Share

Toko Kue

Author: Ciety Ameyzha
last update Last Updated: 2023-02-08 19:56:20

Aruna membuka toko kuenya yang berada di jantung kota. Di antara deretan ruko kecil yang ada dan hanya berlantai satu, Aruna berusaha untuk mencari nafkah sendiri.

Toko cemara, sebuah nama yang diambil untuk toko yang didirikan setelah sebulan bercerai dari Naufal. Merintis dari nol, sekali pun belum banyak yang mengetahui.

Aruna menyajikan beberapa ragam kue dan roti yang dibuatnya sendiri. Memang cukup melelahkan, berperan menjadi pembuat sekaligus kasir. Namun, semua ini dilakukan agar bisa tetap bertahan hidup.

"Bismillah." Aruna sudah memakai celemek. Bersiap bertempur dengan bahan kue hari ini. "Hari ini harus tetap semangat seperti biasa."

Aruna mulai melakukan aktivitas semana mestinya. Membuat kue menjadi salah satu hobi sejak lajang, tetapi tidak terlalu tersalurkan dengan baik setelah menikah. Mengingat Naufal tak suka makanan manis.

"Aku harus buat bolu gulung hari ini dan dipotong seperti kemarin." Aruna membuat adonan kue gulung rasa stroberi yang beberapa waktu lalu banyak yang membeli. Memang tidak langsung habis jika dijual dengan utuh, tetapi Aruna menjual dalam ukuran potongan kecil untuk satu kali makan. Setidaknya banyak yang ingin mencoba.

Tidak berapa lama dua orang wanita muda datang ke toko. Aruna bergegas melayani, menemani mereka untuk memilih kue.

"Suamiku itu suka sekali kue, tapi aku malas buat. Lebih baik beli, tidak repot dan bikin kukuku manisku ini ternodai," kata perempuan berambut panjang sebahu dengan tas bermerknya.

Aruna diam, mendengarkan saja.

"Padahal suami itu suka sama masakan istri, lho." Ibu satu lagi yang mengenakan tunik merah muda dengan celana legging hitam serta kacamata besar melirik temannya. "Nanti suamimu malah kecantol sama perempuan suka masak, lho, Jeng!"

Perempuan berambut panjang tertawa kencang, tetapi elegan. "Tenang aja, suamiku itu paling setia."

"Yakin, Jeng?"

"Jelas dong!"

Mereka terus berbincang-bincang sambil memperhatikan deretan kue yang ada di etalase, seolah tak menganggap kehadiran Aruna.

"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" Aruna menyela pembicaraan mereka agar tidak terlalu lama.

Kedua wanita itu masih saja memperhatikan setiap isi etalase, semuanya terlihat enak.

"Saya mau cupcake strawberry seperti kemarin. Apa ada?" tanya perempuan berambut panjang sebahu. Menatap lekat Aruna. "Kamu yang membuatnya bukan?"

Aruna merasakan tatapan sinis seolah memandang remeh dari salah satu pelanggannya itu. Akan tetapi, Aruna berusaha untuk tetap tenang.

"Ya, pasti buatan dia dong, Jeng!" Temannya yang menjawab. Tatapan perempuan ini lebih baik. "Suamimu suka sama cupcake?"

"Katanya enak, jadi aku harus beli lagi, Jeng." Perempuan berambut sebahu mengakui. Bahkan, kedatangannya saja ke sini karena keinginan sang suami. "Sebenarnya aku malas beli kue di toko kecil. Kadang mereka tidak terlalu memperhatikan kualitas."

Kedua bola mata Aruna membesar. Diremehkan begitu saja. Bukan sekadar harga dirinya, tetapi juga sebuah makanan yang Aruna anggap sangat perlu dihormati.

"Jeng!" Temannya mengedipkan mata kanan, tak enak pada Aruna. Terkadang ia pun sedikit malu ketika berbelanja karena sifat perempuan berambut sebahu tersebut selalu merendahkan orang lain.

"Maaf, Mbak, saya rasa besar atau kecilnya toko tidak menjamin tentang kualitas satu produk yang dijualnya. Terkadang ada yang terlihat meragukan justru pemiliknya mementingkan kualitas. Tapi, ada juga yang tempatnya megah dan terlihat mewah, berbanding terbalik. Itu tergantung pemiliknya sendiri, apa dia bisa konsisten dari awal atau berbelok ketika merasa sudah dikenal." Aruna tersenyum kecil. Mencoba untuk tidak terpancing emosi. "Apa saya salah, Mbak?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Istri Berbuah Luka   Kelahiran bayi(Tamat)

    "Cepat! Bus harus segera berangkat," jawab si sopir.Aruna segera berbalik badan dan mengambil tempat duduk, sedangkan pria itu juga ikut naik. Entah mengapa perasaan Aruna sedikit tak karuan melihat sosok lelaki yang terakhir naik, seperti sebuah gerbang sedang terbuka untuk menuju satu jalan. "Astagfirullah, aku harus fokus ke diri sendiri." Aruna meluruskan pandangan ke depan dan memantapkan hati untuk tidak terlalu mengikuti hati.***Waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa Dzaki sudah ada di depan sebuah ruangan operasi menunggu sang istri melahirkan.Ya, Aruna harus melakukan operasi sesar karena ketuban lebih cepat dahulu pecah dan si bayi belum ada tanda-tanda siap keluar karena baru berusia tiga puluh tujuh minggu. Sebuah keputusan terbaik diambil untuk keselamatan keduanya.Bu Nani dan Pak Arya pun berada di sana, menenangkan Dzaki dengan terus mengingatkan anak bungsunya untuk pasrah pada Yang Maha Kuasa."Istigfar, Nak. Insya Allah, Istri dan anakmu baik-baik saja," ka

  • Cinta Istri Berbuah Luka   Mengunjungi Toko

    Amira pergi ke toko kue dengan diantar sopir. Ia menyuruh lelaki paruh baya yang sudah lama bekerja di rumahnya tersebut untuk pulang lebih dahulu. Sebab, Aruna berniat seharian berada di sini.Bi Mirna senang bisa melihat Aruna lagi. "Alhamdulillah, Neng sudah membaik," katanya dengan penuh rasa bahagia. Aruna sendiri merasa disambut oleh seorang Ibu. Hangat dan penuh rasa cinta."Maaf, ya, Bi, aku sudah lama tidak datang," imbuh Aruna.Bi Mirna mengelus perut Aruna pelan. "Tidak apa-apa, Neng. Jangan khawatirkan soal toko karena Bibi akan selalu berusaha menjaganya.""Terima kasih, Bi." Aruna memperhatikan sekitar. Semuanya masih sama seperti empat bulan yang lalu. Namun, sekarang ditambah dengan dua karyawan baru yang membantu. Menurut penuturan Bi Mirna, penjualan meningkat drastis di empat bulan terakhir. Aruna yang menerima laporan itu pun cukup senang. Selama ini Bi Mirna hanya melaporkan hasil keuangan ke kantor Dzaki karena tidak berani datang ke rumah Aruna."Bi, aku rindu s

  • Cinta Istri Berbuah Luka   Bagaimana Abizar?

    "Makanlah." Dzaki tampak lelah karena berkeliling mencari ramen di tengah malam. Namun, perasaan itu seketika hilang dengan melihat istrinya tersenyum bahagia.Aruna duduk di kursi makan yang berhadapan dengan Dzaki. Menelan ludah ketika melihat kentalnya kuah ramen yang bercampur dengan rasa pedas. "Masya Allah, pasti enak." Mengangkat kepala dan menatap Dzaki. "Terima kasih, Mas."Dzaki ikut tersenyum sambil mengulurkan tangan ke depan dan mengelus pucuk kepala istrinya. "Jangan ragu untuk katakan apa pun keinginanmu selama aku bisa. Ingat, kamu adalah istriku."Aruna mengangguk pelan. Benar-benar definisi diratukan oleh satu raja itu luar biasa bahagianya. "Tapi aku merasa bersalah karena Mas harus keliling untuk dapatkan ini."Tangan Dzaki masih berada di pucuk kepala Aruna. "Apa kamu tidak menganggapku suami?" Kedua pupil mata sontak membesar, lalu diikuti dengan gelengan kepala. "Kalau memang masih menganggap, biarkan aku membahagiakanmu dengan banyak cara. Kamu ratu di sini."H

  • Cinta Istri Berbuah Luka   Ramen

    "Sakitnya seorang Ibu itu nikmat, Sayang. Karena rasa bahagia ada adik bayi lebih besar dibandingkan rasa sakit," jawab Amira. Ia belum sanggup mengungkapkan identitas Abizar. Mungkin menunggu anak itu beranjak remaja saja.Pak Arya dan Bu Nani tidak berkat apa pun. Semua keputusan ada pada diri menantunya. Biarkan saja dahulu, Abizar pun belum tentu bisa memahami.Aruna berada di rumah sakit sekitar tiga hari. Setelah itu, ia kembali ke rumahnya sendiri dengan dibantu oleh asisten rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Aruna pun belum pergi ke toko. Mempercayakan semuanya pada Bi Marni.***Hari-hari berlalu dan akhirnya kehamilan Aruna menginjak usia enam belas Minggu. Rasa mual dan muntah berangsur membaik dan hanya dirasakan sesekali saja. Begitu pun dengan sakit kepala. Perut Aruna memang belum terlihat buncit karena usia kandungan masih kecil.Setiap harinya selalu ada saja yang diinginkan Aruna. Entah itu makanan ataupun sekadar ingin pergi ke suatu tempat. Selama itu

  • Cinta Istri Berbuah Luka   Masuk Rumah Sakit

    Aruna menjaga sekali kehamilannya. Tidak peduli rasa mual dan muntah itu semakin menyerang diri, ia terus berusaha untuk melakukan yang terbaik. Seminggu setelah vonis hamil dinyatakan, Aruna sama sekali tidak bisa bangun. Ia bahkan dilarikan ke rumah sakit karena terus menerus muntah yang mengharuskannya mendapatkan perawatan medis. Dzaki setia di samping. Bahkan saat Aruna merasakan mual di pagi hari, lelaki itu sigap untuk membawa sang istri ke kamar mandi."Aku ambilkan minum hangat, ya." Dzaki mendudukan Aruna di kasur. Mereka baru saja keluar dari kamar mandi hampir delapan kali. Wajah Aruna mulai terlihat pucat. Makanan dan minuman yang masuk akan kembali lagi. Lemas rasanya. "Iya, Mas." Aruna pasrah. Sakit ini akan berlalu dan digantikan kebahagiaan bertemu sang buah hati tercinta. Menginjak enam minggu memang masa-masa kritis, sekali pun ada ibu hamil yang memang baru merasakan mual di usia delapan minggu. Namun, ada sebagian lagi juga yang tidak merasakan morning sicknes

  • Cinta Istri Berbuah Luka   Selamat, Pak.

    "Selamat, Pak. Anda akan segera menjadi ayah." Dokter lelaki menyalami Dzaki. Pemeriksaan dilakukan sekitar dua puluh menit dan hasilnya Aruna positif hamil sekitar empat minggu. "Mungkin setelah ini gejala sakit kepala, mual dan muntahnya bisa saja bertambah parah. Tapi Ibu dan Bapak tidak perlu cemas karena itu hal biasa. Selalu pastikan Ibu mencukupi gizi si janin dan terus minum vitamin yang akan saya resepkan."Dzaki masih belum bergerak sama sekali, sedangkan Aruna terharu dengan mengucap kata syukur."Pak Dzaki baik-baik saja?" Dokter lelaki itu kembali bertanya.Dzaki sadar, kemudian berkata, "Apa benar Dok, kalau istri saya hamil?" Bertanya lagi untuk memastikan."Semuanya akurat dan ini hasilnya." Dokter memberikan isyarat mata pada suster untuk menyimpan hasil tespek di meja. "Garis yang satu memang masih samar, tapi ini sudah bisa membuktikan jika istri Anda hamil. Saya minta kerjasamanya untuk menjaga kandungan Ibu sampai waktu melahirkan nanti."Dzaki masih memegang tang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status