Share

Bayangan Menghantui

Emil baru saja tiba di apartemennya pada pukul 3 pagi, Lee sebagai sekretarisnya tidak bisa tidur semalaman suntuk karena memikirkan bosnya yang baru pertama kali naik bus umum.

“Selamat pagi, pak!” sapa Lee yang masih memakai piyama berwarna abu-abu dengan garis putih di lengannya.

Lee memang terkadang tinggal di apartemen Emil, entah karena pekerjaan atau karena dirinya malas sendirian di apartemennya.

“Haduh, berbicara biasa saja ini bukan kantor!” seru Emil sambil membuka sepatunya.

Melihat wajah bosnya cerah dan bahagia membuat ke khawatiran Lee terhapus.

“Apakah kamu merasa senang?”

“Ya!”

“Apa yang membuat dirimu senang dengan naik bus sendirian?” tanya Lee dengan penasaran.

Emil yang saat langsung menuju ke dapur untuk membuat segelas teh hangat berusaha menjelaskan perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

“Ada hal baru yang saya temukan di sana! Saya minta atur jadwal setiap minggu untuk naik bus sendirian!” perintah Emil kini sudah duduk di sebelah Lee.

Ia langsung merogoh koceknya dan melihat kartu cashbee yang ia genggang dengan tangannya yang kokoh, senyum itu semakin lebar.

“Apakah kamu?…,” belum selesai Lee berucap, Emil langsung memeluk dirinya dengan erat. Lee dan Emil memang bersahabat sejak kecil membuat kedekatan mereka sudah tidak di ragukan lagi.

* * *

Sesampainya di dalam kamar apartemen Kai, Viona  langsung menggeletakan tubuh Kai di kasur miliknya dan saat melihat jam sudah menunjukan pukul 3 pagi Viona hanya bisa mendengus kesal karena tandanya ia harus menginap di apartemen Kai.

“Aihh! Apakah aku harus tidur disini? Ayah pasti akan mencariku!” gumam Viona.

Suara telepon masuk dari anak perempuannya berdering dengan kencang hingga memenuhi suara di dalam rumah, ayahnya yang saat itu sudah tertidur pulas langsung dengan cepat mengangkat telepon.

“Halo, ada apa?”

“Ayah,

Kai baru saja tiba di apartemennya. Bolehkah saya menginap di apartemen Kai malam ini?” tanya Viona meskipun sudah tahu bahwa ayahnya akan memperbolehkan dirinya menginap di apartemen Kai.

“Baik!”

Keesokan paginya Kai terlebih dahulu bangun dan kaget melihat ada Clyde sahabatnya sedang tidur di sofa ruang TVnya dengan mulut yang menganga serta suara dengkuran yang sangat kencang.

“Viona! Vio! Viona!” panggil Kai dengan nada yang tinggi.

Viona yang kelelahan tidak membuat dirinya langsung terbangun, Kai yang kebingungan karena jam sudah menunjukan pukul 7 pertanda Viona harus segera bekerja.

“YA!”

“Bangun! Sudah pagi!” ucap Kai membuat Viona langsung duduk dengan tegap dan merapihkan barang-barangnya, ia baru ingat bahwa ada pekerjaan paruh waktu yang harus ia kerjakan pada saat akhir pekan ini.

Tanpa cuci muka dan sikat gigi Viona langsung pergi begitu saja meninggalkan Kai yang sudah membuatkannya sarapan.

Viona berlari dengan kecepatan yang tinggi karena takut akan dipecat jika terlambat, karena pekerjaan paruh waktu ini baru saja ia dapatkan sekitar seminggu yang lalu.

Tidak lama kemudian bus yang ditunggu oleh Viona datang dan langsung naik duduk di bagian belakang bus, ia teringat dirinya belum memakai deodorant dan saat ketiaknnya di buka sedikit aroma tak sedap masuk melalui celah lobang hidungnya.

“Aih, sial! Karena Kai saya jadi terlambat!” gumam Viona.

 Penumpang lain yang ada di sebelahnya sepertinya sudah mulai mencium aroma tak sedap yang di keluarkan dari ketiak Viona, kepalanya seperti sedang mencari dimana sumber wangi tak sedap ini.

Sesampaianya di halte dekat kedai kopi Viona berlari lagi dengan harapan tidak terlambat.

* * *

“Saya mau naik bus lagi pagi ini,” ucap Emil  baru saja bangun dari tidurnya dan langsung bergegas merapihkan diri dengan pakaian yang casual.

Kartu cashbee yang masih ada di genggamannya menjadi kesempatan untuk dirinya bisa kesana kemari menggunakan kartu itu.

“Apa? Sepagi ini? Ini adalah akhir pekan?”

“Ya, saya ingin menghabiskan akhir pekan saya dengan naik bus!” ucap Emil dan langsung pergi keluar apartemennya.

Saat sampai di halte ia melihat perempuan dengan baju yang sama baru saja turun dari bus, Emil sempat mengucak matanya memastikan bahwa perempuan itu adalah yang ia temui semalam.

* * *

“Apakah kau membuntutiku dari tadi?”

“Hmm,,, tidak! Kebetulan….,” belum sempat Emil menjelaskan kepada  Viona ia sudah menatapnya dengan kesal karena merasa dibuntuti.

“Ya! Apakah kamu ingin meminta rugi kepada saya sehingga harus membuntuti seperti ini?”

“Mana kartu cashbee saya? Karena kamu saya harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli kartu itu, sangat menguras pengeluaran saya bulan ini!” jelas Viona dengan tangannya yang di lipat erat-erat.

Mendengar ucapan itu Emil sangat merasa bersalah tetapi ia sangat bersyukur karena kartu ini ia bisa bertemu lagi dengan perempuan yang ia tabrak meskipun sangat menyebalkan.

“Hmmm,,,” Emul berusaha untuk menjelaskan maskud dirinya yang mengikuti Viona hingga ke kedai kopi tetapi penjelasannya seolah tidak mempunyai ruang.

Terdengar klakson mobil dari sisi sebelah kanan, mobil sport berwarna hitam yang sudah terparkir dengan rapih, terlihat laki-laki dari dalam mobil mengajak Emil untuk masuk kedalam.

“Kartu ini akan saya bawa terus sampai kamu mau untuk menemani saya berkeliling menaiki bus. Soal biaya biar saya menanggung itu semua!”

Emil langsung pergi meninggalkan Viona dengan kebingungannya, Viona menyeringitkan dahinya otaknya terus berpikir apa yang di maksud oleh CEO ini?

Tidak lama kemudian terdengar lagi suara klakson yang berasal dari sisi kanan, mobil sport berwarna pink dan kaca yang sudah terbuka lalu melambaikan tangannya untuk menyuruh masuk.

Di dalam mobil wajah Viona sangat kebingungan membuat Kai sahabatnya juga ikut bingung.

“Apa yang terjadi kepadamu?”

“Kai, apakah kamu ingat laki-laki yang menabrak saya di kantor kamu?,” tanya Viona dengan nada yang misterius.

Kai menggaruk kepalanya dirinya memang pelupa handal, apapun yang terjadi sudah pasti harus diingatkan kembali oleh siapapun.

“Oh, CEO di kantor saya? Ada apa?”

Viona bingung harus menceritakan dari mana karena jika ia menceritakan dari awal mereka berdua bertabrakan sudah pasti Kai akan sangat terkejut dan tidak percaya dengan perkataannya.

“Jadi, ternyata kartu cashbee saya yang hilang ada pada dirinya. Saya sudah bertemu dua kali olehnya dan pertemuan yang terakhir adalah dirinya mengajak saya untuk berkeliling naik bus sebagai syarat kartu saya kembali,” jelas Viona.

“Hah? Apakah kamu serius? Ini akan menjadi rumor yang tidak akan pernah terpikirkan oleh anak kantor!” ucap Kai karena mengetahui bahwa Emil CEO dari perusahaan tempatnya bekerja sangat berwibawa dan selalu menjaga reputasinya.

Di perjalanan Viona menceritakan setiap detik kejadian bersama dengan Emil dan yang membuat Kai semakin tercengang adalah ketika Viona menceritakan bahwa semalam ia bertemu dengan CEO itu saat Kai sedang mabuk berat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status