Alkisah Bunga Teratai

Alkisah Bunga Teratai

Oleh:  brotheract  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
156Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Berdasarkan kepercayaan, bunga teratai identik dengan reinkarnasi atau terlahirnya kembali manusia dari masa lampau. Tujuh anak manusia yang memiliki kemampuan mistik dan ajaib dibentuk dalam sebuah tim demi mengamankan dunia supranatural yang kala itu sedang kalang kabut. Dilatih oleh Sagara Widyatama sebagai guru, kemampuan mereka ditingkatkan untuk menjalani misi yang membuat mereka bertarung nyawa. Di sisi lain, kehadiran Sagara juga membangkitkan relasi antara kehidupan mereka sebelumnya.

Lihat lebih banyak
Alkisah Bunga Teratai Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
156 Bab
1. Pertemuan (?)
Berada di sebuah padang rumput yang luas seperti lapangan sepak bola, tampak tujuh pemuda dan pemudi berkumpul di tempat yang sama dan posisi punggung mereka saling bersentuhan. Saling membelakangi dan pandangannya mengedar ke segala arah. Di depan mata, padang rumput tersebut berbatasan dengan ribuan pohon bercabang banyak yang bisa dilihat dari arah mana saja.Suasana di sini amat mencekam. Mereka mengawasi keadaan dengan tatapan waspada dan berjaga-jaga. Hal yang bisa didengar untuk sekarang adalah suara langkah kaki disertai suara pijakan ranting kayu tergeletak di tanah. Suara itu berasal dari mana saja. Hampir segala sisi di padang rumput ini bisa ditangkap dengan jelas oleh indra pendengaran.Hal yang bisa dilakukan mereka adalah memasang mode waspada. Jika tidak, nyawa mereka yang mungkin menjadi ancaman. Mereka tidak akan bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup jika tidak berhati-hati. Suara itu juga semakin memekakkan telinga.Tetapi tidak berlaku bagi
Baca selengkapnya
2. Kekuatan misteri = takdir
Bertempat di kediaman milik Jingga dan keluarganya dalam suatu perumahan kota metropolitan, tampak seorang wanita berusia hampir mencapai setengah abad sedang berada di depan kompor gas. Dia sedang memanggang selembar roti gandum di atas frying pan setelah diolesi mentega. Bersama sosis ayam yang masih dalam keadaan segar, dia akan memanggangnya secara terpisah.Tidak jauh dari wanita itu, ada seorang lelaki muda yang berada di meja makan. Mulutnya sedang mengunyah roti bakar yang telah dioles selai cokelat sebagai pembuka selera makan pada pagi hari. Dia yang mengenakan seragam SMA sebentar lagi akan berangkat, maka terlebih dahulu pula dia mengisi tenaga. Siswa SMA yang tidak mengenakan nametag di seragamnya duduk sambil mengangkat kaki di atas dudukan kursi.Wanita itu berbalik badan dengan membawa roti sosis beserta roti panggang lain yang sudah dimasak sebelumnya. Makanan itu dihidangkan di atas meja makan yang telah dialasi piring. “Chan! Kakakmu belum keluar?” tanyanya yang mem
Baca selengkapnya
3. Ketika si cepat bertemu si kuat
Di koridor sebuah gedung yang memiliki sekitar delapan ruangan dalam satu lantai, tampak seorang lelaki yang mengenakan kacamata dan kemeja kotak-kotak yang dimasukkan dalam celana kain sedang bersembunyi di balik tembok. Dia sedang mengamati keadaan lorong yang saat itu dipadati orang lain―yang mondar-mandir untuk mencari ruang kuliah. Menjauh dari keramaian, dia ingin memastikan sesuatu sebelum memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dari lantai utama. Ada yang membuatnya khawatir jauh di sana.Bertempat di Universitas Jaya―kampus milik swasta yang berlokasi di pusat kota Jakarta―para mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan memadati dua gedung utama. Gedung yang berhadapan langsung itu adalah gedung fakultas lain. Sedangkan fakultas di sini khusus untuk Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kesenian. Tiap gedung memiliki lima lantai yang bisa diisi sampai dua departemen.Setelah memastikan kalau keadaan di seberang aman, dia bernapas lega. Kalau keadaan seperti ini setiap hari, hidup
Baca selengkapnya
4. Kekuatan ini menggangguku
Di supermarket yang ada di bagian Jakarta bernama Batavia Market, Jingga yang berada di sana mengikuti punggung seseorang di belakang. Tujuan dia datang ke sini adalah karena permintaan ibu. Menjelang sore, dia diminta pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan dapur yang sudah habis atau hampir habis. Karena barang yang dibeli tidak hanya berjumlah satu buah saja, dia mengendarai motor matic yang selalu diparkir di garasi rumah bersama sebuah mobil.Tempat ini setiap hari selalu ramai. Apalagi kalau menjelang malam, maka padatnya tidak akan terkira. Jingga juga sudah mengantisipasi kejadian itu, makanya dia keluar sebelum malam. Kalau ditunda sekarang juga, kemacetan di jalan tidak akan bisa dihindari.Kini, sang puan berada di rak bagian minyak goreng dengan membawa keranjang berisi bawang putih. Dia diminta untuk membeli minyak goreng ukuran sedang, namun ukuran yang dicari sekarang tidak terlihat di depan mata. Satu rak panjang itu tetap menjadi fokus utama.Niatnya, dia ingin
Baca selengkapnya
5. Apakah terasa sakit seperti ini?
Sebuah mobil berwarna putih diparkir di halaman depan rumah yang besar dan hanya memiliki satu lantai saja. Seorang laki-laki yang mengenakan kemeja putih dimasukkan dalam celana baru saja keluar dari mobil yang dikendarainya. Di tangan, dia membawa sebuah keranjang berisi buah-buahan segar yang dibeli sebelum ke sini. Langkah kakinya menuju ke arah pintu rumah yang saat ini tertutup rapat. Dari luar, rumah itu seperti tidak berpenghuni. Lelaki itu berhenti di depan daun pintu. Satu tangannya kemudian menekan bel yang sejajar dengan gagang pintu. Bel berdering tiga kali yang bisa didengar dari dalam rumah. Dia hanya menunggu pemilik rumah yang membukakan pintu untuknya. Dia sangat yakin kalau pemilik rumah pasti ada di naungannya. Tidak lama kemudian, gagang pintu bergerak. Pintu terbuka setengahnya, kemudian muncul seorang laki-laki hidung mancung yang kelihatan dari balik pintu. Rupa wajahnya hampir seiras dengan lelaki yang mengenakan kemeja putih tersebut. Jika d
Baca selengkapnya
6. Rencana lain? Nope!
Menempuh seribu langkah dengan berlari dan membawa perasaan yang tidak tenang, Jingga menyusuri bahu jalan sambil sesekali memutar arah kepala ke belakang. Dia sedang panik dan butuh diselamatkan seseorang yang berbaik hati menawarkannya bantuan. Napasnya juga tersengal-sengal karena harus menggunakan energinya lebih sering.Sepertinya ide untuk meminta bantuan akan terasa sia-sia saja jika dilakukan. Suasana di kota sekarang amat sepi dan mencekam. Tidak ada orang, tidak ada kendaraan darat, bahkan tidak ada toko yang buka. Kota ini tampak seperti kota mati yang tidak dihuni warganya karena pindah ke daerah lain.Alasan gadis itu berlari seperti dikejar anjing adalah karena sosok yang sedang mengejarnya di belakang. Ketika pandangannya berputar lagi ke arah belakang, sosok bertudung hitam dari atas kepala hingga ujung kaki mengejarnya. Tanpa mengenal kata ampun pula padahal gadis itu sudah merasa lelah. Dia tadinya ingin berhenti dan menyerahkan diri, namun kala melih
Baca selengkapnya
7. Benar-benar pertemuan
Pemandangan yang gelap gulita beberapa saat sebelumnya perlahan semakin terang, hingga menyilaukan mata. Bersamaan dengan itu, terdengar suara langkah kaki yang disertai suara pijakan ranting kayu. Suara itu muncul bersamaan hingga kesadaran seseorang terpanggil kembali.Jingga membuka dua mata dan menyesuaikan diri dengan cahaya. Dia yang mencoba mengumpulkan kesadarannya baru saja menyadari kalau kepalanya tadi bersandar di bahu seseorang. Melihat ke arah samping, dia mendapati Jeslyn yang saat itu sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya.Masih membawa rasa penasaran, Jingga memutar kepala ke belakang. Bukan hanya dirinya saja, tapi dia bersama enam orang yang terjebak di lapangan terbuka bahkan tidak tahu keberadaannya. Ada Irene, Rama, Devin, Alden dan seorang gadis dengan baju lengan panjang. Persis di dalam mimpi.Di lapangan ini dibatasi beragam pohon bercabang seperti hutan. Mereka yang tidak mengenal satu sama lain sudah jelas kebingungan. Mereka jug
Baca selengkapnya
8. Teman masa kecil
Menyusul Jingga yang masih membawa kantung kertas di belakang, Alden yang menjelang sore itu berada di kawasan Perumahan Nusantara. Setelah pertemuan tidak biasa yang terjadi di lapangan terbuka beberapa saat sebelumnya, lelaki yang bahunya sama tinggi dengan puncak kepala Jingga menawarkan diri untuk pulang bersama. Ketika ditanya, alasannya adalah dia ingin mengunjungi rumah sang puan dan bertemu orang tuanya.Alasan lain yang lebih masuk akal sebenarnya adalah dia ingin melihat-lihat keadaan perumahan itu sekarang. Sekaligus bernostalgia dan mengingat kenangannya yang pernah tinggal di sini waktu kecil. Dia lahir dan dibesarkan bersama lingkungan sekitar dan warga Perumahan Nusantara. Oleh karena itu, dia bisa berteman akrab dengan Jingga sampai masuk SMP.Seperti sekarang saat membuntuti sang puan di belakang. Dia sedang mengedarkan pandangan ke arah sekitar. Selama pengamatan, dia sadar kalau kondisi perumahan ini sudah jauh berbeda dibandingkan keadaan beberapa t
Baca selengkapnya
9. Sepertinya karena dia
Saat jarum pendek jam dinding menunjuk ke angka empat dan jarum panjang naik sedikit dari angka sembilan, Devin baru saja keluar dari kamar kecil di dalam ruang tidurnya. Dia yang sendirian sedang melangkahkan kaki menuju cermin yang berada di sebelah lemari. Melalui pantulan cermin, dia melihat bayangan dirinya yang kini dengan sorot mata cerah dan bibir yang tidak kering. Mirip seperti bunga yang baru mekar.Dia saat ini tinggal sendirian di dalam rumah. Kevin yang biasa menemaninya saat sang kepala keluarga di luar kota tidak terlihat untuk sementara waktu. Dia juga baru saja mendapat kabar kalau besok ayahnya pulang, dan besok juga Kevin harus pulang ke Bekasi.Dia yang sedang bercermin sekarang menatap bayangan dirinya dengan wajah bingung. Ada yang berbeda dan itu membingungkan pikiran yang mungkin butuh waktu lama untuk bisa mencerna segala kejadian. Dia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi, makanya saat keluar dari kamar mandi tadi dia butuh jawaban pasti.
Baca selengkapnya
10. Dia misterius
Pulang dari halte bus, Jingga sedang dalam perjalanan pulang menuju rumahnya yang terletak di komplekas perumahan persis di pusat kota. Bagi warga Jakarta, mencari tempat tinggal dengan harga yang terjangkau bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Semuanya bisa ditemukan dengan mudah, dibantu pula dengan internet yang semakin canggih. Di perumahan itu sendiri, hampir semua kepala menitipkan anggota keluarga. Bulan depan pula mereka akan kedatangan tetangga baru.Setelah mengantarkan Alden ke pemberhentian bus, dia langsung pulang ke rumah tanpa memikirkan tujuan lain. Di dalam kepala, dia sudah membayangkan apa yang akan dilakukan. Hal yang paling utama adalah mandi dan membersihkan diri setelah berada di luar rumah hampir seharian. Dia juga sudah memikirkan kalau dia akan tidur sebentar setelah mandi. Membayangkan rencana indah itu membuat jantungnya berdebar dan tidak sabar menanti.Dia yang sudah masuk ke halaman depan rumah mengulurkan tangan ke arah gagang pintu yan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status