Share

Istana Mahendra

Pukul 19.30 malam.

Hendar memarkirkan mobil di halaman luas rumah keluarga Mahendra. Akan tetapi di jok belakang, wajah Wulan masih saja masam--karena Rion yang sewaktu di salon tadi, memaksanya untuk mengganti gaun yang sudah ia pakai. Padahal, sebenarnya Wulan suka ketika melihat penampilannya dengan gaun hitam itu. Dan kini, sebagai ganti si gaun hitam, Wulan sudah berpadu apik dengan setelan celana jeans putih dan atasan blouse biru berlengan panjang yang ia kenakan. Sudah tentu, itu juga adalah pakaian yang Rion pilihkan.

"Tersenyum, Wulan. Kita sudah sampai. Kamu mau menunjukkan wajah masam seperti itu di depan orang tua saya?" celetuk Rion yang tengah tersenyum--menoleh pada Wulan.

Gusar, Wulan mendengus pelan. Terlihat kentara gurat keterpaksaan di wajah gadis manis itu.

"Bapak mau saya tersenyum, tapi tidak membiarkan saya memakai apa yang ingin saya pakai. Egois!" sungut Wulan menatap Rion

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status