Share

Bab 15

Author: Farren Rosta
Mendengar komentar yang dipenuhi dengan kebencian dari orang-orang di sekitarnya, Elvina hanya mengatupkan bibirnya, lalu berjalan ke meja untuk mengambil segelas sampanye. Dia tahu bahwa semua yang terjadi di hotel ini adalah bagian dari rencana Dexton, termasuk seberapa cepatnya berita tentang dirinya tersebar di internet yang sudah pasti merupakan ulah Dexton di belakang.

Sekarang, mungkin seluruh ibu kota sudah mendengar "cerita hebat" tentang dirinya.

Elvina tahu bahwa tidak ada gunanya membela diri. Sebanyak apa pun dia mencoba untuk menjelaskan, tetap saja tidak akan ada yang percaya padanya. Lebih baik dia bersikap seolah-olah tidak mendengar apa pun.

Elvina menyesap sampanye dan mengamati sekeliling ruangan. Gala malam ini sangat megah dan hampir semua orang penting di dunia bisnis ibu kota telah hadir. Elvina merasa agak lega. Jika pria itu membutuhkannya untuk acara ini, itu berarti Elvina masih memiliki nilai bagi pria itu. Artinya, dia punya kesempatan untuk bernegosiasi.

Namun, dia tidak tahu apa sebenarnya yang diinginkan pria itu darinya ....

Sejak memasuki ruangan, Elvina terus berdiri di sudut ruangan agar tidak menarik perhatian. Namun, para pria terus mendekatinya dan memandangnya dengan mesum. Bahkan, beberapa dari pria itu menawarkan uang untuk menjadikannya simpanan secara terang-terangan.

Para wanita jadi semakin benci melihat Elvina. Salah satu sosialita yang tampaknya tidak bisa menahan diri lagi, mengangkat segelas anggur merah dan sengaja menyiramkannya ke wajah Elvina. "Kamu ini benar-benar menjijikkan. Pergi sana!"

Anggur merah yang dingin itu masuk ke mata Elvina sehingga membuatnya menutup mata sejenak untuk menahan rasa perih. Sebagai putri Keluarga Kusuma, dia selalu dihormati dan dipuja oleh orang-orang di sekitarnya sejak kecil. Ini adalah pertama kalinya dia dipermalukan seperti ini di depan umum.

Kini dia tidak punya keluarga dan bukan lagi seorang nona, juga tidak ada lagi yang akan melindunginya ....

Elvina hanya menatap wanita itu sekilas tanpa berusaha membalas. Dengan tenang, dia berbalik untuk mengambil tisu dari meja terdekat. Saat itulah, tanpa sengaja dia melihat Dexton berjalan mendekat dengan Yessi di sampingnya.

Dexton yang mengenakan setelan hitam, tampak tegap dan penuh wibawa. Wajahnya tersenyum ramah dan tampak sopan, tetapi sebenarnya semua itu hanyalah penyamarannya bagai serigala berbulu domba.

"Bu Karen." Yessi sudah sering menghadiri acara gala seperti ini, sehingga dia bisa mengenali Karen langsung dan menyapanya. "Anting-anting mutiaramu ini cantik sekali."

Melihat ekspresi Karen yang buruk, Yessi bertanya lagi, "Ada apa, Bu Karen?"

"Ketemu sama orang yang bawa sial!" Karen melirik sekilas Elvina yang disiram anggur merah olehnya. "Dia sudah buat nama Keluarga Kusuma tercoreng habis-habisan. Aku heran gimana caranya dia bisa masuk ke sini!"

Mengikuti arah pandangannya, Yessi melihat seorang wanita yang rambutnya dibasahi oleh anggur merah. Jelas sekali, orang itu adalah Elvina!

Begitu teringat kembali dengan kejadian saat Elvina menamparnya di mal. Pipi Yessi seakan-akan kembali terasa perih. Kemudian, dia menatap Elvina dengan penuh kebencian.

Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya ... gaun yang dikenakan Elvina terlihat seperti gaun mewah. Dengan iri, Yessi berjalan mendekat dan memandang Elvina dari atas ke bawah.

"Kalau aku nggak salah, gaun ini dari koleksi runway HMS, 'kan? Bahkan selebriti saja susah mendapatkannya. Gimana kamu bisa membelinya?" Yessi sengaja mengeraskan suaranya untuk menarik perhatian lebih banyak orang. "Walaupun mengendarai mobil mewah, pacarmu yang cuma sopir itu pasti nggak sanggup membelikannya untukmu, 'kan?"

Begitu Yessi berbicara, tatapan merendahkan dari para wanita di sekitarnya jadi semakin tajam.

Karen menambahkan dengan nada mengejek, "Pasti dibeliin sama pria lain! Kelihatannya, dia sudah berusaha keras demi bisa hadir di gala ini."

"Percuma saja dulu dia ini putri Keluarga Kusuma, bikin malu saja!"

"Kasihan sekali Pak Dexton. Awalnya kukira istrinya orang baik, tapi ternyata wanita begini!"

Elvina tidak menanggapi komentar mereka. Dia hanya mengambil tisu untuk membersihkan wajah dan noda anggur di bajunya. Ketika baru saja hendak pergi, muncul sebuah sosok berperawakan tinggi yang tiba-tiba menghalangi jalannya.

Dexton bertanya dengan nada dingin. "Ini acara gala eksklusif, kenapa kamu bisa masuk?"

"Itu bukan urusanmu," jawab Elvina dengan ketus.

Penampilan Elvina dengan rambut setengah basah yang menempel di bahunya, membuatnya terlihat lemah. Dia tidak lagi terlihat mencolok dan anggun seperti dulu. Di satu sisi, Dexton merasa puas melihatnya dalam kondisi seperti ini. Namun di sisi lain, sebuah perasaan yang aneh muncul dalam dirinya.

Saat Dexton mencengkeram pergelangan tangan Elvina dengan kuat, Elvina merasa kesakitan. Dia memelototi Dexton dan berkata dengan marah, "Dexton, ini adalah acara gala dan kita sudah nggak ada hubungan apa pun lagi. Kamu mau menyakitiku di depan semua orang?"

"Aku nggak mau ada tamu nggak diundang yang masuk ke gala ini." Dexton memanggil pelayan, seolah-olah ingin menyuruh mereka untuk mengusir Elvina.

Yessi yang berdiri di sampingnya langsung memanggilnya, "Dexton ...."

Hanya dengan sebuah ekspresi sedih dari Yessi, Dexton langsung memahami situasinya. Dia kembali mempererat cengkeramannya dan berkata, "Tadi Yessi bilang dia ketemu kamu di mal pagi ini dan kamu malah memukulnya. Kamu sudah nampar dia, jadi minta maaflah sekarang. Kalau nggak, aku akan suruh dia balas tamparanmu."

Elvina merasakan tatapan penasaran dari orang-orang di sekitar mereka. Tubuhnya sedikit bergetar dan wajahnya yang terlihat pucat di bawah cahaya lampu semakin memperlihatkan betapa lemahnya dirinya.

Setahun yang lalu di aula yang sama ini, dia menikahi Dexton dengan penuh kebahagiaan. Namun, setahun kemudian di tempat yang sama, dia dipermalukan oleh Dexton dan selingkuhannya di depan banyak orang.

"Dia yang duluan menghina orang tuaku. Kenapa aku harus minta maaf?" Elvina menggigit ujung lidahnya untuk mempertahankan kesadarannya, lalu tertawa dingin. "Memang wanita jalang sama pria bajingan itu cocok jadi pasangan ...."

Tatapan Dexton tiba-tiba menjadi muram. Tanpa berpikir panjang, dia menampar wajah Elvina dengan keras. Elvina tidak sempat melindungi wajahnya dan tamparan itu membuatnya terhuyung mundur beberapa langkah. Saat dia hampir terjatuh, sebuah tangan terulur untuk menopang pinggangnya.

Suara pria yang dingin terdengar di atas kepalanya, "Pak Dexton, apa yang Anda lakukan pada pasanganku?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Suzana Asri
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Titi Amanah
gasskennnn
goodnovel comment avatar
Diana Khalidah
sangat menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 345

    Raiden melihat bekas ciuman di bahu Elvina, lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku gendong kamu ke kamar mandi ya?""Aku bisa pergi sendiri nanti," kata Elvina sambil mendengus setelah melihat dia tidak bertingkah macam-macam lagi. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dari nakas dan menyerahkannya kepada Raiden.Raiden melihat amplop itu dan merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia memandang Elvina. Elvina lantas menggaruk dagu Raiden sambil tersenyum tipis. "Nggak mau lihat?""Nggak mau," jawab Raiden dengan suara parau, sementara jakunnya bergerak naik turun."Buka saja. Bagaimanapun, kita ini suami istri. Kamu harus lihat isi dokumen itu." Elvina menatap Raiden. "Atau biar aku yang membukanya?"Sambil berbicara, Elvina mulai membuka benang yang mengikat amplop itu. Raiden mengambil amplop itu dan berkata dengan suara berat, "Biar aku saja yang buka."Bagi Raiden, dokumen ini seperti bom waktu, tetapi dia hanya bisa menghadapinya. Dia lantas membuka benang itu dengan perlahan.Raiden mema

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 344

    "Kak Raiden, kamu ngapain?" Elvina mendekat. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa meja dapur di sebelah Raiden berantakan dan penuh dengan tepung. Di sisi lain, ada kotak berisi pangsit dengan bentuk yang cukup aneh."Buat pangsit," jawab Raiden. Menyadari tatapan Elvina tertuju pada meja dapur yang berantakan, dia terlihat agak canggung. "Awalnya aku beli kulit pangsit, tapi rasanya agak tebal dan kurang enak. Jadi, aku cari tutorial untuk buat kulit pangsit sendiri."Ketika Raiden memiringkan tubuhnya, Elvina baru menyadari lengan dan pakaiannya penuh noda tepung, membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga.Elvina melirik ke panci kecil. Pangsit yang terlihat gemuk tampak mendidih dan menyebarkan aroma harum yang samar. Dia tertegun sesaat sebelum berujar, "Aku pikir kamu bakal pesan pangsit udang dari restoran. Ternyata kamu mau buat sendiri."Raiden mengangguk. "Buat isiannya mudah, tutorialnya ada takaran yang jelas. Tapi, buat kulitnya yang agak repot. Aku juga masak daging."

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 343

    Ini adalah satu-satunya solusi yang diberikan Elvina. Dicky tahu jika dia tidak menyetujuinya, perusahaannya tidak akan bertahan lama. Dicky mencoba bernegosiasi dengan Elvina, "Gimana kalau 10%?"Elvina hanya tersenyum, lalu berjalan melewati Dicky dan membuka pintu kaca. Kemudian, dia memanggil Sisca dan menginstruksi, "Antar Pak Dicky dan Bu Karen keluar.""Baik." Sisca memberi isyarat tangan mempersilakan. "Silakan, Pak Dicky, Bu Karen. Aku akan mengantar kalian keluar."Saat melihat sikap tegas Elvina, Dicky hanya bisa diam-diam menggertakkan giginya. Dia merasa Elvina ini sama keras dan tegas seperti Raiden."Dua puluh persen." Demi menyelamatkan perusahaannya, Dicky terpaksa mengalah. Kemudian, dia menelepon sekretarisnya, memintanya memberi tahu pemegang saham lain dan segera menyiapkan kontrak untuk diantar kemari.Sementara itu, Elvina melambaikan tangannya kepada Sisca. Kemudian, dia menelepon Raiden."Ada apa?""Telepon para direktur dan minta mereka untuk jangan memutuskan

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 342

    Mendengar ucapannya, tangan Karen yang bertumpu di lantai mulai bergetar hebat.Pagi ini, video Elvina dan Raiden keluar dari rumah sakit dan dikelilingi oleh para wartawan sudah beredar. Karen juga melihatnya. Dari video itu, dia bisa merasakan betapa Raiden sangat memanjakan Elvina.Belum lagi, ketegasan Raiden yang terkenal di industri. Dia adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jika harus memohon kepada Raiden, tidak akan ada ruang untuk negosiasi sama sekali!Di saat suasana tegang, pintu kaca ruang pertemuan terbuka. Sisca membawa masuk seorang pria paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas."Bu Elvina, Pak Dicky sudah tiba," kata Sisca.Dicky masuk ke ruang pertemuan. Melihat bahwa hanya ada Elvina dan Karen yang berlutut di lantai, dia tampak agak lega.Dia melangkah cepat dan langsung menampar wajah Karen dengan keras. "Lihat apa yang kamu lakukan! Sekretaris Bu Elvina cuma memintamu merekam video permintaan maaf saja masalah ini sudah selesai. Tapi kamu malah ngomon

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 341

    Elvina mengusap alisnya dan berkata dengan tak berdaya, "Cuma masalah kecil, nggak usah sampai mutusin jalan rezeki seseorang." Dia tidak menyangka Raiden akan bertindak sekeras itu."Karen membuat video permintaan maaf, tapi malah balik menjelekkanmu dan memprovokasi netizen untuk mencacimu. Itu bukan masalah kecil lagi," Sisca mendengus dingin. "Dia pantas menerimanya!""Oh ya, Karen datang ke Grup Polaris. Apa kamu mau menemuinya?""Mau," jawab Elvina sambil meletakkan dokumen yang sudah ditandatangani ke samping. Matanya berkilat sejenak. "Bawa dia ke ruang rapat, aku akan ke sana nanti."Sisca mengangguk, lalu pergi.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elvina akhirnya menuju ruang pertemuan.Di sana, Karen sedang mondar-mandir dengan gelisah. Ketika melihat Elvina masuk, dia segera berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. "Bu Elvina, aku bersalah.""Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal itu waktu Pak Owen memintaku merekam video permintaan maaf. Mohon maafkan aku."Saat ini,

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 340

    "Bukan," sahut Raiden tanpa berkedip. Suaranya terdengar rendah. "Beberapa hari lalu saat aku ke Kota Baria untuk mencarimu, mungkin ada yang melihatku. Kemudian, kemarin aku juga pergi ke acara lelang amal. Aku pakai kacamata hitam, tapi para bos itu masih mengenaliku dan datang menyapaku."Elvina merasa ucapan Raiden masuk akal. Banyak eksekutif perusahaan yang hadir di acara lelang amal semalam dan mereka memang mengenal Raiden. Ketika mereka pergi, masih ada reporter di luar hotel.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Raiden mungkin tidak akan siuman lagi. Orang-orang yang sekarang melihatnya hidup pasti tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu orang lain.Elvina mengantar Raiden kembali ke Riverview, mengendarai mobil hingga ke basemen apartemen.Ketika Raiden keluar dari mobil, dia berbalik untuk bertanya, "Gimana kalau makan pangsit udang malam nanti?”Elvina mengangguk, lalu berkemudi ke perusahaan. Setibanya di perusahaan, begitu Elvina duduk, Sisca masuk dengan membawakan sec

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status