Share

Jangan Julit

“Hahaha, resiko punya calon suami ganteng. Tapi hatiku hanya untukmu. Kalau senyum doang mah sebagai hadiah dan ibadah.” Zahwa melirik saja.

Mereka sampai di kantin. Kantin sudah penuh sesak dengan para karyawan yang ingin makan siang. sudah ada yang menyuap soto, gado-gadoi, nasi pecel dan lain sebagainya. Ada yang masih pesan juga. “Zahwa!” Ingrid melambaikan tangan. Dia sudah berada di meja bersama Lina dan juga yang lainnya. Zahwa membalas lambaiannya dengan senyum, kemudian jalan untuk memesan makanan.

“Mas mau pesan apa?” tanya Zahwa yang berada di depan.

“Aku nasi padang saja. Kau duduklah, biar Mas yang antri.” Zahwa mau menuruti. Lelaki itu berganti yang mengantri, sedangkan Zahwa melanggang untuk duduk bersama teman-temannya.

“Ais, Zahwa, benarkah kalian pacaran?” tanya Dina. Zahwa hanya tersenyum sembari membetulkan kaca matanya.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status