Bagaimana tanggapan Farid?
🏵️🏵️🏵️ “Makanya jangan ngeyel. Aku udah minta kamu tidur di sana, eh, malah diam aja.” Farid menunjuk ke arah tempat tidur. “Tapi nggak harus dengan cara kasar. Kamu selalu saja ingin menyakitiku.” Farid pun duduk di sofa. Sementara aku langsung berdiri lalu melangkah hendak menuju tempat tidur. Akan tetapi, sebelum aku jauh melangkah dari hadapan Farid, dia meraih tanganku. Aku pun berhenti. “Aku minta maaf, Key.” Sungguh, aku tidak mengerti dengan sikapnya. “Untuk apa minta maaf? Bukannya kamu ingin selalu menyakitiku dari awal kita menikah? Aku tahu kalau kamu sengaja melakukan itu karena kamu tidak mengharapkanku. Kamu nggak perlu melakukan itu lagi, aku sudah ikhlas jika harus berpisah denganmu.” Aku makin yakin untuk mengakhiri hubungan kami karena saat ini Kenzo telah kembali. Tiba-tiba Farid menarikku hingga terduduk di sampingnya. “Kenapa kamu harus mengucapkan kata perpisahan padaku? Aku akan mengingatkan kamu kalau aku tidak akan menceraikanmu. Ingat itu.”
🏵️🏵️🏵️ “Waktu kamu tertidur malam itu di meja kerja, aku menggendongmu ke tempat tidur ini. Tapi kamu meronta hingga kukumu mengenai leherku.” Akhirnya, Farid memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi malam itu. Aku merasa terharu mendengar penjelasan Farid. Ternyata sebelum aku dan dia bertemu Kenzo, dirinya sudah menunjukkan perhatian. Namun, aku justru tidak menyadari apa yang dia lakukan. Kuku panjangku telah melukai leher Farid, tetapi dia tidak memberitahukannya saat itu kepadaku. Selama ini, aku menganggap kalau dia hanya berusaha untuk menyakiti dan melukai perasaanku, ternyata pemikiran itu salah. “Aku tidur di sofa aja,” ucapku mengalihkan pembicaraan lalu melepaskan genggamannya. “Nggak boleh. Kamu tetap tidur di sini. Biar aku aja yang tidur di sana.” Dia melihat ke arah sofa. “Jangan. Tadi kamu bilang nggak nyaman.” “Nggak apa-apa. Aku akan belajar.” “Aku nggak mau. Biarkan aku tidur di sofa.” Aku masih tetap bersikeras. Tiba-tiba Farid menarik tubuhku dal
🏵️🏵️🏵️ Jika ada yang bertanya bagaimana perasaanku saat ini, aku tidak akan mampu memberikan jawaban. Di satu sisi, Farid suamiku. Sementara di sisi lain, sang pujaan hati kini ada di depan mata. Kenapa Farid dan Kenzo harus datang bersamaan? Aku sangat tahu kalau Farid tidak menyukai Kenzo semenjak dia mengetahui bahwa laki-laki itu orang yang aku cintai. Yah, walaupun sampai detik ini, aku tidak mengerti kenapa Farid mengetahui kenyataan itu. “Pak Kenzo di sini juga.” Farid mengembangkan senyumnya di depan Kenzo. “Iya, Pak. Saya ingin bertemu teman lama. Tapi ternyata teman yang lain di sini juga.” Kenzo melihat ke arahku. “Pak Kenzo mengenal mereka berdua?” Farid melihat ke arahku dan Alea. “Iya, Pak. Kami sudah lama saling mengenal.” Kenzo telah membuka kebenaran, padahal sebelumnya Farid tidak tahu kalau aku dan Kenzo merupakan sahabat lama. “Ooo … ternyata sahabat lama. Tapi waktu Pak Kenzo bertemu Keyra di kantor saat itu, tidak menunjukkan kalau kalian sahabat lama.”
🏵️🏵️🏵️ Farid masih terus berbicara, sedangkan aku hanya sebagai pendengar. Aku tidak memberikan respons sedikit pun atas apa yang diucapkan dirinya. Tanpa kusadari, akhirnya isi yang ada di piring pun habis tidak tersisa. Farid meraih gelas dari nakas lalu memberikannya kepadaku. Setelah aku menenggak air dalam gelas tersebut, Farid pun keluar dari kamar sambil membawa piring yang telah dia ambil dari tanganku. Setelah beberapa menit, Farid kembali ke kamar lalu mengunci pintu. Laki-laki itu berjalan menghampiriku, kemudian kembali duduk di tempat semula. Tiba-tiba dia mengembangkan senyumnya kepadaku. Sungguh menyebalkan. “Kamu masih marah?” Farid kembali membuka suara. “Aku nggak tahu dan aku nggak ngerti dengan sikapmu yang tiba-tiba berubah seperti ini. Ada apa denganmu?” Aku ingin tahu apa jawaban yang akan Farid berikan. “Kenapa? Kamu nggak suka?” “Kenapa kamu balik bertanya?” Aku serius bertanya kepadanya, tetapi dia justru membalasku dengan pertanyaan juga. Aku kesal
🏵️🏵️🏵️ Dua minggu telah berlalu, sikap yang Farid tunjukkan benar-benar membuatku makin luluh. Dia berubah menjadi sosok yang perhatian dan peduli kepadaku. Melihat perubahannya yang seperti itu, membuatku makin yakin membuka hati untuknya dan tidak lagi merasakan penyesalan karena telah menyerahkan diri kepada laki-laki itu. Aku sangat terharu karena sikap Farid yang dulu dan sekarang sangat jauh berbeda. Dulu, dia sosok yang dingin bak batu es, tetapi saat ini telah berubah menjadi laki-laki yang selalu membuatku tersenyum. Satu hal yang membuatku makin terpesona adalah bahwa Farid telah mengutarakan perasaannya kepadaku seminggu yang lalu. Setelah kejadian penyerahan diri malam itu, dia berjanji tidak akan pernah menyakitiku lagi. Aku juga kian terlena dengan panggilan khusus yang Farid berikan kepadaku. Setelah kejadian malam itu, dia memanggilku dengan sebutan “Sayang”. Aku ingin terbang tinggi setiap dia bersikap lembut dan romantis. Farid telah berubah menjadi suami idama
POV FARID 🏵️🏵️🏵️ Hatiku sangat sakit saat melihat wanita yang berstatus sebagai istriku berpelukan dengan laki-laki yang tidak lain merupakan klien di kantorku. Sungguh, ingin rasanya memberikan pelajaran kepada pria tersebut. Akan tetapi, aku menyadari kalau semua itu terjadi karena adanya persetujuan Keyra, perempuan yang namanya sudah terukir di hatiku. Jika dia tidak menemui laki-laki tersebut, hal yang menjijikkan itu mungkin tidak akan terjadi. “Memalukan! Ini yang kamu lakukan di belakangku, Sayang? Kamu anggap aku apa?” tanyaku kepada Keyra sambil memegang kedua pipinya. “Ini tidak seperti yang kamu lihat.” Dia mengelak dari apa yang telah aku saksikan. “Aku sudah melihat dengan jelas, istriku berpelukan dengan pria lain! Kamu tidak bisa mengelak lagi!” “Tolong dengarkan penjelasanku. Aku tidak bermaksud melakukan itu.” Dia memberikan alasan yang membuatku muak. “Cukup! Aku tidak ingin mendengar alasanmu lagi! Jangan pernah menunjukkan wajahmu di hadapanku lagi! Aku
POV FARID 🏵️🏵️🏵️ “Ada apa, Rid? Kenapa kamu ngomong ngelantur?” “Aku nggak sedang ngelantur, Mih. Aku benar-benar serius.” Aku berusaha meyakinkan Mami. “Ada apa denganmu? Kenapa kamu seperti ini, Rid? Keyra itu istrimu, Nak.” “Istri yang telah mengkhianati suaminya, Mih.” “Apa maksudnya, Rid?” Wajah Mami tampak mengalami perubahan. Aku pun memberikan ponsel kepada Mami. Di dalamnya terdapat foto Kenzo dan Keyra yang sedang berpelukan. “Mami lihat sendiri, nih.” Mami tampak terkejut setelah melihat ponselku. “Ini nggak mungkin, Rid. Mami nggak percaya.” “Tapi itu kenyataan, Mih. Menantu pilihan Mami telah mengkhianatiku, anak Mami sendiri.” “Itu nggak benar, Mih.” Tiba-tiba terdengar suara Keyra. Dia pun menghampiriku dan Mami yang kini sedang duduk di ruang keluarga. “Ini salah paham, Mih.” Dia duduk bersujud di depan Mami. “Key nggak pernah mengkhianati Farid, Mih. Key menghargai dia sebagai suami.” Aku kesal mendengar apa yang keluar dari bibir Keyra. “Menghargai suam
🏵️🏵️🏵️ “Aku nggak nyangka kalau Kakak setega ini. Aku yakin suatu saat nanti, Kakak akan menyesal karena telah memberikan tuduhan seperti itu pada Kak Key. Aku benar-benar kecewa sama Kakak.” Nayla sama sekali tidak membela kakak kandungnya sendiri, justru menyalahkan diriku. Setelah mengucapkan kalimat itu, dia pun keluar kamar. Aku sangat tahu seperti apa kedekatan Keyra dan Nayla. Mereka itu terlihat seperti layaknya kakak dan adik kandung, bukan ipar. Keyra sangat menyayangi Nayla, aku dapat menyaksikan itu dari sikap yang dia tunjukkan. Gadis itu tidak memahami seperti apa perasaan kakaknya saat ini. Nayla tidak tahu kalau aku juga tidak pernah menginginkan perpisahan dengan Keyra. Namun, aku tidak mampu menerima apa yang telah dilakukan oleh wanita itu. Pengkhianatan yang dia berikan sulit untuk dimaafkan. Tiba-tiba ada panggilan masuk di ponsel yang sejak tadi aku genggam. Aku melihat layar, ternyata Kak Ratu. Tumben wanita itu menghubungiku, apa mungkin dia juga akan mel