MasukAku tumbuh besar di luar negeri. Ibuku takut aku akan mencarikannya menantu orang asing. Jadi, dia mengaturkan tunangan yang tampan dan berbakat untukku di ibu kota, juga memintaku untuk pulang dan bertunangan. Aku pergi ke sebuah toko barang mewah untuk memilih gaun pertunangan, lalu jatuh cinta pada sebuah gaun panjang tanpa tali berwarna krem. Ketika aku hendak mencobanya, wanita di sebelahku melirik gaun di tanganku dan berkata kepada pramuniaga, "Model gaun ini cukup unik. Aku mau coba." Si pramuniaga langsung merampas gaun itu dari tanganku dengan kasar. Aku pun berkata dengan kesal, "Segala sesuatu harus ada urutannya. Aku yang duluan lihat gaun ini. Kalian nggak punya aturan?" Namun, wanita itu menatapku dengan penuh penghinaan dan menjawab, "Gaun ini harganya 376 juta. Mana mungkin orang miskin sepertimu mampu membelinya? Aku ini adik angkat Nicholas Kurniadi, presdir Grup Kurniadi. Di ibu kota, cuma Keluarga Kurniadi yang berhak tetapkan 'aturan'!" Kebetulan sekali! Bukankah Nicholas itu tunanganku? Aku langsung menelepon Nicholas dan bertanya, "Adik angkatmu rebut gaun pertunanganku. Gimana kamu mau selesaikan masalah ini?"
Lihat lebih banyakRossa bersujud hingga menimbulkan suara berdentang di lantai. Tidak lama kemudian, kepalanya pun berdarah.Melihat ini, Nicholas yang angkuh juga akhirnya menundukkan kepalanya ke arahku. "Nona Tiana, aku yang buta hingga berani melukaimu. Aku nggak akan berani melakukannya lagi, juga nggak akan pernah menindas siapa pun lagi. Aku mohon ampunilah aku kali ini ...."Setelah menyesap kopiku, aku meletakkan cangkir itu dan menatap sekelompok orang itu sambil berkata perlahan, "Kalian ngomongnya seolah-olah aku ini seorang pembunuh. Kita hidup di masyarakat yang menjunjung tinggi hukum. Mana mungkin aku melakukan hal yang melanggar hukum?"William bertanya dengan ragu, "Nona Tiana, apa itu berarti kamu sudah maafkan bajingan ini?"Aku tersenyum dan menjawab, "Tentu saja. Meski mereka menyakitiku, aku sudah membalasnya. Balas dendam adalah siklus yang nggak akan pernah berakhir. Biarkanlah masalah ini berlalu."Kedua orang itu langsung bersujud kepadaku dan berterima kasih atas pengampunank
Nicholas menunjukku dan melanjutkan, "Dia pelakunya! Dia kurung aku di ruang penyiksaan sehingga aku nggak bisa tidur setiap hari. Dia juga memberiku makanan basi."Aku menatap Nicholas sambil tersenyum. "Tapi meski itu makanan basi, bukannya Pak Nicholas juga memakannya dengan lahap setiap harinya?"Potensi manusia sungguh tak terbatas. Setiap hari, aku menyuruh orang untuk mengantarkan seporsi makanan basi dan dingin untuk mereka.Awalnya, Nicholas masih bersikeras mengatakan bahwa dirinya adalah presdir Grup Kurniadi dan tidak akan makan makanan itu meskipun harus mati kelaparan. Namun, setelah kelaparan selama tiga hari, hal lainnya terasa tidak berarti lagi dibandingkan dengan kelangsungan hidup. Mereka berdua pun berebutan melahap semangkuk nasi basi hingga tak bersisa sedikit pun.Nicholas memelototiku dengan ekspresi bengis. "Dasar wanita jahat! Sekarang, ayahku sudah datang untuk selamatkan aku. Ajalmu akan segera ti ...."Terkadang, keadilan Tuhan sungguh membuatku tidak habi
Aku bergegas maju, lalu menendang dan menginjak punggung Nicholas."Ibu, nggak usah marah demi orang bodoh sepertinya. Serahkan saja dia padaku. Aku punya cara untuk hukum mereka."Seusai berbicara, aku memerintahkan para pengawal untuk membawa Nicholas dan Rossa pergi. Kemudian, aku mencondongkan tubuh ke arah ibuku dan berkata dengan manja, "Ibu, wajahku sakit banget. Ibu temani aku pergi berobat, ya?"Ucapan itu akhirnya berhasil membuat ibuku kembali bersikap rasional. Dia dengan lembut menyentuh luka di pipiku dan menemaniku ke rumah sakit untuk diobati.Para dokter kulit dan ahli bedah plastik terbaik di kota berkumpul di ruang pemeriksaan. Setelah melakukan disinfeksi pada luka di wajahku, mereka membahas rencana perawatan untuk memastikan pemulihan tanpa bekas luka.Setelah menetapkan rencana perawatan, semua orang pun bubar. Kemudian, hanya tersisa aku dan ibuku di kamar rawat inap. Aku menyandarkan kepalaku di bahu ibuku dan menghiburnya dengan lembut, "Ibu, jangan masukkan
Aku bukan orang yang begitu murah hati. Setelah apa yang Rossa lakukan padaku hari ini, aku tentu saja tidak akan mengampuninya. Tatapanku yang tajam tertuju padanya. Aku terlebih dahulu menamparnya berulang kali untuk melampiaskan amarahku. Kemudian, aku mengambil pemotong kuku yang baru saja dia gunakan untuk menggores wajahku dan mendekatkan bagian pisau itu ke wajahnya secara perlahan.Rossa gemetar ketakutan dan berkata, "Ka ... kalau kamu berani sentuh wajahku, aku akan habisi kamu!"Aku langsung menggores wajahnya tanpa ragu.Rossa menjerit kesakitan dan sebuah goresan penuh darah segera muncul di pipinya.Aku menggoresnya lagi dan mengulanginya untuk beberapa kali. Tak lama kemudian, wajahnya sudah hancur dan nyaris tidak dapat dikenali lagi.Berhubung ditahan oleh pengawal, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain meratap dengan pilu dan pasrah. "Ah ... wajahku .... Wajahku sudah hancur ...."Orang memang baru bisa merasakan rasa sakit ketika hal itu terjadi padanya. Saat mengha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.