Bagaimana reaksi ibu Farid?
POV FARID 🏵️🏵️🏵️ “Ada apa, Rid? Kenapa kamu ngomong ngelantur?” “Aku nggak sedang ngelantur, Mih. Aku benar-benar serius.” Aku berusaha meyakinkan Mami. “Ada apa denganmu? Kenapa kamu seperti ini, Rid? Keyra itu istrimu, Nak.” “Istri yang telah mengkhianati suaminya, Mih.” “Apa maksudnya, Rid?” Wajah Mami tampak mengalami perubahan. Aku pun memberikan ponsel kepada Mami. Di dalamnya terdapat foto Kenzo dan Keyra yang sedang berpelukan. “Mami lihat sendiri, nih.” Mami tampak terkejut setelah melihat ponselku. “Ini nggak mungkin, Rid. Mami nggak percaya.” “Tapi itu kenyataan, Mih. Menantu pilihan Mami telah mengkhianatiku, anak Mami sendiri.” “Itu nggak benar, Mih.” Tiba-tiba terdengar suara Keyra. Dia pun menghampiriku dan Mami yang kini sedang duduk di ruang keluarga. “Ini salah paham, Mih.” Dia duduk bersujud di depan Mami. “Key nggak pernah mengkhianati Farid, Mih. Key menghargai dia sebagai suami.” Aku kesal mendengar apa yang keluar dari bibir Keyra. “Menghargai suam
🏵️🏵️🏵️ “Aku nggak nyangka kalau Kakak setega ini. Aku yakin suatu saat nanti, Kakak akan menyesal karena telah memberikan tuduhan seperti itu pada Kak Key. Aku benar-benar kecewa sama Kakak.” Nayla sama sekali tidak membela kakak kandungnya sendiri, justru menyalahkan diriku. Setelah mengucapkan kalimat itu, dia pun keluar kamar. Aku sangat tahu seperti apa kedekatan Keyra dan Nayla. Mereka itu terlihat seperti layaknya kakak dan adik kandung, bukan ipar. Keyra sangat menyayangi Nayla, aku dapat menyaksikan itu dari sikap yang dia tunjukkan. Gadis itu tidak memahami seperti apa perasaan kakaknya saat ini. Nayla tidak tahu kalau aku juga tidak pernah menginginkan perpisahan dengan Keyra. Namun, aku tidak mampu menerima apa yang telah dilakukan oleh wanita itu. Pengkhianatan yang dia berikan sulit untuk dimaafkan. Tiba-tiba ada panggilan masuk di ponsel yang sejak tadi aku genggam. Aku melihat layar, ternyata Kak Ratu. Tumben wanita itu menghubungiku, apa mungkin dia juga akan mel
🏵️🏵️🏵️Saat aku masih memandangi wajah Keyra di ponsel, air mata ini pun jatuh membasahi pipi. Aku sedikit terkejut karena tiba-tiba ada panggilan masuk di ponselku. Terdapat nama Alea di layar.“Halo, Al. Tumben nelepon.” Aku menyapa adik sepupuku tersebut di telepon.“Suara kamu kenapa? Seperti orang yang baru nangis.” Ternyata Alea menyadari perubahan suaraku.“Nangis? Nggak banget, deh.” Aku berusaha mengelak.“Oh, iya ... aku lupa kalau kamu nggak mungkin nangis. Kamu, kan, orang paling egois dan tegaan.” Aku tidak mengerti kenapa Alea berkata seperti itu.“Maksud kamu apa, Al?”“Setelah kamu mendapatkan semuanya dari sahabatku, kamu dengan tega mencampakkan dirinya. Dasar laki-laki nggak bertanggung jawab.” Aku makin bingung dengan tuduhan Alea. Setelah dia melontarkan kalimat itu, dia pun mengakhiri pembicaraan lalu menutup telepon. Apa maksud wanita itu?POV KEYRA🏵️🏵️🏵️Sudah hampir tiga bulan lamanya, aku terpisah dari Farid. Laki-laki yang telah menanamkan benih di ra
🏵️🏵️🏵️ Hari ini usia kehamilanku memasuki lima bulan. Namun, Farid belum mengetahui keberadaan calon anak yang kukandung ini. Aku tidak tahu apakah dia berusaha mencari tahu keberadaan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya ini. Setelah pergi dari rumah Farid, aku mengganti nomor kontak ponsel dan akun sosial media. Tujuannya saat itu agar dia tidak menemukan keberadaanku. Jadi, aku tidak tahu sama sekali, apakah laki-laki itu berusaha mencari diriku. Aku tidak merasa sedih lagi walaupun Farid tidak peduli kepadaku karena sejak mengtahui ada benih laki-laki itu di rahim ini, aku merasa menjadi wanita paling beruntung. Di samping itu, sahabat tercinta juga selalu siap membantu. Seperti yang terjadi hari ini, aku dan Alea menikmati akhir pekan dan memilih menghabiskan liburan di salah satu mal yang ada di kota ini. Aku dan Alea memasuki toko perlengkapan bayi untuk sekadar melihat-lihat benda-benda imut yang ada di sana. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, aku dan Alea ber
🏵️🏵️🏵️ “Maafin Kakak, Key.” Kak Ratu tiba-tiba membuka suara. “Maaf untuk apa, Kak?” Aku tidak mengerti kenapa wanita itu meminta maaf. “Sebenarnya, Kakak yang minta Mas Revan menghubungi Farid agar datang ke sini. Kakak ingin agar kalian bertemu. Farid harus tahu tentang kehamilan kamu, Key.” Kak Ratu memberikan penjelasan. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa. Aku tidak sanggup mengeluarkan rasa kesal kepada wanita itu. “Aku juga setuju dengan Kak Ratu. Terus terang, saat awal kehamilan Key, aku sebenarnya ingin memberitahukan kabar gembira ini ke Farid, tapi Key melarangku.” Alea akhirnya membeberkan apa yang dulu kami sepakati. “Al ….” Aku tidak tahu harus berkata apa kepada Alea. “Maafin aku, Key. Kamu pikir aku nggak sakit setiap melihatmu nangis? Saat itu, aku membenci diriku sendiri karena aku merasa telah memberikan luka untukmu. Aku yang mengenalkan kamu ke Farid.” Aku tidak pernah menyangka sedalam itu rasa yang Alea miliki dalam persahabatan kami. “Kamu sama
🏵️🏵️🏵️ “Apa kamu lupa dengan apa yang pernah aku katakan dulu? Aku tidak akan pernah menceraikanmu. Bagaimana mungkin aku mampu melepaskan ikatan dari wanita yang sejak awal pernikahan telah membuatku jatuh cinta?” Aku mendengarkan hal yang sama dengan apa yang Kak Revan dan Kak Ratu katakan. “Maksud kamu apa?” Aku ingin mendengar langsung jawaban dari Farid. “Itu kenyataan, Sayang. Aku sudah lama mencintaimu, tapi kamu tidak. Kamu dengan tega mengaku mencintai laki-laki lain di depanku.” Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang Farid katakan. Bagaimana mungkin laki-laki yang selalu menyakitiku telah memiliki cinta untukku sejak awal pernikahan kami? Farid menceritakan kalau dirinya belum pernah memikirkan seorang wanita sebelum bertemu denganku. Dia mengaku sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak terpikirkan untuk mencintai lawan jenis atau mengikat hubungan dalam pernikahan dengan perempuan mana pun. Farid selalu bersikap kasar kepadaku karena kala itu, dirinya tidak m
🏵️🏵️🏵️ “Itu pertanyaan yang nggak perlu dijawab. Sekarang yang terpenting kamu sarapan dulu. Aku suapin, ya, Sayang.” Farid pun duduk di sampingku. “Setelah kamu menyakitiku, kenapa kamu tiba-tiba menunjukkan perhatianmu? Apa karena anak ini?” Aku masih tidak percaya dengan apa yang Farid lakukan. Dia seolah-olah tidak mengingat tuduhan yang dulu dia lontarkan kepadaku. “Kenapa kamu masih berpikiran seperti itu?” “Sikap yang kamu tunjukkan sekarang, sungguh bertolak belakang dengan sikap kamu beberapa bulan yang lalu. Kamu nggak perlu repot-repot melakukan semua ini. Aku sanggup hidup tanpa bantuanmu.” Aku berharap agar Farid kesal lalu meninggalkanku. “Aku kurangin cabenya, nih. Takut anak kita kepanasan di dalam.” Dia mengalihkan pembicaraan seolah-olah tidak mendengar apa yang kukatakan. Dia menyendokkan nasi ke mulutku. Aku menerima suapan dari tangan Farid. Dia melakukan itu sambil bercerita tentang keadaan di kantor. Dia menceritakan mengenai event menulis yang diselengg
🏵️🏵️🏵️ Niat hati untuk tetap merahasiakan apa yang terjadi selama kurang lebih lima bulan terakhir ini, akhirnya terbongkar. Aku tidak tahu siapa yang telah memberitahukan keberadaanku kepada Papa dan Mama. Kenapa kedua orang tua itu ada di sini sekarang? Aku berusaha menyembunyikan apa yang Farid lakukan kepadaku agar Papa dan Mama tidak membenci lelaki itu. Walaupun Farid telah melakukan kesalahan, tetapi aku tidak ingin orang tuaku menganggapnya tidak bertanggung jawab. “Papa, Mama? Kenapa ada di sini?” Aku langsung melontarkan pertanyaan itu kepada kedua orang tuaku. Aku benar-brnar sangat terkejut. “Seharusnya pertanyaan itu pantas ditujukan padamu, Key.” Papa langsung memegang kedua lenganku. Kedua orang tua itu melihat ke arah perutku. “Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang?” tanya Mama kepadaku. “Kita masuk dulu, yuk!” Aku mengajak Papa dan Mama menuju ruang TV lalu kami pun duduk. “Untuk apa kamu tinggal di sini? Kenapa kamu tidak memberitahukan apa yang terjadi pada