Home / Urban / Cinta Di Ujung Botol / Dewa Kegalapan Turun Ke Bumi

Share

Dewa Kegalapan Turun Ke Bumi

Author: Grafz23
last update Last Updated: 2025-05-18 12:00:16

Langit Karnosa menghitam. Bukan karena malam, tapi karena asap, debu, dan ketakutan.

Kendaraan mewah berlogo tengkorak perak dengan garis merah tua—simbol Dewan Kematian—berhenti perlahan di tengah medan perang. Semua suara senyap. Seolah dunia memegang napasnya.

Rio menghentikan langkah. Tangannya masih memegang senjata, tapi dadanya mengeras—karena dia tahu, mereka bukan sekadar pengadil. Mereka adalah vonis.

Dari balik pintu mobil, muncul Amon Leclair, berdiri seperti raja tua yang baru saja turun dari singgasana neraka. Di belakangnya, satu per satu anggota Dewan Kematian turun seperti bayangan tak diundang dari masa lalu semua orang.

“Sial, mereka datang ke sini...” bisik Sera tep

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Botol   Penentuan Di Inferno

    "Alvin… akhirnya kau muncul dari kuburan yang kau gali sendiri," ucap Lucifer dengan tawa rendah, nada suaranya sinis dan mencibir. "Jadi, akan kita antarkan mereka ke altar pernikahan... atau langsung ke peti mati?" Tatapannya mengarah tajam pada Kayla."Tentu saja aku berharap ke altar, Tuan Investor," jawab Alvin, membungkuk sopan tapi berbahaya. "Aku hanya perlu menguji putriku... agar layak mendampingi putramu."Lucifer tertawa kecil, suara yang membuat udara seolah ikut menegang. "Bagus. Tampaknya ini akan jadi reuni keluarga... dan juga pertunangan berdarah."Amon menoleh, wajahnya tegang. Ia memberi aba-aba halus pada anggota Dewan Kematian lainnya. "Kita pergi. Ini bukan lagi medan kita." Mereka mundur, bukan karena kalah visi, tapi kalah jumlah.

  • Cinta Di Ujung Botol   Dewa Kegalapan Turun Ke Bumi

    Langit Karnosa menghitam. Bukan karena malam, tapi karena asap, debu, dan ketakutan.Kendaraan mewah berlogo tengkorak perak dengan garis merah tua—simbol Dewan Kematian—berhenti perlahan di tengah medan perang. Semua suara senyap. Seolah dunia memegang napasnya.Rio menghentikan langkah. Tangannya masih memegang senjata, tapi dadanya mengeras—karena dia tahu, mereka bukan sekadar pengadil. Mereka adalah vonis.Dari balik pintu mobil, muncul Amon Leclair, berdiri seperti raja tua yang baru saja turun dari singgasana neraka. Di belakangnya, satu per satu anggota Dewan Kematian turun seperti bayangan tak diundang dari masa lalu semua orang.“Sial, mereka datang ke sini...” bisik Sera tep

  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Brutal

    Semua anak buah fraksi langsung membentuk pagar hidup, senjata mereka teracung tajam ke arah lift yang angkanya terus bergerak naik.DING!Pintu terbuka—kosong.Sesaat kemudian, sebilah pisau melayang dan menancap tepat di kepala salah satu penjaga yang berdiri paling depan. Ia tumbang seketika.Refleks, semua langsung menghujani lift kosong itu dengan peluru. Dentuman senjata memenuhi ruangan, asap mesiu mengepul, membutakan pandangan."BERHENTI!" teriak Rio, suaranya membelah kekacauan.Ia memberi isyarat agar barisan menyebar ke kanan dan kiri. “Tak ada akses lain ke sini selain lift,” gumamnya tajam. Rio menunjuk salah

  • Cinta Di Ujung Botol   Legatum Ignis

    Rio kembali ke Lorentz Base dengan tatapan kosong. Langkahnya kaku, seperti tubuh yang bergerak tanpa jiwa. Di dalam dirinya—dua sosok sedang saling mencabik.Satu ingin membakar seluruh dunia mafia dan berdiri sebagai dewa.Satunya lagi... masih ingin memimpin dengan arah. Dengan tujuan.“Sayang, kau baik-baik saja?” tanya Kayla, suaranya pelan tapi penuh kekhawatiran.Ia memperhatikan perubahan dalam diri pria yang dicintainya. Dingin. Jauh. Seperti bayangan dari lelaki yang dulu ia kenal.Rio tak menjawab. Hanya mengatupkan bibir rapat-rapat, menahan badai yang terus mengamuk di dalam pikirannya.Rekaman itu.

  • Cinta Di Ujung Botol   Darah Monster

    Rio hanya bisa menunggu—waktu itu semakin dekat. Waktu ketika ia akan menatap wajah pria yang selama ini hanya hidup dalam bisikan nama: ayah kandungnya. Ia menggenggam erat flash disk pemberian Alinda, lalu menyelipkannya di tempat paling tersembunyi yang ia punya.Bukan karena takut—tapi karena belum siap menghadapi kebenaran.Malam itu, langit Karnosa memerah seperti luka lama yang terbuka kembali. Viktor, Kayla, dan beberapa orang kepercayaan Rio melangkah diam-diam menuju lokasi rahasia: Dewan Tertinggi Mafia—pusat keputusan paling berbahaya di kota itu.Bangunan tua bergaya neo-klasik berdiri megah di tengah distrik tersembunyi, terlindung pagar baja dan ribuan kamera tersembunyi. Di dalamnya, para

  • Cinta Di Ujung Botol   Jati Diri Rio

    Malam di Lorentz Base diselimuti kabut tipis. Bau mesiu masih menggantung di udara, bercampur aroma besi dingin dari sisa perang antar faksi mafia yang belum sepenuhnya reda. Dari balkon lantai atas, Rio berdiri seorang diri, memandangi flash disk pemberian Alinda yang menggenggam keras di tangannya.Langkah lembut terdengar dari belakang."Apa kau sudah siap untuk esok hari, sayang?" suara Kayla memecah sunyi. Ia berdiri di ambang pintu, lalu berjalan pelan menghampiri.Rio tak menoleh. Pandangannya tetap lurus ke depan. "Pikiranku semakin kacau, Kay." Ia mengangkat flash disk itu ke arah cahaya bulan. "Mungkin bukan hanya kehilangan Damien yang menghantamku... tapi juga telah kehilangan jati diriku sendiri."Kayla berdiri d

  • Cinta Di Ujung Botol   Wajah Di Balik Sang Investor

    Lorentz base tak lagi sibuk malam ini.Hanya satu lampu menyala di ruang briefing. Rio duduk sendirian, bersandar pada kursi tua yang dulu sering dipakai Damien—punggungnya tenggelam dalam bayang-bayang, dan di hadapannya, meja kayu penuh berkas, foto satelit, dan satu benda yang belum pernah ia sentuh sejak kemarin: rekaman suara terakhir Damien yang sengaja di berikan oleh Viktor.Jari-jarinya gemetar saat menekan tombol play. Suara Damien terdengar pelan, serak, dan... lebih manusiawi dari yang pernah Rio bayangkan.“Jika kau mendengar ini, berarti aku gagal menjaga punggungmu. Tapi Rio... kau bukan aku. Jangan jadi aku. Jadilah sesuatu yang lebih.”Rio tak menjawab. Ia hanya menund

  • Cinta Di Ujung Botol   Kehancuran Dunia Bawah

    Damien menarik napas berat, sedikit batuk darah, lalu menatap lurus ke mata Randu.“Rio... memilih jalannya sendiri.” ucap Damien mendesis, sejenak diam, lalu tersenyum sinis “Tapi aku hanya membuka gerbangnya.”Randu meninju meja. Map itu terjatuh, lembaran-lembaran bertebaran: blueprint pelabuhan, skema transfer logistik, foto tua Steven, dan dokumen pembiayaan ilegal.“Steven menggelontorkan uangnya ke proyekmu... dan kalian menggunakan nama Mirene sebagai topeng. Anak-anak jadi kurir, kontainer jadi peti mati. Berapa banyak darah yang kau simpan di balik proyek ‘pemulihan ekonomi’ itu, hah?” teriak Randu, otot-otot di lehernya menegang.Damien tertawa kecil, batuk darah lagi. “Lebih sedikit daripada darah yang ka

  • Cinta Di Ujung Botol   Rahasia Sang Investor

    "Halo Randu, rupanya Rio sudah mulai bergerak di Karnosa," ucap pria itu sebelum menutup teleponnya.Randu langsung memanggil seluruh anak buahnya ke Club Seven Eight, markas operasional utama. Wajahnya muram, nadanya tajam."Bangun komunikasi dengan semua aliansi. Siapkan rencana balasan."Ia melempar gelas ke dinding. "Aku ingin semua pengkhianat disingkirkan. Rio sudah terlalu jauh."Di tempat lain, Rio dan Leon tengah mempersiapkan serangan ketiga. Mereka berada di sebuah bangunan tua tak jauh dari Lorentz Base."Rio!" panggil Alinda dari ambang pintu. Jalannya tertatih, satu tangannya menekan perut.Leon mengangkat ali

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status