Hai teman-teman, season 1 sudah mau habis ya, nanti dilanjutkan season 2 kisah anaknya Reina dan Rusdy. terima kasih sudah membaca cerita ini. Mohon maaf bila ada salah-salah kata atau kurang berkenan di hati pembaca 🙏
Tahun berganti tahun, Anita dan Fandy tumbuh jadi anak-anak yang cantik dan juga tampan. Aku membesarkannya sendirian, menjadi ayah tunggal bagi mereka. Dan hanya dibantu oleh asisten rumah tangga. Sesuai janjiku pada mendiang istriku, aku tidak menikah lagi. Cukup Reina saja, wanita terakhir dalam hidupku. Aku cukup bangga, melihat prestasi Anita, dia sangat pandai dalam hal akademik."Ayah, aku ranking satu lagi, yeaaayy!" seru gadis kecilku sumringah."Wah hebat anak ayah, Anita mau hadiah apa, Sayang?" tanyaku berusaha memberikan apresiasi. Anita menggeleng. "Antar Nita ke makam bunda, Yah!" tukasnya.Aku tertegun sejenak. Selalu saja begitu, putriku tak pernah mau diberikan hadiah ataupun sejenisnya. Dia hanya mau berkunjung ke makam ibundanya. Saat-saat seperti inilah yang membuat hatiku terenyuh. Anak sekecil mereka pasti sangat membutuhkan sosok ibunda. "Iya sayang, sore nanti kita ke makam bunda ya!" jawabku sembari menahan butiran embun di sudut mata. Akupun begitu, hat
Season 2 Part 1POV Anita"Permisi mbak," sapanya ketika aku sedang menyapu halaman.Aku menoleh, wanita itu sudah berdiri sambil membawa sebuah piring berisikan makanan. Pisang goreng lebih tepatnya."Ya? Ada apa mbak Viona?" tanyaku seramah mungkin padanya. Dia tetangga baruku, baru kemarin pindahan. Rumahnya tepat bersebelahan dengan rumahku."Ini ada makanan buat Mas Bagus," jawab wanita itu sambil senyam-senyum tak jelas. Sedangkan pandangannya menelisik ke dalam mencari sosok suamiku yang baru pulang dari kantor."Hah?" aku melongo mendengar ucapannya. Sejak kapan dia tahu tentang suamiku? Kapan mereka berkenalan bahkan Mas Bagus baru saja pulang dari luar kota karena ada pekerjaan disana."Mbak kenal suami saya?" tanyaku dengan pandangan menyelidik.Wanita itu tampak salah tingkah, ia terlihat begitu gugup. "Oh anu, itu ...""Ada apa, Dek?" orang yang sedari tadi dibicarakan muncul. Ia hanya meng
Season 2 Part 2"Habis cari angin atau mampir ke tetangga sebelah?"Mas Bagus tampak salah tingkah, sesekali ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hah, dasar pecundang."Anu ... Dek, maaf tadi mas dengar suara teriakan dari sebelah, makanya mas ke rumahnya Viona. Ada ular masuk dek, makanya mas bantu buang ular itu," jelasnya. Seumur-umur aku tinggal di sini, tak pernah ada ular masuk dalam rumah, dia baru kemarin tapi sudah ..."Iya, dan ular itu sekarang ada di hadapanku!" protesku dengan ketus. Tentu saja aku tak percaya dengan perkataan Mas Bagus yang terkesan berkilah. Dasar laki-laki buaya eh ular maksudku."Ish, kamu ngomong apaan sih dek, sudah yuk tidur," ajak Mas Bagus. Dia berlalu melewatiku dan masuk ke dalam kamar tanpa rasa bersalah.Sekejap saja Mas Bagus sudah mendengkur, sepertinya sangat lelah. Justru sekarang aku yang tak bisa tidur. Memikirkan hal yang tak bisa kumengerti. Baru juga dua hari wanita itu menjadi tetanggaku, tapi keha
Season 2 Part 3Ddrttt ... Ddrttt ...Tiba-tiba ponselku bergetar, otomatis langsung menghentikan obrolan kami. Kulihat nama Fandy yang tertera dilayar benda pipihku."Maaf mbak, saya permisi pulang dulu," pamitku. Viona tampak mengangguk dan bernafas lega. Gegas aku masuk ke dalam rumah dan menerima panggilan telepon itu.[Hallo mbak, assalamu'alaikum][Waalaikum salam, ada apa Fandy?][Ayah sakit, badannya ngedrop lagi. Kalau bisa mbak segera kesini][Oh iya, mbak akan segera datang]Kututup panggilan telepon itu lalu segera pulang ke rumah ayah menaiki taksi online. Jarak rumahku dengan rumah ayah hanya satu jam perjalanan. Sebelumnya aku sudah berpamitan pada Mas Bagus melalui chat wa kalau ingin menjenguk ayah.***Sampai di rumah ayahKulihat ayah sedang terbaring lemah tak berdaya diatas tempat tidurnya."Bagaimana kondisi ayah, Fan?" tanyaku pada adik laki-la
Season 2 Part 4Serasa jantungku berhenti berdetak, ucapan macam apa itu? Dia bilang dialah istri pertama? Tidak, tidak, aku pasti salah mendengarnya. Rasanya tidak mungkin Mas Bagus membohongiku dari awal. Ini pasti hanya mimpi kan?"Tenang dulu ya sayang, Mas akan cari waktu yang tepat untuk mengatakan ini pada Anita. Agar kalian bisa hidup berdampingan dengan baik. Kamu bisa sabar sedikit lagi, kan?" Suara Mas Bagus makin menghujam jantungku.Dengarlah! Bahkan Mas Bagus memanggil sayang pada Viona."Aku lelah mas, berpura-pura terus. Aku juga merasa tersakiti, melihatmu bersamanya. Aku punya suami tapi harus berbagi dengan wanita lain. Terus, apakah kamu yakin Anita bisa menerima kenyataan ini?" "Iya sayang, maafin mas ya. Yang terpenting di hati mas kamulah yang nomor satu, dan juga anak kita."Deg! Hatiku seperti ditusuk-tusuk sembilu, Mas Bagus mencintai Viona? Lalu dia menganggap hubungannya denganku seperti apa?
Season 2Part 5"Jadi maksud dokter, istri saya hamil?""Apaaa? Ha-ha-mil?" pekikku tak percaya. Rasanya ingin merutuki diri Kenapa di saat seperti ini justru tumbuh benih di rahimku. "Iya, selamat ya pak, bu. Ingat pesan saya, Bu Anita harus banyak istirahat. Saya sudah meresepkan obat dan vitamin untuk Bu Anita, Pak Bagus bisa menebusnya di apotik terdekat.""Baik, Bu. Terima kasih banyak."Mas Bagus mengantar Bu Dokter sampai di halaman depan. Dokter itu adalah dokter keluarga kami, Rania namanya. Sepeninggal dokter Rania, Mas Bagus kembali menghampiriku. Dia mengecup keningku dengan lembut. "Terima kasih ya sayang. Jaga anak ini dengan baik, kamu harus banyak istirahat," ujar Mas Bagus tersenyum, justru membuatku kelu. Aku gak boleh lemah di hadapan Mas Bagus. Ya, aku harus sembuh, aku harus kuat. Bila takdirku harus seperti ini. Oke. Nak, kita berjuang bersama-sama. Demi kamu, ibu akan jadi kuat.
Season 2 Part 6POV BagusKepalaku benar-benar pusing mendengar permintaan kedua istriku. Yang satu minta dibuatkan rumah mewah sedangkan yang satu lagi minta dimodali untuk buka butik. Duh, mana duluan yang harus kuprioritaskan? Padahal bulan-bulan kemarin uangku udah habis-habisan buat beli berlian dan rumah untuk Viona.Aku menghela nafas dalam-dalam. Kepalaku terasa pening dan berdenyut. Akupun tak habis pikir, tak biasanya Anita meminta sesuatu padaku. Dia wanita yang nrimo, berapapun yang kuberikan, dia tak pernah mengeluh. Walaupun Nita putri orang kaya, tapi gaya hidupnya benar-benar sederhana. Ia tak pernah neko-neko. Cukuplah ia berdiam diri di rumah, karena tak punya pekerjaan lain selain mengurus rumah tangga. Tapi kini, kenapa ia tiba-tiba ... Ah, sudahlah.Mungkin yang dikatakan Anita benar. Dia bosan di rumah. Sekali-kali bolehlah aku menyenangkan hatinya. Apalagi sekarang dia sedang mengandung anakku. "Assalamualaikum mas," salam s
Season 2 Part 7"Bapak tidak apa-apa?" tanyaku pada bapak-bapak itu.Ia bangkit membenarkan badannya sembari berterima kasih kepada warga."Ini tas bapak?" tanyaku mengambilkan tas yang tadi hampir saja direbut oleh perampok. Tas itu terjatuh diatas rerumputan, tak jauh dari mobilnya."Iya terima kasih ya, Nak," sahutnya sembari tersenyum. "Entahlah, apa jadinya kalau gak ada kamu. Tas ini berisi uang gaji untuk para karyawan, biasanya ada yang mengawal saya, tapi kebetulan pas sendiri malah pas apesnya juga," jelasnya."Iya sama-sama, pak. Kalau gitu saya permisi, Pak," timpalku. Aku berbalik, namun bapak itu mencegah langkahku."Ini buat kamu, Nak," ujarnya sembari menyodorkan beberapa uang seratus ribuan."Tidak usah, pak. Saya ikhlas membantu."Ia tampak sungkan dengan jawabanku. Kruyuuuuk ... Tiba-tiba perutku berbunyi, ya terang saja, karena sedari pagi aku belum makan apapun.