Share

[5] 54 - Kebiasaan membuang napas

Tahoka merengut.

Dia mengamatiku dari atas sampai ke bawah sebelum bertanya yang terdengar seperti menuduh.

“Apa yang kau lakukan, hng … hingga tubuhmu, hng … kacau begini?”

Aku mengangkat bahu.

Dia masih sama, kebiasaannya membuang napas nyaring di tengah-tengah kalimat.

Kupikir dia sudah berhenti melakukan itu, ternyata tidak.

“Kita bicara di bahteramu saja.”

Tahoka membawaku ke kapalnya sambil mengomel.

“Berapa kali kubilang, hng … namanya Vila, hng … bukan bahtera.”

Aku pura-pura tak dengar, mengikuti di belakangnya sambil mengamati kapal yang sekarang sudah berubah eksterior lagi.

Lupakan vila, melihat kapal yang besarnya keterlaluan ini, lebih baik namanya istana saja sekalian.

Lihatlah kilauan perak di dindingnya.

Saat pertama kali aku masuk ke dalam kapal ini, kupikir interiornya akan serupa dengan kapal pesiar mewah yang sering kulihat dalam iklan.

Tapi kenyataan itu kejam.

Selain ruang pribadinya yang memakan tempat sekitar seperempat kapal, sisanya merupakan tempat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status