Short
Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah

Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah

By:  WatermelonCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
24Chapters
0views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Menikah selama tujuh tahun, Riana Handoko akhirnya berhasil mengandung. Namun, saat pemeriksaan kehamilan, dia mendapati kolom ayah pada formulir kosong. Dia pun tidak dapat menahan diri untuk menegur, "Kolom ayah anak ini seharusnya tertulis Bimo Ganendra. Apa kalian lupa mengisinya?" Hampir seluruh kalangan di Obria tahu bahwa Kepala Keluarga Ganendra sangat mencintai istrinya, bahkan bersedia menjalani vasektomi demi Riana. Petugas malah berkata dengan pasti, "Kolom ayah anak ini memang sudah kosong sejak awal pembuatan berkas." "Sebaliknya, nama Bimo Ganendra yang Anda sebut justru tercantum di kolom ayah dari anak wanita lain. Namanya Silvia Handoko. Apa Anda mengenalnya?" Kepala Riana seketika terasa meledak, tubuhnya seperti jatuh ke dalam jurang es. Semua orang di lingkaran sosial tahu bahwa Riana pernah diadopsi oleh Keluarga Handoko. Namun, pada hari ketika Keluarga Handoko menemukan putri kandung mereka yang sebenarnya, mereka mengusir Riana dengan alasan bahwa dia telah merebut kehidupan putri asli mereka selama bertahun-tahun. Putri kandung itu tidak lain adalah Silvia.

View More

Chapter 1

Bab 1

Menikah selama tujuh tahun, Riana Handoko akhirnya berhasil mengandung. Namun, saat pemeriksaan kehamilan, dia mendapati kolom ayah pada formulir kosong.

Dia tidak dapat menahan diri untuk menegur, "Kolom ayah anak ini seharusnya tertulis Bimo Ganendra. Apa kalian lupa mengisinya?"

Hampir seluruh kalangan di Obria tahu bahwa Kepala Keluarga Ganendra sangat mencintai istrinya, bahkan bersedia menjalani vasektomi demi Riana.

"Riana, melihatmu berkali-kali minum obat dan disuntik, hatiku serasa hancur. Kamu adalah hidupku. Kalau untuk memiliki anak, kita harus membuatmu menderita seperti ini, lebih baik aku menjalani vasektomi permanen!"

Untungnya Tuhan yang tersentuh oleh cinta mereka, akhirnya memberi keajaiban.

Hari ketika hasil tes menunjukkan bahwa Riana hamil, Bimo yang selama ini berkepribadian dingin dan tegas berlutut memeluk Riana sambil menangis sampai suaranya serak. Bahkan pendaftaran kehamilan pun dia urus sendiri.

Melihat betapa perhatiannya Bimo padanya, seharusnya tidak mungkin ada kesalahan.

Petugas yang melayaninya tampak masih baru. Dia menatap layar komputer cukup lama sebelum akhirnya memastikan.

"Kolom ayah anak ini memang sudah kosong sejak awal pembuatan berkas."

Sambil berkata seperti itu, ekspresinya berubah aneh, seolah menemukan sesuatu.

"Sebaliknya, nama Bimo Ganendra yang Anda sebut justru tercantum di kolom ayah dari anak wanita lain. Namanya Silvia Handoko. Apa Anda mengenalnya?"

Kepala Riana seketika terasa meledak, tubuhnya seperti jatuh ke dalam jurang es.

Semua orang di lingkaran sosial tahu bahwa Riana pernah diadopsi oleh Keluarga Handoko. Namun, pada hari ketika Keluarga Handoko menemukan putri kandung mereka yang sebenarnya, mereka mengusir Riana dengan alasan bahwa dia telah merebut kehidupan putri asli mereka selama bertahun-tahun.

Putri kandung itu tidak lain adalah Silvia.

Yang tidak pernah Riana bayangkan adalah ketika dirinya keluar dari ruang pemeriksaan dalam keadaan linglung sambil menggenggam hasil pemeriksaan kehamilan, dia justru melihat Bimo dan Silvia di koridor.

"Kak Bimo, bukannya hari ini juga hari pemeriksaan kehamilan Kak Riana? Alih-alih menemaninya, kamu malah menemaniku. Bukankah itu agak nggak pantas?"

Bimo memperhatikan tali sepatu Silvia yang terlepas, lalu berlutut untuk mengikatkannya dengan bentuk pita yang indah, gerakannya terampil, seolah sudah sering melakukannya.

"Lihat dirimu ini, kamu bahkan nggak sadar tali sepatumu lepas. Bagaimana aku bisa tenang? Soal Riana, aku sudah memintanya menunggu di rumah sebentar. Setelah menemanimu, aku akan menemaninya untuk pemeriksaan."

Sinar matahari menembus kaca jendela dan jatuh di perut Silvia yang sedikit membuncit, membuatnya tampak lembut dan anggun, dengan sorot wajah yang memancarkan sedikit kegembiraan.

"Kak Bimo memilih menemaniku dulu. Bolehkah aku menganggap bahwa Kak Bimo sebenarnya lebih memedulikanku? Ah! Sepertinya bayi kita sedang menendang. Kak Bimo, kamu merasakannya nggak?"

Wajah Bimo seketika menunjukkan kekhawatiran. Tanpa ragu, dia menggendong Silvia di depan umum. Namun, ketika berbalik, pandangannya bertemu dengan sosok Riana yang berdiri di sudut koridor.

Ekspresi Bimo seketika panik. Beberapa kali dia membuka mulut, tetapi tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.

Riana perlahan melangkah mendekatinya, lalu mengangkat tangan dan menamparnya!

Tamparan itu dia berikan dengan segenap tenaga. Separuh wajah Bimo langsung membengkak.

"Bimo, beri aku penjelasan."

Sebelum Bimo sempat bicara, Silvia sudah lebih dulu merentangkan kedua tangannya, berdiri di depan pria itu seperti induk yang melindungi anaknya, wajahnya dipenuhi kemarahan.

"Aku sedang mengandung anak Kak Bimo. Dia hanya menemaniku untuk pemeriksaan kehamilan, atas hak apa kamu menamparnya?"

Pada saat itu juga, air mata Riana tidak bisa lagi dibendung. Rasa sakit di dadanya begitu dalam hingga membuatnya nyaris tidak mampu berdiri tegak.

Melihat reaksi Riana, Bimo tanpa berpikir panjang mendorong Silvia ke samping dan memeluk istrinya erat-erat dengan penuh rasa sayang.

"Bukan begitu Riana, jangan nangis. Anak dalam kandungan Silvia bukan anakku. Aku hanya nggak tega melihatnya dicemooh karena hamil di luar nikah. Ayah dari anak itu sudah pergi dan karena kondisi tubuh Silvia yang lemah, dia nggak bisa menggugurkannya. Aku hanya ingin membantunya."

"Bagaimanapun juga, dia adikmu, 'kan?"

Tubuh Riana langsung menegang.

Riana masih ingat dengan jelas hari pertama Silvia kembali ke Keluarga Handoko.

Hari itu, Silvia terjatuh dari tangga, dia menangis sambil berkata kepada kedua orang tua mereka, "Aku nggak menyalahkan Kak Riana. Kakak pasti nggak sengaja, dia hanya takut kalian akan lebih menyayangiku."

Nyonya Handoko menampar Riana dengan keras. Dia memaki Riana dengan kata-kata kejam, lalu menanggalkan seluruh pakaiannya dan mengusirnya keluar dari Kediaman Keluarga Handoko.

"Kamu sudah merebut kehidupan Silvia, bahkan pakaian di tubuhmu pun miliknya. Kamu nggak pantas tinggal di sini. Pergi!"

Seandainya saat itu Bimo tidak kebetulan lewat dan menghentikan mobilnya, mungkin Riana sudah mati kedinginan malam itu.

"Dia bukan adikku!"

Riana berteriak histeris. Bimo segera memeluknya lebih erat, berusaha menenangkannya dengan suara rendah.

"Iya, iya, jangan sedih lagi, ya? Hatiku hancur melihatmu seperti ini."

Silvia sepertinya menyadari kertas hasil pemeriksaan di tangan Riana, lalu ikut menjelaskan dengan suara yang terdengar agak sombong.

"Benar, Kak. Kak Bimo memang hanya takut aku jadi bahan gosip. Aku nggak sekuat Kakak, aku benar-benar nggak sanggup menanggung semuanya. Karena itu, Kak Bimo bersedia jadi ayah dari anakku. Kamu tahu, Keluarga Ganendra hanya bisa memiliki satu cucu laki-laki. Karena itu, anakmu hanya bisa dianggap sebagai anak tanpa ayah dulu. Tapi nanti aku pasti akan bujuk Kak Bimo untuk mengangkatnya. Aku janji, meski anakmu hanya anak angkat, aku nggak akan menelanjanginya dan mengusirnya dari rumah. Kakak, tenang saja."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
24 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status