Short
Demi Selingkuh, Suamiku Meracuni Anakku

Demi Selingkuh, Suamiku Meracuni Anakku

By:  Aaliyah ZoyaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
7Chapters
4.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi berkencan dengan asisten di malam natal, suamiku mencampurkan obat tidur ke dalam susu anak kami. Ketika aku mengantar anakku yang demam tinggi ke rumah sakit, aku malah melihat suamiku sedang menggendong asistennya ke lantai atas. "Kaki Nelly terkilir, aku menemaninya berobat." Anaknya jelas-jelas berada di ruang gawat darurat, tetapi dia sama sekali tidak peduli. Aku mencengkeram tiket lotre yang ada di sakuku. Sudah saatnya aku mengakhiri pernikahan selama tujuh tahun ini.

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah menyelesaikan pekerjaan yang ada, aku menelepon Cullen. "Sayang, jangan lupa pulang untuk merayakan natal hari ini ya! Aku punya kabar baik untukmu!"

Namun, dari seberang telepon terdengar suara terburu-buru dari Cullen. "Yuna, ada sedikit masalah di proyek perusahaan. Aku harus ke sana untuk melihat. Jane sudah minum susu dan tidur. Tenang saja!"

Dua kalimat singkat itu membuatku sangat cemas. Putri kami, Jane, baru berusia satu tahun lebih. Bagaimana bisa aku tenang meninggalkannya sendirian di rumah? Namun, ketika aku mencoba menelepon kembali suamiku, teleponnya sudah tidak bisa dihubungi.

Orang-orang yang keluar untuk berkencan di malam natal sangat banyak, sementara aku hanya bisa terjebak di kemacetan lalu lintas dengan hati yang gelisah, sambil berdoa agar Jane baik-baik saja.

Saat aku terburu-buru kembali ke rumah, aku menemukan suasana rumah yang sangat sunyi.

Aku bergegas ke tempat tidur bayi dan melihat Jane tidur nyenyak. Aku tak bisa menahan diri untuk menyentuh pipinya yang tembam. Namun, begitu aku menyentuhnya, aku terkejut. Dahi Jane sangat panas, dia demam tinggi.

Aku segera mengendarai mobil membawa Jane ke rumah sakit sambil mencoba menelepon Cullen. "Cullen, Jane tiba-tiba demam! Cepat datang ke rumah sakit kota untuk melihatnya!"

Suamiku terdengar cemas. "Kok bisa demam? Ini semua salahmu! Sudah berulang kali aku bilang cepat cari pengasuh, kenapa kamu nggak mau mendengarku? Aku lagi rapat. Nanti kita bicarakan lagi!"

Aku menggertakkan gigi, memegang erat setir mobil. Sebelumnya kami pernah mencari pengasuh untuk Jane, tetapi pengasuh itu diam-diam mencubit Jane saat kami bekerja. Setelah tertangkap kamera, dia langsung dipecat.

Sejak saat itu, aku semakin ketat dalam memilih pengasuh dan sampai sekarang belum menemukan yang cocok. Tak kusangka, hal ini justru menjadi senjata Cullen untuk menyalahkanku.

Namun, aku tidak punya waktu untuk marah pada Cullen saat ini. Aku menerobos tiga lampu merah untuk sampai ke rumah sakit kota, lalu menggendong Jane ke ruang gawat darurat.

Awalnya, aku mengira ini hanya demam biasa akibat flu. Namun, setelah pemeriksaan, dokter mengatakan Jane tanpa sengaja menelan obat tidur dan harus segera menjalani cuci lambung!

Kata-kata itu seperti petir di siang bolong. Semua makanan Jane selalu diurus olehku dan Cullen. Bagaimana mungkin dia menelan obat tidur?

Melihat Jane didorong masuk ke ruang operasi dengan wajah kecilnya yang memerah karena panas, aku berharap bisa menggantikan posisinya untuk menanggung semuanya.

Dalam kepanikan, aku mencoba menelepon Cullen lagi, tetapi tetap tidak bisa dihubungi.

....

Untungnya, sejam kemudian, operasi berhasil dilakukan. Jane dipindahkan ke ruang perawatan biasa untuk observasi.

Aku baru saja ingin mengikuti dan merawatnya, tetapi dokter yang menangani memanggilku dengan wajah serius. "Bu Yuna, tunggu sebentar."

Dia tampak ragu-ragu. "Apa aku boleh tahu siapa yang menyiapkan susu untuk anakmu?"

Aku agak bingung. "Aku dan suamiku, kami berdua selalu menyiapkan susu untuknya."

Dokter bertanya lagi, "Kalau malam ini, siapa yang menyiapkannya?"

Aku semakin bingung. "Suamiku. Ada apa, Dokter? Apa ada yang salah?"

Dokter menghela napas, menepuk bahuku. "Kalau ada CCTV di rumah, coba periksa rekamannya."

Meskipun tidak mengerti maksud dokter, aku tidak punya waktu untuk memikirkannya. Aku segera kembali untuk merawat Jane.

....

Melihat suhu tubuh Jane yang perlahan turun, hatiku merasa lega. Ketika melihat ponselku, waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam.

Setelah hari yang melelahkan, aku merasa tubuhku hampir remuk dan memutuskan untuk pergi ke supermarket rumah sakit dan membeli roti untuk mengganjal perut.

Namun, saat turun ke bawah, aku justru melihat Cullen yang seharusnya sedang lembur! Lebih mengejutkan lagi, Cullen sedang menggendong asisten barunya, Nelly!

"Pak, semua salahku. Aku malah terkilir saat turun dari mobil. Kita jadi nggak bisa merayakan natal bersama."

"Jangan berkata begitu. Terkilir bukan masalah kecil, aku khawatir kamu kenapa-napa. Lagi pula, anggap saja kita merayakan natal di rumah sakit. Kalung berlian yang kamu mau sudah kubeli kok."

"Ah, dasar menyebalkan ...."

Cullen berbicara lembut kepada Nelly, sama sekali tidak menyadari keberadaanku di sudut ruangan.

Dalam campuran kesedihan dan kemarahan, air mataku mengalir deras. Anak kandungnya sedang terbaring di rumah sakit karena demam tinggi, tetapi Cullen masih sempat-sempatnya berkencan dengan asistennya!

Dia sama sekali tidak peduli dengan hidup atau mati putrinya! Bahkan, saat dia menghamburkan uang untuk Nelly, dia tidak pernah berpikir, istri sahnya ini bahkan tidak pernah menerima kalung darinya.

Aku dan Cullen menjalin hubungan sejak kuliah. Setelah lulus, dia ingin memulai usaha, jadi aku memberinya 400 juta dari keluargaku sebagai modal awal. Ketika dia merintis usahanya, aku berhemat habis-habisan, sampai makan dan pakaianku pun seadanya.

Setelah usaha Cullen mulai berkembang, aku tetap hidup sederhana. Bagiku, membangun keluarga itu mudah, tetapi mempertahankannya yang sulit.

Terlebih lagi, belakangan ini, perusahaan Cullen sedang mengalami masalah arus kas. Aku semakin berhemat. Bahkan saat belanja di pasar, aku menghabiskan banyak waktu untuk tawar-menawar.

Namun, aku tak menyangka semua pengorbananku tidak dihargai olehnya. Dia malah berselingkuh dengan wanita lain. Aku menghapus air mataku dengan kasar, menggenggam erat tiket lotre yang ada di sakuku.

Ya, aku memenangkan lotre. Awalnya, aku ingin memberi tahu Cullen di malam natal ini di rumah. Aku juga ingin memberitahunya bahwa aku sudah mengundurkan diri dari pekerjaan agar bisa fokus merawat Jane. Namun, sekarang ....

Tidak masalah. Kini, aku tidak perlu memberi tahu Cullen tentang uang ini lagi. Hubungan tujuh tahun kami juga sudah saatnya untuk diakhiri.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
lia latifah
sudah selesai
2025-05-22 09:38:39
0
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status