabiq Sabiq indah
VALLEN YG BALES ITU SI OPA SIGIT...!!! SENGJA VALLEN AMBIL CHERYL, SURUH CHERYL TINGGAL DI MANSIONNYA VALLEN, BUAT MANAS2IN BARA, BIAR CHERYL AMAN DR SIGIT...!!!
2025-05-02 15:39:51
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
224 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status