共有

Bab 3

作者: Watermelon
Saat terbangun, Riana melihat Bimo sedang duduk di tepi ranjang menjaganya.

Mungkin karena semalaman tidak tidur, wajah tampannya tampak kusut dan dipenuhi cambang tipis.

Begitu Riana membuka mata, Bimo segera menggenggam tangannya dan berkata dengan suara bergetar, "Riana, akhirnya kamu sadar juga. Kamu tahu nggak, dokter bilang emosimu terlalu nggak stabil dan sudah sangat memengaruhi kondisi janin di perutmu. Kalau sampai terjadi sesuatu padamu atau anak kita, aku harus bagaimana? Kamu mau aku mati, ya?"

Riana sempat terpaku.

Riana sama sekali tidak mengerti bagaimana pria di depannya ini bisa mencintai dirinya dan anak yang dikandungnya, tetapi di saat yang sama juga melukai hatinya dengan begitu kejam.

"Dokter bilang kamu harus banyak makan vitamin. Kamu paling suka apel, 'kan? Aku kupaskan satu untukmu, ya?"

Setelah mengatakannya, Bimo menggulung lengan bajunya. Jari-jarinya yang panjang memegang pisau buah dengan cekatan, bahkan lebih hati-hati daripada saat memegang proposal bisnis bernilai miliaran.

Seiring kulit apel yang terkupas dengan rapi, tampaklah daging buah di dalamnya yang putih dan lembut.

Riana teringat, dulu Bimo sama sekali tidak bisa mengupas apel.

Namun, sejak Riana tidak sengaja terluka oleh pisau, Bimo tidak lagi mengizinkannya menyentuh benda tajam. Pria yang sejak kecil hidup serba dimanjakan itu belajar dengan kikuk bagaimana merawat orang lain. Bahkan untuk hal sepele seperti mengupas apel, dia melakukannya dengan penuh kesabaran dan ketelitian.

Baru separuh apel terkupas, ponsel Bimo tiba-tiba berdering.

Begitu tersambung, terdengar suara tangisan Silvia di seberang.

Wajah Bimo seketika berubah. Dia buru-buru mengambil jaket di sofa dan melangkah ke luar.

"Terjadi sesuatu pada Silvia, aku harus ke sana dulu."

Dalam kepanikan, pintu tertutup karena hembusan angin, menjatuhkan apel yang belum sempat dikupas tuntas, sekaligus menghancurkan hati Riana.

'Bimo, kamu selalu bilang semua ini demi membalas budi. Namun, dari semua yang kamu lakukan, adakah satu pun yang tidak menempatkan Silvia di atas diriku? Kali ini, dengan dalih membalas budi itu, apa lagi yang akan kamu lakukan untuknya?'

Tidak butuh waktu lama bagi Riana untuk mengetahui jawabannya.

Ternyata, kemarin ada seseorang yang memotret Bimo saat berlari menuruni tangga sambil menggendong Silvia, lalu mengunggahnya ke internet. Pada saat yang sama, ada pula yang memotret Riana yang pingsan dengan wajah pucat di depan poli kandungan.

Para warganet pun ramai mengecam Silvia, menuduhnya tidak tahu malu karena merebut suami kakaknya sendiri.

Beberapa bahkan memperhatikan perut Silvia yang tampak sedikit buncit dan menudingnya hamil di luar nikah, mengandung anak haram yang tidak jelas ayahnya dan mencapnya sebagai wanita rendahan.

Silvia dikepung oleh media gosip dan warganet yang marah di depan rumahnya. Di tengah kerumunan, ada yang melemparkan telur busuk dan sayur busuk ke arahnya, tetapi semuanya dihalau oleh Bimo yang bergegas ke lokasi.

Setelan jas mahalnya kotor dan berbau busuk, tapi Bimo sama sekali tidak peduli. Dia berdiri teguh di depan Silvia, melindunginya tanpa ragu.

Dalam ketakutan, Silvia refleks berteriak, "Aku mengandung anak Kak Bimo!"

Suasana di tempat itu langsung gempar. Kamera media berdesakan mengambil gambar tanpa henti, sementara mikrofon hampir menempel di wajah Bimo.

"Mohon konfirmasi, apa benar yang dikatakan Silvia? Apa anak yang dikandungnya memang anak Anda?"

Silvia menggenggam ujung jas Bimo sambil menangis tanpa suara. Pada akhirnya, hati Bimo pun melunak.

"Ya, aku ayah dari anak yang dikandung Silvia."

Para wartawan makin bersemangat.

"Istri Anda, Riana, juga diketahui sedang hamil. Apa ini berarti anak dalam kandungan Silvia adalah anak haram Anda?"

"Silvia menggoda kakak iparnya saat kakaknya hamil, bahkan dengan nggak tahu malu mengandung anaknya. Apa bedanya dengan melahirkan anak haram?"

"Bukan begitu!"

Melihat seseorang hendak maju dan menyerang Silvia, Bimo tidak tahan lagi dan berteriak.

"Anak yang dikandung Silvia bukan anak haram! Justru anak Riana yang anak haram!"

Hanya dengan dua kalimat itu, semua orang langsung mengerti.

Ternyata Rianalah yang lebih dulu berselingkuh dan mengandung anak dari pria lain. Karena itu, Bimo terpaksa memiliki anak bersama Silvia demi keturunan keluarga.

Dalam sekejap, segala makian yang tadinya ditujukan pada Silvia berbalik ribuan kali lipat menghujani Riana.

"Riana pelacur!", "Anak Riana anak haram!", "Riana tidur dengan berapa pria!", "Riana sudah rusak dipakai banyak orang!"

Segala jenis hinaan seperti itu terus bermunculan.

Saat Bimo kembali, pemandangan yang menyambutnya adalah Riana yang tengah ditarik-tarik. Berbagai makian penuh kebencian terdengar dari segala arah. Bahkan, seseorang langsung mendorong tubuh Riana dengan kasar.

Bimo hendak berlari menolongnya, tetapi tangannya ditahan oleh Silvia.

"Kak Bimo, aku takut ...."

Hanya karena beberapa detik tertahan, kerah baju Riana sudah robek dan tubuhnya terhempas keras ke tanah.

Bimo tidak lagi memedulikan apa pun. Dia menepis tangan Silvia dan segera memeluk Riana.

"Riana, kamu nggak apa-apa?"

Namun, tangannya tiba-tiba terasa basah.

Itu darah. Riana berdarah!

"Riana!"

Bimo berteriak histeris, sementara Riana perlahan menutup mata, seolah seluruh tenaganya telah terkuras habis.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 24

    Opini publik mulai berbalik arah dengan cepat.Orang-orang yang sebelumnya ikut memboikot Bimo mendadak beramai-ramai menyerang akun media sosial Riana.Mereka yang rasional datang untuk meminta klarifikasi, sedangkan yang tidak rasional langsung memaki Riana habis-habisan di kolom komentar.Sebenarnya bukan hanya akun pribadi Riana yang diserang, akun resmi milik Grup Hastanta pun dibanjiri serangan.Di dunia maya, komentar-komentar seperti, "pria brengsek dan wanita murahan" serta "anak haram itu pantas untuk digugurkan" terus bermunculan.Di dunia nyata, seluruh seri Kebahagiaan Cahaya Bulan diboikot. Produk Grup Hastanta pun sering dilaporkan agar ditarik dari peredaran. Bahkan ada orang yang sampai memasang spanduk di gedung perusahaan, menuntut pihak berwenang menelusuri catatan pajak Grup Hastanta selama bertahun-tahun.Riana berkata, "Masalah ini bermula dari aku, jadi memang seharusnya aku yang mengakhirinya."Namun, Brian menolak keras."Riana, percayalah padaku. Aku bisa men

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 23

    "Nggak boleh!"Asisten mengira Bimo khawatir Keluarga Hastanta akan ikut campur dalam masalah ini, sehingga dia segera menjelaskan, "Tentu saja, jika semua tuduhan diarahkan padanya, Keluarga Hastanta pasti akan turun tangan. Tapi sebagai pihak yang disalahkan oleh opini publik, begitu Keluarga Hastanta terlibat, kita bisa mengarahkan warganet untuk menelusuri masa lalu Brian dan dia. Saat itu, kita hanya perlu menyebarkan sedikit potongan video yang belum tentu kebenarannya di internet, warganet tidak akan repot-repot mencari kebenarannya. Apa pun yang kita arahkan, itulah yang akan mereka percayai. Begitu tuduhan bahwa Brian telah merebut istri orang lain terbukti, dengan kekuatan Grup Ganendra, kita bisa menjatuhkan Keluarga Hastanta dalam satu pukulan, sekaligus membersihkan jalan kita untuk masuk ke lingkaran bisnis ibu kota!"Tepat ketika asisten berbicara dengan penuh semangat, Bimo tiba-tiba melemparkan gelas di atas meja ke lantai."Aku bilang nggak boleh! Aku nggak akan biark

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 22

    Pernikahan berlangsung sesuai rencana.Bimo diusir oleh petugas keamanan dari gerbang Keluarga Hastanta dan hanya bisa mendengar sorak-sorai serta ucapan selamat dari dalam.Dia bahkan bisa membayangkan sosok Riana berdiri di bawah sorotan lampu dengan gaun pengantin berwarna putih tanpa cela.Riananya adalah pengantin tercantik di dunia.Bukankah dulu dia pernah memiliki Riana?Saat itu, mata dan hati Riana hanya tertuju padanya. Tatapan gadis itu penuh dengan kasih dan kelembutan yang tidak terhitung, sementara Bimo pun pernah bersumpah di hadapan semua orang bahwa dia akan melindungi istrinya seumur hidup dan menjadikannya wanita paling bahagia di dunia.Namun, mengapa akhirnya mereka bisa sampai pada titik ini?Bimo mencengkeram rambutnya dengan putus asa. Rasa sakit di perutnya sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.Seorang gadis muda memperhatikan pria yang bertubuh tinggi dan tampan ini. Dengan wajah memerah dan jantung berdebar, dia hendak mendekat untuk memi

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 21

    Bimo pun diusir keluar oleh petugas keamanan.Sebelum pergi, dia terus berteriak memanggil nama Riana."Riana! Jangan menikah dengannya, kumohon jangan! Jelas-jelas yang saling mencintai itu kita! Aku tahu semua yang terjadi dulu adalah salahku. Tolong, berikan aku satu kesempatan lagi. Jangan tinggalkan aku, kumohon padamu!"Bimo berteriak hingga suaranya serak, membuat para tamu undangan yang hadir saling berbisik dengan rasa ingin tahu."Jadi, istri yang selama ini dicari Bimo ternyata adalah mempelai wanita Keluarga Hastanta? Astaga, kayak nonton sinetron saja.""Aku ingat dulu hubungan Bimo dan Riana terkenal sangat baik. Sekarang, Bimo rela menurunkan harga dirinya demi mengejar mantan istrinya, bukan nggak mungkin Riana akan tersentuh juga.""Entahlah, tapi kalau pihak Keluarga Hastanta tahu, pasti akan jijik. Kalau dibilang secara halus, dia menikah lagi setelah cerai, tapi kalau dibilang secara kasar, bukankah dia itu cuma barang bekas? Entah, sebenarnya Riana punya cara apa s

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 20

    Riana tertegun.Dia semula mengira orang yang masuk adalah Brian. Riana bahkan sudah lebih dulu menyiapkan senyum di wajahnya. Namun, sosok yang muncul di hadapannya justru adalah orang yang bahkan seumur hidup ini tidak ingin dia temui lagi, yaitu Bimo.Senyum di wajahnya seketika membeku, disertai kewaspadaan yang jelas terlihat.Namun, Bimo tidak menyadari apa pun.Dia begitu ingin bertemu Riana, hingga hampir membuatnya gilaSebelum berangkat, Bimo sudah membayangkan hasil terbaik yang mungkin terjadi hanyalah mendapatkan sedikit petunjuk tentang Riana. Namun, dia sama sekali tidak menyangka keberuntungan luar biasa itu benar-benar datang. Sekarang, dia benar-benar melihat Riana di depan matanya sendiri!Naluri tubuhnya bergerak lebih cepat dari pikirannya. Bimo langsung memeluk Riana erat-erat ke dalam dekapannya."Riana, Rianaku, apa kamu tahu, aku merindukanmu sampai hampir gila! Aku benar-benar ... benar-benar sudah nggak sanggup lagi bertahan ...."Baru pada saat itu Bimo mera

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 19

    Pesta pernikahan Keluarga Hastanta berlangsung megah dan meriah.Bukan hanya kalangan elit ibu kota yang hadir, banyak orang penting dari Kota Obria pun turut datang.Di tengah gemerlap pesta, denting gelas dan wangi parfum memenuhi udara, semua orang saling tersenyum dan berbasa-basi.Banyak tamu yang membawa gelas anggur, berusaha menyapa Bimo yang sudah lama tidak muncul di depan umum, tetapi semuanya ditolak.Di depan mereka diam, tapi di belakang, mereka diam-diam membicarakannya."Bukannya dulu Tuan Bimo selalu tampak penuh semangat dan berwibawa? Mengapa sekarang seperti menua belasan tahun?""Kamu belum dengar, ya? Istri Tuan Bimo sudah menceraikannya dan langsung menghilang. Beberapa waktu lalu, dia cariin sampai hampir kehilangan akal.""Gimana bisa gitu? Bukannya Bimo terkenal sangat mencintai istrinya?""Cinta apanya? Nyatanya dia tetap nggak bisa menahan diri. Dia malah berselingkuh dengan adik istrinya sendiri, bahkan mengakui di depan media bahwa anak yang dikandung Silv

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status