共有

Bab 7

作者: Watermelon
Riana mulai bersikap lebih ramah kepada Bimo. Dia bahkan menggenggam tangan suaminya dan menaruhnya di atas perutnya.

"Aku dengar, anak yang sejak kecil mendengarkan cerita dari ayahnya akan tumbuh lebih cerdas."

Sulit sekali melihat Riana yang biasanya bersikap dingin kini mulai melunak dan menunjukkan kasih sayang terhadap anak mereka. Bimo pun gembira bukan main, seharian penuh dia memeluk istrinya tanpa mau melepasnya.

Ketika Silvia mengeluh bahwa perutnya terasa tidak nyaman dan meminta Bimo menemaninya, Bimo tanpa berpikir panjang langsung menolak dengan alasan pekerjaannya terlalu banyak.

Namun, begitu Riana berkata ingin makan sup pangsit isi telur kepiting, Bimo segera membatalkan rapat dan turun tangan memasak sendiri, menyiapkan satu meja penuh hidangan untuk Riana. Dia bahkan berjanji akan datang setiap malam untuk membacakan dongeng sebelum tidur buat anak mereka.

Akhirnya, Silvia tidak sanggup lagi menahan diri. Saat Riana berjalan-jalan di halaman belakang, dia menghadang Riana dengan wajah penuh kebencian.

"Wanita nggak tahu malu! Kamu sudah merebut delapan belas tahun hidupku, sekarang kamu masih ingin merebut suamiku!"

Riana menatapnya dingin sambil tersenyum sinis.

"Pertama, dulu kamu sendiri yang menganggap Keluarga Handoko terlalu miskin dan memilih pergi bersama orang yang menjanjikan boneka Barbie edisi terbatas padamu. Baru setelah mendengar bahwa Keluarga Handoko sudah kaya, kamu datang kembali untuk merebut posisi anak kandung. Jadi, yang nggak tahu malu itu kamu, bukan aku. Kedua, sampai sekarang, nama yang tercantum di buku nikah Bimo masih namaku. Akulah istrinya yang sah!"

Silvia hampir kehilangan akal, tetapi masih memaksakan senyum aneh di wajahnya.

"Kakak, kalau kita berdua jatuh ke air bersamaan, menurutmu Kak Bimo akan memilih siapa?"

Namun, Riana bergerak lebih cepat. Dia menarik pinggang Silvia dan langsung meloncat bersamanya ke kolam renang.

"Riana!"

Tanpa ragu sedikit pun, Bimo segera terjun ke kolam renang.

Silvia dengan panik mengibas-ibaskan tangannya di permukaan air, seolah dirinya bisa tenggelam kapan saja.

"Kak Bimo, aku nggak bisa berenang! Uhuk-uhuk! Aku akan mati!"

Bimo yang semula berenang menuju Riana tiba-tiba berhenti.

Hanya dalam jeda singkat itu, Silvia sudah berpegangan di bahu Bimo dengan wajah pucat pasi.

"Perutku sakit banget, aku nggak kuat lagi. Kak Bimo, tolong aku."

Pantulan cahaya di permukaan air membuat keraguan dan kebingungan di mata Bimo terlihat begitu jelas.

Ternyata, suami yang selalu berkata "kamu akan selamanya menjadi pilihanku yang pertama" pun bisa goyah, hanya karena beberapa kata dari orang lain, hingga ragu apakah dia harus menolong istrinya lebih dulu atau tidak.

Ternyata, sekuat apa pun sebuah sumpah, hanya berlaku pada saat diucapkan. Seiring waktu, semuanya berubah menjadi sebilah pisau yang menusuk tepat ke dada Riana.

Didorong oleh naluri, akhirnya Bimo tetap menolong Riana lebih dulu.

Namun, dia hanya mendorong Riana ke tepi kolam tanpa benar-benar membantunya naik, lalu Bimo segera berbalik dan dengan panik memeluk Silvia, seolah sedang memeluk harta berharga yang nyaris hilang untuk selamanya.

Setelah mengangkat Silvia ke darat dan memanggil dokter keluarga untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh, serta memastikan Silvia tidak apa-apa, barulah Bimo teringat pada Riana yang masih berpegangan erat pada pagar kolam agar tidak tenggelam.

Saat Riana akhirnya ditarik ke atas, Silvia telah dibungkus dengan satu-satunya selimut wol di tempat itu. Dia menatap Riana dengan tatapan puas, sementara bibir Riana membiru karena kedinginan.

Bimo tiba-tiba merasakan kegelisahan yang kuat di hatinya. Dia ingin menyelimuti istrinya dengan jaketnya, tetapi tangannya segera ditepis.

"Riana?"

"Nggak perlu. Aku nggak mati di dalam air, apalagi di darat. Aku bisa berjalan sendiri."

Bimo merasakan firasat buruk, seakan sesuatu yang penting akan benar-benar hilang darinya. Namun, tangannya ditahan erat oleh Silvia yang memandangnya dengan mata berlinang.

"Kak Bimo, aku nggak menyalahkanmu karena memilih menyelamatkan kakak lebih dulu. Tapi perutku benar-benar sakit, bisakah kamu mengantarku ke rumah sakit?"

Riana pun berjalan pulang sendirian ke ruang bawah tanah. Setelah mengunci pintu dari dalam, dia mengambil sebuah ponsel yang terbungkus plastik dari balik dadanya.

Ponsel itu dia curi ketika menarik Silvia masuk ke air tadi.

Karena terburu-buru, bungkus plastiknya tidak terlalu rapat, tapi untungnya ponsel itu masih bisa digunakan untuk menelepon.

Riana segera menekan deretan angka yang telah dia hafal di luar kepala. Tidak lama kemudian, terdengar suara berat dari seberang sana.

"Siapa ini?"

"Aku, Riana. Aku bersedia menjual hak cipta Kebahagiaan Cahaya Bulan kepadamu. Syaratnya, bawa aku pergi menjauh dari Keluarga Ganendra dan Bimo untuk selamanya."

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 24

    Opini publik mulai berbalik arah dengan cepat.Orang-orang yang sebelumnya ikut memboikot Bimo mendadak beramai-ramai menyerang akun media sosial Riana.Mereka yang rasional datang untuk meminta klarifikasi, sedangkan yang tidak rasional langsung memaki Riana habis-habisan di kolom komentar.Sebenarnya bukan hanya akun pribadi Riana yang diserang, akun resmi milik Grup Hastanta pun dibanjiri serangan.Di dunia maya, komentar-komentar seperti, "pria brengsek dan wanita murahan" serta "anak haram itu pantas untuk digugurkan" terus bermunculan.Di dunia nyata, seluruh seri Kebahagiaan Cahaya Bulan diboikot. Produk Grup Hastanta pun sering dilaporkan agar ditarik dari peredaran. Bahkan ada orang yang sampai memasang spanduk di gedung perusahaan, menuntut pihak berwenang menelusuri catatan pajak Grup Hastanta selama bertahun-tahun.Riana berkata, "Masalah ini bermula dari aku, jadi memang seharusnya aku yang mengakhirinya."Namun, Brian menolak keras."Riana, percayalah padaku. Aku bisa men

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 23

    "Nggak boleh!"Asisten mengira Bimo khawatir Keluarga Hastanta akan ikut campur dalam masalah ini, sehingga dia segera menjelaskan, "Tentu saja, jika semua tuduhan diarahkan padanya, Keluarga Hastanta pasti akan turun tangan. Tapi sebagai pihak yang disalahkan oleh opini publik, begitu Keluarga Hastanta terlibat, kita bisa mengarahkan warganet untuk menelusuri masa lalu Brian dan dia. Saat itu, kita hanya perlu menyebarkan sedikit potongan video yang belum tentu kebenarannya di internet, warganet tidak akan repot-repot mencari kebenarannya. Apa pun yang kita arahkan, itulah yang akan mereka percayai. Begitu tuduhan bahwa Brian telah merebut istri orang lain terbukti, dengan kekuatan Grup Ganendra, kita bisa menjatuhkan Keluarga Hastanta dalam satu pukulan, sekaligus membersihkan jalan kita untuk masuk ke lingkaran bisnis ibu kota!"Tepat ketika asisten berbicara dengan penuh semangat, Bimo tiba-tiba melemparkan gelas di atas meja ke lantai."Aku bilang nggak boleh! Aku nggak akan biark

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 22

    Pernikahan berlangsung sesuai rencana.Bimo diusir oleh petugas keamanan dari gerbang Keluarga Hastanta dan hanya bisa mendengar sorak-sorai serta ucapan selamat dari dalam.Dia bahkan bisa membayangkan sosok Riana berdiri di bawah sorotan lampu dengan gaun pengantin berwarna putih tanpa cela.Riananya adalah pengantin tercantik di dunia.Bukankah dulu dia pernah memiliki Riana?Saat itu, mata dan hati Riana hanya tertuju padanya. Tatapan gadis itu penuh dengan kasih dan kelembutan yang tidak terhitung, sementara Bimo pun pernah bersumpah di hadapan semua orang bahwa dia akan melindungi istrinya seumur hidup dan menjadikannya wanita paling bahagia di dunia.Namun, mengapa akhirnya mereka bisa sampai pada titik ini?Bimo mencengkeram rambutnya dengan putus asa. Rasa sakit di perutnya sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.Seorang gadis muda memperhatikan pria yang bertubuh tinggi dan tampan ini. Dengan wajah memerah dan jantung berdebar, dia hendak mendekat untuk memi

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 21

    Bimo pun diusir keluar oleh petugas keamanan.Sebelum pergi, dia terus berteriak memanggil nama Riana."Riana! Jangan menikah dengannya, kumohon jangan! Jelas-jelas yang saling mencintai itu kita! Aku tahu semua yang terjadi dulu adalah salahku. Tolong, berikan aku satu kesempatan lagi. Jangan tinggalkan aku, kumohon padamu!"Bimo berteriak hingga suaranya serak, membuat para tamu undangan yang hadir saling berbisik dengan rasa ingin tahu."Jadi, istri yang selama ini dicari Bimo ternyata adalah mempelai wanita Keluarga Hastanta? Astaga, kayak nonton sinetron saja.""Aku ingat dulu hubungan Bimo dan Riana terkenal sangat baik. Sekarang, Bimo rela menurunkan harga dirinya demi mengejar mantan istrinya, bukan nggak mungkin Riana akan tersentuh juga.""Entahlah, tapi kalau pihak Keluarga Hastanta tahu, pasti akan jijik. Kalau dibilang secara halus, dia menikah lagi setelah cerai, tapi kalau dibilang secara kasar, bukankah dia itu cuma barang bekas? Entah, sebenarnya Riana punya cara apa s

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 20

    Riana tertegun.Dia semula mengira orang yang masuk adalah Brian. Riana bahkan sudah lebih dulu menyiapkan senyum di wajahnya. Namun, sosok yang muncul di hadapannya justru adalah orang yang bahkan seumur hidup ini tidak ingin dia temui lagi, yaitu Bimo.Senyum di wajahnya seketika membeku, disertai kewaspadaan yang jelas terlihat.Namun, Bimo tidak menyadari apa pun.Dia begitu ingin bertemu Riana, hingga hampir membuatnya gilaSebelum berangkat, Bimo sudah membayangkan hasil terbaik yang mungkin terjadi hanyalah mendapatkan sedikit petunjuk tentang Riana. Namun, dia sama sekali tidak menyangka keberuntungan luar biasa itu benar-benar datang. Sekarang, dia benar-benar melihat Riana di depan matanya sendiri!Naluri tubuhnya bergerak lebih cepat dari pikirannya. Bimo langsung memeluk Riana erat-erat ke dalam dekapannya."Riana, Rianaku, apa kamu tahu, aku merindukanmu sampai hampir gila! Aku benar-benar ... benar-benar sudah nggak sanggup lagi bertahan ...."Baru pada saat itu Bimo mera

  • Cahaya Bulan yang Merindukan Masa Indah   Bab 19

    Pesta pernikahan Keluarga Hastanta berlangsung megah dan meriah.Bukan hanya kalangan elit ibu kota yang hadir, banyak orang penting dari Kota Obria pun turut datang.Di tengah gemerlap pesta, denting gelas dan wangi parfum memenuhi udara, semua orang saling tersenyum dan berbasa-basi.Banyak tamu yang membawa gelas anggur, berusaha menyapa Bimo yang sudah lama tidak muncul di depan umum, tetapi semuanya ditolak.Di depan mereka diam, tapi di belakang, mereka diam-diam membicarakannya."Bukannya dulu Tuan Bimo selalu tampak penuh semangat dan berwibawa? Mengapa sekarang seperti menua belasan tahun?""Kamu belum dengar, ya? Istri Tuan Bimo sudah menceraikannya dan langsung menghilang. Beberapa waktu lalu, dia cariin sampai hampir kehilangan akal.""Gimana bisa gitu? Bukannya Bimo terkenal sangat mencintai istrinya?""Cinta apanya? Nyatanya dia tetap nggak bisa menahan diri. Dia malah berselingkuh dengan adik istrinya sendiri, bahkan mengakui di depan media bahwa anak yang dikandung Silv

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status