Share

Bab 380

Penulis: Yovana
Jessica bertanggung jawab untuk mengantar dan menjemput Regan setiap harinya.

Namun, beberapa hari ini Jessica tidak sengaja terkena flu, hingga terkena demam rendah selama berhari-hari. Kondisinya sedang kurang baik, jadi Steven menyuruh sopir, Pak Fredy, menangani masalah mengantar dan menjemput Regan selama beberapa hari ini.

Hanna datang lebih dulu, lalu menunggu di depan gerbang sekolah Regan.

Ketika melihat Regan turun dari mobil mewah, Hanna langsung memakai kacamata hitam dan maskernya. Dia turun dari mobil, lalu berlari mendekat dengan terburu-buru.

"Regan!"

Regan terdiam sejenak, mengira dia salah mendengar. Dia menggelengkan kepala, lalu terus berjalan ke depan.

"Regan, ini aku!"

Hanna melangkah maju untuk meraih Regan. "Ini Ibu!"

Regan yang ditarik oleh Hanna, terpaksa berbalik.

Ketika melihat wanita di hadapannya yang terbungkus rapat, Regan merasa sangat terkejut.

Ini benar-benar ibunya!

Namun, mengingat empat tahun lalu Hanna pergi tanpa pamit, keterkejutan di hati Regan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 393

    Hanna sengaja berpura-pura lemah agar Sabdi tergerak untuk melindunginya.Dulu, cara ini selalu berhasil.Namun, hari ini Hanna tidak mendapatkan keinginannya dengan Sabdi.Sabdi adalah seorang manajer veteran, dia memiliki aturan sendiri.Apa yang Hanna lakukan telah melewati batas kesabaran Sabdi.Sabdi pun berkata dengan marah, "Kenapa kamu baru mengatakan masalah sebesar ini sekarang? Kenapa nggak bicarakan denganku dari awal!"Hanna sontak tertegun, dia tidak menyangka Sabdi sama sekali tidak tersentuh dengan sosoknya yang lemah!Dia benar-benar tidak percaya. Dia mengernyit dan berujar dengan suara yang terisak, "Kak Sabdi ....""Hentikan!" sela Sabdi sambil berkacak sebelah tangan di pinggang dan menunjuk Hanna. "Mau memanggilku ayah juga percuma. Sudah kubilang, hal semacam ini sangat tabu bagiku!"Hanna juga sama sekali tidak menyangka akan seperti ini.Namun, Sabdi benar-benar tidak luluh. Hanna tahu bahwa percuma saja dia berpura-pura meminta belas kasihan dari Sabdi.Ekspre

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 392

    Di bawah sinar rembulan, angin sepoi-sepoi membelai pipi Vanesa yang mulus.Ujung jari Vanesa yang lentik pun memetik senar.Alunan musik yang indah mengalun merdu di malam hari.Dorian mendengarkan sejenak, lalu tiba-tiba menyadari sesuatu. "Ini ... lagu 'Kuas Kakek'?"Ternyata Vanesa bisa memainkan lagu ini!Dorian langsung mengambil ponselnya dan pertunjukan ini.Vanesa sudah bertahun-tahun tidak memainkan alat musik ini. Awalnya memang masih agak kikuk, tetapi lama-kelamaan mulai terbiasa.Lagu ini menarik perhatian para kru acara.Si sutradara pun melirik asistennya.Asisten itu segera membawakan penyangga kamera dan menyerahkannya kepada sutradara.Sutradara pun memasang penyangga dan merekam pertunjukan ini.Jerry berdiri di samping sambil merekam menggunakan ponselnya.Setelah lagu itu berakhir ....Suasana pun menjadi hening.Detik berikutnya, terdengarlah tepuk tangan meriah.Vanesa mengangkat pandangannya. Ternyata semua orang menontonnya kecuali Hanna, Sabdi dan Anna.Vanes

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 391

    Kru acara bekerja dengan sangat cepat. Beberapa menit kemudian, Dorian sudah membawakan alat musik daerah selatan itu.Dorian menyerahkan alat musik daerah selatan itu kepada Hanna. "Silakan lanjutkan, Bu Hanna!"Hanna menatap alat musik di depannya dengan bingung, dia tidak tahu harus apa.Vanesa pun menatap Hanna sambil tersenyum kecil."Bu Hanna, semua orang menantikan permainanmu. Kamu nggak akan mengecewakan mereka, 'kan?"Hanna menoleh menatap Vanesa.Mata Vanesa yang cantik tampak sedikit melengkung, senyumannya terkesan menantang.Vanesa sengaja!Hanna mengepalkan tangannya.Namun, dia harus tetap tenang di depan semua orang.Hanna tersenyum kecil dan berkata dengan lembut, "Maaf, aku lagi nggak enak badan hari ini. Permainanku pasti jelek."Semua orang merasa agak kecewa, tetapi apa boleh buat karena kondisi Hanna sedang tidak prima."Ya sudah kalau Bu Hanna lagi nggak enak badan," kata Pak Dimitri.Meskipun Edgar merasa agak kecewa, dia juga berujar dengan penuh pengertian, "

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 390

    Edgar berkata, "Oh, Chika, ya? Aku tahu. Acara itu sudah tayang tiga episode dan setiap lagu yang dia bawakan benar-benar luar biasa.""Aku juga tahu Chika. Ada yang bilang dia bakal jadi juara musim ini.""Yang paling utama, itu karena semua lagu yang dia bawakan adalah lagu ciptaannya sendiri. Punya gaya yang sangat khas. Bahkan, memadukan unsur-unsur warisan budaya tak benda. Itu sangat langka."Rossa mengangguk. "Benar. Sebenarnya teknik vokalnya biasa saja. Tapi, lagu-lagu yang dia bawakan benar-benar luar biasa. Selain itu, dia juga sudah mengonfirmasi di akun Twitter-nya. Katanya, semua lagu itu ciptaan Bu Hanna."Seketika, seluruh ruangan menjadi gempar.Semua orang langsung memandang ke arah Hanna.Genggaman tangan Hanna pada gelas airnya langsung mengencang.Memang benar, apa yang ditakutkan malah datang.Namun, ekspresi Hanna tetap tenang. "Bu Rossa terlalu memuji. Chika itu sepupuku. Mimpinya adalah menjadi penyanyi wanita. Aku cuma membantunya sedikit. Lagu-lagu itu cuma a

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 389

    Vanesa sedang mengobrol dengan Jerry ketika tiba-tiba dia merasakan tatapan Hanna. Vanesa pun terdiam sejenak dan menoleh.Mereka pun saling bertatapan. Hanna tersenyum kecil, kemudian memalingkan wajahnya pada tamu yang sedang berbicara dengannya dan menjawab dengan lembut.Vanesa memandanginya dengan ekspresi dingin.Jerry bertanya dengan suara pelan, "Ada apa?"Vanesa menarik kembali pandangannya dan menjawab lirih, "Nggak apa-apa."Jerry melirik Hanna sekilas, lalu kembali menatap Vanesa.Vanesa bersandar pada sandaran kursi lipat, memperhatikan Hanna yang sedang berbincang dengan tamu lain tanpa ekspresi.Namun, dalam mata yang terlihat tenang itu, tersembunyi dendam.Jerry mengalihkan pandangannya, lalu secara diam-diam melirik Rossa yang berada di sampingnya.Rossa membalas tatapannya. Alis cantiknya yang seperti pegunungan di kejauhan terangkat sedikit.Jerry pun menarik kembali pandangannya.Semua tamu sedang mengobrol dengan Hanna.Belakangan ini, Hanna memang sedang berada d

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 388

    "Aku mengerti," kata Hanna sambil menghela napas. "Kalau begitu, tolong belikan aku obat pereda nyeri. Kepalaku sakit sekali. Mungkin saat syuting nanti, aku nggak akan dalam kondisi terbaik. Tolong sampaikan juga pada tim produksi."Sabdi tertawa dan berkata, "Nggak masalah. Aku akan suruh asisten beli obat sekarang juga. Nanti, aku juga akan bicara pada Pak Yosef, supaya tim produksi bisa lebih memperhatikanmu."…Pukul sepuluh malam, suara serangga dan jangkrik terdengar nyaring. Bulan terang menggantung di langit.Pada hari pertama syuting, tim produksi menyiapkan area berkemah di halaman, dengan menyajikan makanan khas setempat agar para tamu bisa makan sambil menikmati cahaya bulan.Semua tamu hadir. Berhubung sutradara terus-menerus mengundangnya, Hanna akhirnya tidak bisa menolak lagi.Di halaman, lampu sorot menciptakan lingkaran cahaya oranye di atas rumput. Para tamu duduk melingkar di sekitar meja kemah.Di sebelah kanan Vanesa ada Rossa dan di sebelah kirinya ada Jerry.Je

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status